Chapter 4

2.8K 322 7
                                        

Minggu demi minggu telah berlalu. Waktu berjalan sungguh lambat. Sekolah masih sama membosankannya seperti biasa.
Beberapa minggu ini kulewati dengan latihan basket setiap pulang sekolah. Pertandingan demi pertandingan mengantarkan sekolah kami memasuki final.

Antara sekolah dan basket, sungguh membuatku merasa kelelahan. Tidak banyak kejadian yg menarik beberapa hari ini. Kecuali saat makan siang hari ini. Jeonghan memutuskan myungho lebih awal jika dibandingkan dengan pacarnya yg lain. 3 minggu 1 hari. Rekor tercepat menurut jeonghan.

Saat myungho berjalan ke kantin, dia terlihat uring-uringan. Wajahnya memerah dan tangannya mengepal. Tapi saat dia duduk dengan genk-nya, tak banyak kata yg dia ucapkan saat teman-temannya menanyakan keadaannya. Satu lagi korban jeonghan. Pria malang yg benar-benar telah jatuh hati dengan sahabatku.

Aku tidak melihat sahabatku di kantin sama sekali. Hanya satu tempat yg akan dia tuju saat ini. Aku berpamitan dengan teman-teman basket ku dan mencari baby doll-ku.

Di sana dia duduk, di deretan tempat duduk penonton di lapangan bola. Menurut dia tempat itu adalah tempat yg strategis saat dia ingin menjernihkan pikirannya. Aku segera berjalan menuju ke arahnya.

Tanpa basa-basi ku rengkuh pinggang baby doll, dan seperti biasa dia akan merebahkan kepalanya di pundakku. Tak sepatah katapun yg kami ucapkan. Kami seakan-akan mampu berkomunikasi tanpa kata.

Aku tau bahwa dia merasa sangat bersalah saat ini. Tapi dia tak sanggup berbuat apa-apa. Bukan salah dia jika myungho benar-benar mencintainya. Dan bukan salah dia jika hatinya tak mampu membalas cinta myungho.

"Dia mencintaiku."

"Aku tau."

"Apa yg harus kulakukan seung-ah? Kenapa dia harus mencintai orang seperti ku?"

Ku angkat dagunya saat aku mendengar kata-kata itu dari mulutnya.

"Orang seperti apa maksudmu, baby doll?"

"Orang yg hina dan kotor." Suaranya melirih.

Kupegang wajah jeonghan dan kutahan tatapannya.

"Jangan pernah sekalipun kamu berbicara tentang dirimu sendiri seperti itu baby doll. Jeonghan yg aku tau adalah seseorang yg cantik dan terhormat, pintar, lucu, dan sempurna. Ingat itu baby doll!!!"

Dia menggelengkan kepalanya, "Itu hanya jeonghan di masa lalu, seung-ah."

"Bukan baby doll. Tapi sosok jeonghan itu adalah sosok jeonghan di mata seung-ah sampai saat ini."

Aku tersenyum, berusaha menghiburnya.

Matanya tiba2 berkaca-kaca. Direngkuhnya leherku dan dibenamkan wajahnya di bahu kiriku, "Dasar seung-ah bodoh."

Kupeluk pinggangnya dan kubelai punggungnya.

"Aku tidak bodoh baby doll. Tapi asal kau tau, penilaianku tak akan pernah salah tentangmu. Baby doll-ku bukan orang yg hina dan kotor, tapi dia sempurna adanya."

End of Chapter 4


BEST FRIEND? - PrivateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang