Chapter 22 (Jeonghan's PoV)

2.3K 261 17
                                    

Hari ini sangat melelahkan. 4 sesi pemotretan berturut-turut dan semuanya berada di lain tempat. Dari studio ke studio lain, kumanfaatkan untuk tidur sejenak. Lumayan untuk menambah jam tidurku yg hanya bisa tidur 1-2 jam dalam semalam.

Sudah setahun ini aku menjalani profesiku sebagai seorang model. Itu semua berkat jasa joshua. Pamannya masih menjadi pemegang saham terbesar di agency model tempatku bernaung. Dialah yg menawariku pekerjaan ini. Dan tanpa dukungan joshua, mungkin aku tak akan pernah menerima tawaran pamannya.

Joshua kini adalah sahabatku. Walaupun kami sudah bukan lagi pasangan kekasih, tapi kami tetap menjalin hubungan yg baik sampai saat ini. Baru saja dia mengirimiku pesan singkat mengingatkanku untuk makan malam.

Joshua adalah laki-laki yg baik. Aku tau bahwa dia masih mencintaiku sampai sekarang. Setiap kali kami bertemu, di saat dia mengira bahwa aku tidak memperhatikannya, aku selalu bisa merasakan tatapannya ke arahku. Namun entah mengapa, aku tak bisa mencintainya. Ya, aku tau, itu semua karena hatiku telah menjadi milik orang lain. Maafkan aku, josh.

Sekitar 5 bulan yg lalu, saat aku pulang dari rumah joshua, sepanjang perjalanan pulang dari rumahnya, katakata joshua terus berputar di kepalaku. Kata-katanya seakan-akan membebaskanku dari semua kabut di hatiku.

Sejak seung-ah pergi menghilang dan meninggalkanku, aku seperti orang kalut. Aku bagai kehilangan tangan dan kaki kananku. Aku tak mampu berfungsi secara sempurna.

Benar saat itu aku masih memiliki joshua. Dialah yg mengingatkanku bahwa tangan dan kaki kananku masih menempel sempurna pada tubuhku, tapi itu tidaklah sama kurasa. Saat itu, aku berpikir bahwa mungkin itulah rasanya kehilangan sosok sahabat. Orang yg selalu bersama sejak kecil, mengerti kita luar dalam, namun kemudian dia harus tiba-tiba pergi menghilang entah kemana. Rasanya sakit, rasanya terkhianati, rasanya seperti terbuang. Kemudian, di tiap-tiap hari yg kujalani tanpanya, aku seakan-akan melihatnya dalam hidupku sehari-hari. Bahkan aku selalu membandingkan hal-hal yg sama dan yg berbeda antara joshua dan seung-ah.
Joshua yg selalu membereskan sendiri piringnya dan piringku setiap selesai makan, mirip dengan kebiasaannya. Joshua yg tidak bisa minum teh karena perutnya yg bermasalah, berbeda dengannya yg selalu meluangkan waktunya untuk minum teh bersama mamanya. Joshua yg selalu memelukku dalam tidurnya dan mencium keningku sebelum tidur, mengingatkanku padanya. Joshua yg ini....Seung-ah yg ini....Joshua yg itu....dan Seung-ah yg itu.... Selalu itu yg kulakukan. Selalu itu yg kupikirkan. Perasaan apa itu? Apa yg terjadi padaku? Mengapa? Semua pertanyaan itu berkecamuk dalam pikiranku, namun aku tak pernah mendapatkan jawabannya.

Hingga di pagi hari itu, saat aku tak sengaja memanggil joshua dengan sebutan 'seung-ah'. Pagi itu, entah mengapa joshua untuk pertama kalinya memanggilku 'angel'. Sebutan yg selalu seung-ah ucapkan setiap kali dia membangunkanku dari tidurku. Dan aku membuat sebuah kesalahan fatal. Aku menyakiti hati joshua.

Orang yg selama ini baik padaku, kebaikannya kubalas dengan menyakitinya. Sama seperti yg telah kulakukan pada seokmin dan myungho.

Joshua meninggalkanku sendiri di tempat tidurnya. Saat itu aku bimbang, haruskah aku meminta maaf padanya dan memohon untuk kembali padanya, ataukah aku harus mempercayai pernyataannya, "Kamu mencintainya." Benarkah aku mencintainya? Benarkah aku mencintai seung-ah? Apa yg membuat joshua yakin bahwa aku tidak mencintainya, melainkan seung-ah? Sepanjang perjalanan pulang dari rumah joshua, aku memikirkan semua apa yg diucapkan joshua, apa yg selama ini kurasakan saat bersama seung-ah, dan apa yg selama ini kurasakan saat seung-ah menghilang.

Tiba-tiba seperti ada sebuah pukulan keras di dadaku. Jantungku seperti berhenti sepersekian detik. Nafasku tiba-tiba sesak. Aku sampai harus meminggirkan mobilku. Dan semua akhirnya kusadari. Hati dan pikiranku yg selalu mencarinya. Hati dan pikiranku yg selalu membutuhkannya. Hati dan pikiranku yg selalu merasa bahwa dia masih berada dalam hidupku. Itu semua karena aku mencintainya. Aku mencintai seung-ah. Aku mencintai sahabatku.

BEST FRIEND? - PrivateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang