Chapter 13

2.2K 284 15
                                        

Seminggu, aku mengurung diriku di rumah.
Seminggu, aku berusaha melarikan diri dari semua masalahku.
Seminggu, aku membuka jendela kamarku tiap malam dan berharap dia akan datang untuk mencari perlindungan dariku.
Seminggu, aku menahan kekecewaanku karena tak pernah melihat sosoknya datang padaku.
Seminggu, waktu yg kurasa cukup untuk menata kembali hidupku.

Pagi ini aku bersiap untuk berangkat ke sekolah. Mempersiapkan diri untuk bertemu dengannya dan melihat wajahnya. Mempersiapkan diri jika tiba-tiba dia harus melihatku dengan tatapan penuh kebencian.

Saat selesai memarkirkan mobilku, aku tak langsung turun. Melihat bentuk gedung sekolahku, membuat nyaliku menciut dan ingin segera memutar kemudiku untuk pulang lagi ke rumah.
TIDAK. Sampai kapan aku harus terus lari?! Kubulatkan tekadku, dan segera turun dari mobilku, menyusuri lorong sekolah, dan menuju kelas pertamaku hari ini.

Saat menyusuri lorong sekolah, aku merasakan aura yg sedikit berbeda. Tapi, aku tak tau apa dan kenapa. Tiba-tiba aku merasakan lengan seseorang merangkul bahuku dari belakang.

"Hei man. Kemana saja kamu? Rasa-rasanya aku sudah cukup lama tak melihatmu di sekolah."

"Hei wonwoo-yah. Aku hanya tidak enak badan seminggu kemarin."

"Hei seungcheol, apa kamu tau, setelah insiden kamu memukul mingyu di depan kelas seminggu yg lalu, jeonghan tiba-tiba memutuskan mingyu walaupun mereka baru pacaran 3 hari?"

Aku hanya menggelengkan kepalaku.

"Dan apa kamu tau, kalau sekarang jeonghan sudah punya pacar baru?"

Nafasku tercekat. Melihat ekspresiku yg kosong dan tak ada reaksi terhadap ceritanya, wonwoo mengartikan bahwa aku juga tidak mengetahui tentang berita tersebut dan meneruskan ceritanya.

"Pacar barunya jeonghan adalah siswa baru pindahan dari SMA elite di Amerika, man!! Dia anak orang kaya. Kudengar dia juga siswa yg pintar. Dan untuk wajahnya, yah sebelas-duabelas dengan wajahku."

Aku tak tau harus seperti apa aku bereaksi terhadap cerita wonwoo ini. Jadi aku hanya menghela napas panjang dan berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Bagaimana dengan mingyu? Setelah aku memukulnya, bagaimana keadaannya?"

"Dia memang orang brengsek yg pernah hidup seungcheol-ah. Aku dan anak-anak klub basket juga berpendapat seperti itu. Jadi wajar saja jika kamu memukulnya."

"Aku serius jeon wonwoo. Bagaimana dia?"

"Retak hidung. Selebihnya dia baik-baik saja. Kamu tinggal minta maaf padanya, aku rasa semuanya akan kembali baik-baik saja."

Tak terasa, kami berdua telah tiba di depan kelas. Tanpa sadar aku mencari-cari sepasang mata indahnya. Di sana dia, di bangku favoritnya, di deretan paling belakang, dan dekat dengan jendela yg menghadap ke pemandangan luar.

Mendengar wonwoo yg ribut mengumumkan kehadiranku di kelas setelah seminggu menghilang, dia juga ikut menoleh ke arah pintu masuk kelas. Kutangkap tatapannya. Aku memberanikan diri untuk melemparkan senyumku padanya. Namun, dia membuang mukanya. Senyumku menghilang. Hatiku mencelos. Kini, tak lagi sudi dia melihatku.

***

Meminta maaf pada mingyu adalah pekerjaan mudah. Kutepuk bahunya dan aku meminta maaf padanya layaknya seorang lelaki. Mengakui kesalahanku karena telah memukulnya tiba-tiba dan tanpa tau cerita selengkapnya seperti apa. Kujanjikan dia makan siang di kantin gratis, dan seketika itu juga mingyu memaafkanku dengan mudahnya.

Sepanjang pelajaran, aku tak bisa berkonsentrasi. Aku terus memikirkan cerita wonwoo di lorong sekolah tadi pagi. Tentang pacar baru baby doll. Penggambaran sosok yg sempurna untuk seorang laki-laki. Pintar dan kaya. 

Sesekali aku mencuri pandang pada bangku di sebelah kiriku. Kulihat jeonghan yang biasanya. Jeonghan yg selalu menatap jauh ke luar jendela. Tapi bedanya, kali ini dia tak akan berbalik menatapku, menyunggingkan senyum manisnya, dan melemparkan ciuman jauhnya.

Aku merindukan masa-masa itu. Masa-masa dimana dia masih berada di sisiku. Walaupun dia hanya sahabatku, setidaknya aku bahagia. Walaupun dia hanya sahabatku, setidaknya aku bisa memeluknya. Kini dia seakan-akan telah hidup jauh dariku, dan seakan-akan masa indah itu sudah terjadi berpuluh-puluh tahun yg lalu.

Terhanyut dalam lamunanku sendiri, aku tak merasa bahwa waktu cepat berlalu. Bel tanda istirahat berbunyi. Seluruh penghuni kelas bersorak karena bisa lepas dari pelajaran yg membosankan ini.
Mingyu mendatangi bangkuku dan menarik lenganku. Sudah tak sabar lagi dia untuk bisa menyantap makan siang gratis. Kemudian terdengar suara wonwoo memanggil namaku cukup keras menggelegar dari ujung ruangan.

"Seungcheol-ah!!!"

Aku menoleh ke arahnya dan kulihat dia menganggukkan dagunya ke arah pintu kelas. Dan di sana kulihat sosok pacar baru baby doll. Pandangan dan senyumnya lembut saat jeonghan mendekatinya. Kemudian kulihat dia dengan perlahan menyelipkan lengannya ke pinggang baby doll. Sesaat aku bisa melihat wajah baby doll, dan aku merutuk mataku yg dapat melihat dengan jelas senyum cantik tersungging di wajah baby doll, membalas senyuman pacar barunya itu.

Dan aku juga mengutuk perasaanku yg tiba-tiba berkata, bahwa kali ini jeonghan telah menemukan kebahagiaannya.

End of Chapter 13

BEST FRIEND? - PrivateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang