Waktu berlalu begitu cepat. Kini, sudah hampir sebulan sejak kejadian di perpustakaan. Tak ada satu pun kata terucap dari jeonghan, namun aku juga terlalu takut untuk mengawalinya. Setiap kali aku berpapasan dengannya , kata-kata "Sudahkah kamu memaafkanku?" dan "Bisakah aku menjadi sahabatmu lagi?", selalu tercekat di tenggorokan ini.
Sebulan ini aku selalu melihat dan mengawasinya dari jauh. Berada di samping laki-laki itu, membuat baby doll jauh menjadi lebih tenang. Sosok jeonghan kini sudah bukan lagi populer karena sifatnya yg liar dan suka bergonta-ganti pacar. Kini dia populer sebagai jeonghan kekasih dari joshua, siswa baru yg kaya dan tampan. Bahkan, setelah sebulan lebih berpacaran dengan joshua, baby doll tak terlihat menggantinya dengan lelaki manapun.
Selamat baby doll, akhirnya kamu mendapatkan kebahagiaanmu. Disini tugasku untuk menjaga dan melindungimu telah selesai. Kini kamu memilikinya. Kuharap dia akan selalu berada di sisimu dan bisa membahagiakanmu.
Jika aku ditanya, apakah aku akan menyerah begitu saja terhadap perasaanku padamu? Sebenarnya aku tidak ingin menyerah. Tapi, tidak munafik bahwa ya, saat ini aku telah menyerah. Walaupun perih tapi aku rela, karena kamu pun telah bahagia bersamanya baby doll.
***
Hari-hari menjelang ujian kelulusan semakin dekat. Kelas tambahan di sore hari juga semakin intensif. Mungkin dengan kesibukan ini, pikiranku dapat teralihkan dari paras cantik seseorang dan senyuman indahnya yg telah menjadi milik orang lain.
Selain sibuk dengan kelas tambahan, aku juga mulai mencoba menata masa depanku. Berbagai lomba fotografi terus kuikuti. Menyabet beberapa penghargaan, membuat karyaku mulai dikenal oleh banyak orang. Promosi di layar cetak juga sangat membantu memperkenalkan karya-karyaku di mata dunia. Banyak pujian terhadap karyaku dalam menangkap berbagai ekspresi dari obyek fotoku. Foto orang yg sedang melamun di kedai kopi, foto orang yg sedang berkonsentrasi menentukan baju yg akan dibelinya di pasar, dan berbagai ekspresi orang yg kutangkap secara candid.
Banyak ahli fotografi yg menyebut karyaku ini sebagai sebuah kejujuran karya. Undangan pameran di salah satu pameran fotografi terbesar di kota, adalah sebuah tawaran yg sangat berharga bagiku dan tak akan kusia-siakan. Di pameran itu, aku hanya diberikan satu space kosong untuk memamerkan karya terbaikku. Dan karyaku akan dipajang bersamaan dengan karya fotografi dari beberapa fotografer terkenal. Bahkan ada fotografer terkenal dari luar negri. Jadi, aku harus bisa segera menemukan obyek foto yg nantinya akan menjadi sebuah karya terbaikku.
Saat ini adalah jam istirahat. Dengan deadline pameran fotografi yg semakin dekat, aku membawa kamera DSLR ku kemana-mana, bahkan di sekolah aku juga selalu menentengnya kemanapun. Siapa tau, tiba-tiba saja aku mendapatkan sebuah ide, sehingga bisa segera langsung kuabadikan di kameraku.
Jam istirahat kali ini aku tidak ingin ke kantin, kumanfaatkan waktu ini untuk berburu obyek foto. Aku berjalan-jalan di halaman sekolah. Saat aku menengok ke atas, di jendela lantai 2 kulihat sosoknya yg seperti biasa selalu memandang jauh melihat garis cakrawala dengan tatapannya yg kosong.
Kuarahkan kameraku ke atas, dan aku mengambil beberapa gambarnya. Sudah lama memang aku ingin mengabadikan kebiasaannya itu, namun baru kali ini aku mendapatkan kesempatan. Kulihat hasilnya, dan betapa beruntungnya aku berhasil menangkap obyek foto yg sangat indah. Sekali lagi kuangkat kameraku dan kuambil lagi beberapa gambarnya dari berbagai sudut.
"Kira-kira menurutmu, apa yg ada dalam kepalanya saat dia melakukan itu?"
Suara yg datang dari arah belakang, membuatku sangat terkejut. Kubalikkan badanku dan kulihat laki-laki yg kini ada di hati baby doll sedang berada tepat di hadapanku.
"Maaf? Apa yg barusan kamu katakan?"
Dia menjulurkan tangannya, "Joshua. Hong Joshua. Choi Seungcheol kan? Teman-teman klub musik banyak membicarakanmu. Sahabat jeonghan dari kecil, benar?"
Kusambut jabatan tangannya, "Ya, kamu benar. Aku Choi Seungcheol."
"Jangan terlalu formal Choi. Anggap saja aku ini temanmu. Kamu adalah sahabat jeonghan dan aku adalah kekasihnya. Jadi, secara tak langsung kita berteman."
Aku hanya meringis mendengar perkataanya. Andai dia tau bahwa aku dan jeonghan sudah tidak bersahabat lagi.
Kulihat dia mengarahkan pandangannya ke atas, ke arah baby doll. Kemudian kutemukan wajahnya memandang jeonghan penuh kagum. "Setiap kali aku menangkap ekspresi kosongnya itu, aku terus berpikir kira-kira apa yg ada di dalam kepalanya? Dia seperti menyembunyikan sesuatu di dalam kepalanya itu, namun saat aku menanyakannya, dia selalu mengelak dan hanya membalas pertanyaanku itu dengan senyuman. Dia masih menjadi sebuah misteri untukku. Apakah kau mengetahui sesuatu Choi?"
"Sampai saat ini aku juga tidak mengetahui pasti apa yg menyebabkan dia memiliki ekspresi itu. Tapi aku tak pernah menanyakannya. Karena bagiku, dia bukanlah sebuah misteri, tapi dia adalah sebuah kesempurnaan."
Menyadari apa yg baru saja kukatakan, aku melihat ke arah joshua. Kulihat alis mata kanan joshua terangkat ke atas dan dahinya mengerut. "Apa maksudmu Choi?"
Shit. Apa yg barusan kukatakan? Kenapa aku tak bisa mengontrol mulutku ini? Dasar bodoh! Sialan!
"Bukan apa-apa Hong. Permisi, aku harus menemui teman-teman basketku di kantin."
Dengan rasa panik, aku mengarahkan kaki ku untuk segera melarikan diri dari tatapannya yg penuh tanda tanya.
End of Chapter 15

KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIEND? - Private
Fanfiction"Tidak, dia bukanlah kekasihku. Jeonghan, hanyalah sahabatku. Sahabat baikku. Benarkah?" My Second Jeongcheol Fanfiction YAOI (NO Gender Switch) Violence Abuse Slutty Jeonghan^^