Dua hari telah berlalu dari hari dimana jeonghan dan myungho putus. Tapi masih terlihat dengan jelas wajah kecewa myungho terhadap jeonghan. Setiap kali jeonghan berjalan memasuki kantin, kulihat myungho selalu menghindarinya.
Jeonghan juga belum memilih laki-laki yg akan menjadi kekasih selanjutnya. Aku sangat mengenal jeonghan, saat ini jeonghan pasti masih sangat berhati-hati dengan hati myungho. Dia tak ingin menyakitinya lagi dan lagi.Terlihat sosok jeonghan yg membawa nampan makanannya dan berjalan ke arah mejaku. Spontan teman-teman satu klub ku bersorak. Mereka masing-masing mengosongkan bangku di samping mereka untuk mempersilahkan jeonghan duduk. Jeonghan hanya tersenyum kecil melihat tingkah teman-temanku dan menyeret kursi dari meja lain untuk duduk di sampingku. Aku berusaha menyembunyikan senyum kemenanganku.
"Seung-ah."
"Hei baby doll."Belum sempat aku mengajaknya untuk mengobrol, terdengar suara seseorang di seberangku.
"Jadi, hei cantik, siapa yg akan kau pilih selanjutnya?" Ternyata mingyu yg mengajukan pertanyaan itu. Raut mukanya menunjukkan mimik wajah orang yg ingin menerkam sesuatu, atau lebih tepatnya menerkam seseorang. Aku sedikit bergidik melihatnya.
Jeonghan hanya tersenyum simpul, "Belum tau mingyu-yah, aku baru saja putus dengan myungho. Mungkin aku ingin berhenti sejenak memikirkan tentang sosok pacar di hidupku."
Rahang mingyu mengeras, "Tapi bagaimana dengan peraturanmu yg menyatakan bahwa kamu akan memilih laki-laki lain setelah kamu putus dengan pacar 1 bulanmu?"
"Peraturan itu kubuat sendiri kim mingyu. Jadi aku berhak merubahnya, bahkan menghapusnya." Suara jeonghan semakin tinggi. Aku mendeteksi rasa jengkel dalam nada suaranya itu.
Mingyu mengangkat kedua tangannya seolah-olah hendak menyerah, "Baiklah cantik. Tapi ingatlah, jika kau akan memilih pacar lagi, aku mengajukan diriku. Dan kujamin, kau tidak akan kecewa menjadi pacarku."
Terdengar teriakan tidak setuju dari teman-teman klub basket yg lainnya. Mingyu memang temanku. Dia telah bersama-sama denganku selama 3 tahun. Selalu sekelas dan sebagai sesama anggota tim basket, aku tak pernah menyangka bahwa mingyu tertarik dengan baby doll-ku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan ekspresi dan pilihan katanya tadi, saat dia berbicara dengan jeonghan. Ada nada yg terdengar seperti merendahkan dan meremehkan sahabatku. Seolah-olah jeonghan adalah seseorang yg murahan. Ingin rasanya aku marah dan melempar muka mingyu dengan kursi.
Tiba-tiba kurasakan tangan baby doll mencoba membuka kepalan tanganku. Dibukanya satu per satu jemariku yg tanpa sadar sudah kukepalkan erat setelah mendengar mingyu berbicara tadi, mulai dari ibu jariku, telunjuk, jari tengah, jari manis, dan kelingkingku. Begitu pula dengan kepalan tanganku yg satunya. Kemudian diletakkanya tanganku di pangkuanku sendiri dan dia menggenggam singkat tanganku.
Kulihat wajahnya yg tenang, kemudian dia menoleh ke arahku. Kulihat bibirnya bergerak membentuk kata-kata tanpa suara, "It's ok. I'm fine."
End of Chapter 5
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIEND? - Private
Fanfic"Tidak, dia bukanlah kekasihku. Jeonghan, hanyalah sahabatku. Sahabat baikku. Benarkah?" My Second Jeongcheol Fanfiction YAOI (NO Gender Switch) Violence Abuse Slutty Jeonghan^^