01 - Aya dan Kontrak Resmi

1.2K 52 17
                                    

Kubuka mataku, kulihat kipas angin di atas kepalaku berputar dengan lambat. Semalam sepertinya mendung membuat pagi buta menjadi terasa gerah dan membuat Joko menyalakan kipas angin putar dengan skala yang ringan.

Punggungku terasa pegal, baru beberapa jam Aku tertidur dan sekarang saat waktu menunjukkan pukul enam pagi, Aku terbangun.

Joko duduk dihadapanku, duduk di sofa seolah tak berpindah posisi dari semalam. Ia membaca koran. Lagi! Tapi kali ini harinya berbeda, tapi headline Kerangka Misterius masih menghantui halaman depan koran.

"Ahh Kau sudah bangun? Tidurlah lagi kalau masih lelah. Lia dan Aya yang menyiapkan makanan."

"Apa?"

Kesadaranku kembali maksimal, Aku belum pernah sekalipun membiarkan mereka menggunakan dapur. Dan Aku berharap mereka takkan pernah menggunakannya tanpa pengawasanku.

Aku tak jadi memasuki dapur, karena Aku tahu Aya dan Lia tak ada disana. Bagaimana Aku tahu mereka tak ada disana? Karena sebelum Aku memasuki ruang makan mereka sudah berada di sekitar meja makan dan menata makanan diatasnya.

Satu mangkok telur rebus khusus untuk Aya, tumis telur dan buncis, telur dadar, dan juga ketan. Semua makanan itu tertata di atas meja begitu saja, seolah-olah Aya dan Lia tidak memasaknya. Tapi memunculkannya begitu saja.

Jika kalian bingung, maka akan Aku perjelas. Sensasi yang kurasakan ini hanya bisa dirasakan oleh seorang anak SMA yang tinggal sendirian, dan memasak masakannya sendiri

"Ahh Selamat Pagi..."

Aya dan Lia menyapaku, sudah berseragam putih abu-abu dengan rambut panjang yang tersisir. Sementara itu Lia juga berseragam putih merah, tunggu apa?

"Ehm... Aku berterimakasih karena telah repot-repot memasak sementara Aku tertidur lelap. Akan tetapi Lia, kenapa kamu mengenakan seragam SD? Terlebih lagi, darimana kamu mendapatkannya?"

"Ahh Aku belum memberitahukannya ya? Mulai hari ini Aku akan sekolah, Joko yang akan mendaftarkanku sebagai walinya. Aku mungkin akan mendapatkan semacam ujian persamaan atau semacamnya, tapi jangan khawatir Aku sudah belajar."

Joko baru berubah menjadi manusia tempo hari dan Lia langsung memanfaatkannya untuk sekolah? Hmm.. Seharusnya memang begitu sih, lagipula Aku sekarang tak perlu mengkhawatirkannya karena sekarang sudah ada seseorang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi dengan Lia.

Meskipun Joko adalah Genderuwo, akan tetapi jika dilihat secara kasat mata Ia sangat cocok menjadi Ayah bagi Lia.

"Wah sudah matang ya?"

Joko tiba-tiba muncul dari belakang tubuhku, saat Ia berdiri Aku berubah menjadi pendek. Dengan tinggi nyaris dua meter dan tubuh berotot Joko benar-benar mirip Arnold Schwarzenegger.

"Ahh permisi, boleh Aku lewat."

Saat Joko masuk ke ruang makan Ia terpaksa merunduk agar tidak menghancurkan kusen pintu sekaligus temboknya, bayangkan kalau saja tiba-tiba Ia berubah wujud menjadi Uwo. Rumahku pasti hancur.

"Oi Joko, ngomong-ngomong kamu mau mendaftarkan Lia ke SD bukan? Apa kamu punya surat-suratnya?"

Mendengar pertanyaanku Joko hanya terdiam dan memilih duduk di kursi yang terlihat terlalu kecil dengan tubuhnya. Ia mengambil sehelai daun jati dari balik pakaiannya.

"Kau lihat ini?"

"Daun... Jati?"

"Baiklah, sekarang Aku balik."

Saat Joko membalik daun jati itu helai daunnya berubah menjadi selembar kertas dengan garis-garis daun yang berubah menjadi tulisan "Akte Kelahiran"

Malam Jumat [3] Paku PuntianakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang