12 - Legenda Ratu Segara

1.2K 48 22
                                    

Sejarah, sebuah kisah masa lalu yang benar-benar terjadi di masa lalu. Dengan dukungan beberapa fakta seperti bukti hidup maupun mati. Sejarah perang siluman ratusan tahun yang lalu mungkin menjadi sebuah misteri.

Namun disini Aku dan Aya memiliki bukti hidup yang menyaksikan, dan mengalami sendiri kejadian itu.

"Baiklah, tapi sebelum Aku memulai semua kisah peperangan itu, akan kuceritakan sedikit sejarah kemunculan kerajaan demit yang ada di Jawa.

Zaman dahulu, Dewi Sekarwatimara Sang Naga Selatan memiliki tiga orang putri dengan jiwa ular di dalamnya.

Dewi Rara Kidul yang memiliki watak welas asih dan bijaksana adalah simbol dari Naga hijau

Dewi Ningrum adalah simbol dari ular sanca, wataknya dingin, lemah lembut, akan tetapi Ia bisa menjadi sangat berbahaya. Tapi Ia jarang menunjukkan sosok dirinya dan lebih suka menyembunyikan kehadirannya dari panggung sejarah.

Dewi Blorong yang menyimbolkan ular kobra dan juga merupakan saudara tertua memiliki watak keras dan jahat. Dewi Blorong inilah yang sering menciptakan kekacauan di tanah jawa dengan ilmu hitamnya.

Ketiga dewi itu memiliki daerah kekuasaan masing-masing.

Dewi Rara Kidul mendapatkan keseluruhan dari Samudera Hindia, Dewi Blorong mendapat dataran Jawa, dan Dewi Ningrum mewarisi Istana Langit."

Joko bercerita lebih baik daripada guru sejarah kami, hal itulah yang baru saja Aya bisikkan ke telingaku, Aku ingin tertawa mendengarnya. Karena Aku ingata bahwa guru laki-laki itu pernah menyamakan Aya dengan Cleopatra saat pelajaran sejarah mesir.

Namun demi mendengarkan penjelasan Joko, Aku hanya memandang Aya dengan tatapan dingin sambil meletakkan jari terlunjukku di depan bibirku.

Melihat hal itu Aya melengos kesal, Ia segera berpura-pura fokus untuk mendengarkan cerita Joko.

"Dewi Rara Kidul dan Dewi Blorong sering bertikai dalam memperebutkan daerah kekuasaannya, karena bagi Dewi Blorong daerah pantai merupakan daratan. Tapi Dewi Rara Kidul beranggapan bahwa semua yang terkena air laut adalah daerah kekuasaannya.

Karena pertikaian itu menyebabkan perang yang berlarut-larut antara Naga dan Demit, Dewi Rara Kidul mengalah dan menyerahkan semua pantai dan perairannya kepada Blorong dan menggunakan ombak besar untuk melindungi kerajaannya yang berada di kedalaman Samudera Hindia.

Namun meski begitu, Blorong masih belum puas, Ia menginginkan daerah kekuasaan yang lebih luas lagi. Untuk itulah Ia menggunakan kekuatannya untuk mengubah manusia menjadi dedemit, lalu menempatkan mereka pada perairan pantai miliknya. Lalu perlahan-lahan setiap ratu-ratu kecil yang Ia tempatkan akan memperluas daerah kekuasaannya masing-masing dan menguntungkannya.

Manusia pertama yang Ia goda untuk jatuh ke dalam kegelapan adalah Dewi Kaditha yang merupakan Putri Raja dari Kerajaan Kuno. Dewi Kaditha awalnya sangat cantik, tapi Ia sering menolak pinangan orang, dan itu menyebabkan Ia diguna-gunai sampai sekujur tubuhnya berbau amis dan bersisik.

Karena hal itu, Dewi Kaditha terusir dari istana dan bunuh diri di sebuah tebing, saat Ia menceburkan diri ke samudera, penyakitnya sembuh atas pertolongan dari Dewi Blorong.

Setelah Dewi Kaditha sembuh dari penyakitnya, Blorong memberikannya kesakitan dan sebuah kerajaan di Pantai Karang hawu.

Sedikit demi sedikit Blorong berhasil memperluas kekuasaannya, menggunakan putri kerajaan dan dewi terkutuk untuk menjadi bidak-bidaknya. Dewi Rara Kidul merasa terdesak, akan tetapi Ia memilih untuk terdiam, Ia menunggu saat yang tepat untuk membalas perbuatan Blorong.

Sementara itu Dewi Blorong menggunakan bidak-bidaknya untuk mempermainkan raja-raja jawa. Ia gunakan setiap Ratu yang Ia ciptakan untuk memperbudak raja-raja jawa, mengimingi mereka dengan kekuasaan dan kejayaan yang sebenarnya adalah kehancuran.

Malam Jumat [3] Paku PuntianakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang