Chapter 9

133 16 0
                                    

***
Aku bangun dan aku masih tertidur di rumah sakit ini. Tak lama kemudian, ada yang mengetuk pintu. Aku beranjak dari kursi panjang deket kasur Liam ke arah pintu, lalu membukanya. Ternyata ini dokter James. 

"Selamat pagi, Nona Jenna."

"Selamat pagi, dok."

"Apa Liam sudah bangun?"

"Kurasa sudah. Aku ingin ke kamar mandi sebentar. Silahkan masuk."

Dokter James masuk dan mengecek bagaimana keadaan Liam sementara aku sedang mandi. Setelah berpakaian, aku tidak melihat Dokter James dimanapun. Mungkin dia sudah pergi. Aku mengusapkan kepalaku dengan handuk karena rambutku sangat basah.

"Li, dokternya sudah pergi?"

"Ya, dia bilang hari ini aku boleh pulang."

"Oh, itu bagus. Sekarang?"

"Ya, sekarang. Tolong rapikan barang-barangku, Jen."

"Tentu. Kau berbaring saja lagi. Aku akan membereskan ini semua."

Aku mulai membereskan baju Liam, lalu sampah yang tergeletak di lantai. Cukup lama aku membersihkan ini semua, setelah membesihkan kamar Liam, ada seorang suster datang dengan peralatan infus.

"Tuan Liam. Kau boleh pulang, tapi aku akan menyabutkan infusmu terlebih dahulu."

Liam mengangguk dan menutup matanya. Dia tidak mau melihat jarum infus keluar dari lengannnya. Setelah berhasil keluar, kami berterimakasih pada suster itu, lalu pergi ke parkiran. Aku menuntun Liam karena dia tidak terlalu bisa jalan dengan baik. Aku membukakan pintunya untuknya, lalu meletakkan tasku dengannya di dalam bagasi mobil. Aku masuk ke dalam kursi pengendara dan menjalankan mobilnya.

"Li, kau ingin pulang dulu atau langsung saja?"

"Langsung saja."

"Baiklah."

Selama perjalanan, aku hanya fokus pada setirku. Liam tertidur pulas dikursinya. Dia kelihatan sangat lelah. Kamipun tiba di studionya. Studio yang sangat besar.

"Li, bangun. Kita sudah sampai.",

"Oh ya? Baiklah. Ayo masuk."

"Mmh."

Aku keluar lalu membukakan pintu untuk Liam. Aku menuntunnya ke dalam. Kami memasuki ruangan yang bertulisan "Niall's Room". Mungkin ini tempat kerja Niall saat ia sedang membuat lagu. 

"Hey, semua."

"Hey, mate."

"Hi, dude."

"Welcome, Jenna and Liam."

Semua menyapaku kecuali Harry. Ok, memang dia aneh, tapi biarkanlah. 

"Jenna, aku dan theboys memiliki rapat sebentar. Kau mau ikut atau mau di dalam ruang rekaman?"

Well, sejujurnya aku mau ikut, tapi karena ini 'bisnis' mereka, jadi aku menggelengkan kepalaku untuk tidak ikut dengannya. Mereka sudah masuk ke ruang rapat. Tadi Niall bilang aku boleh mengelilingi Studio's Stars ini karena Niall mengizinkanku. Dari pada aku bosan disini, mending aku mengelilingi studio yang besar ini. Kalau tidak salah, banyak artis merekam lagunya disini. Seperti Selena Gomez, Demi Lovato, dan artis-artis terkenal lainnya. Well, dulu saat aku masih sekolah menengah pertama, aku juga memiliki band. Aku menjadi vokalis. Aku juga mencari uang karena kebutuhan kami juga tidak lebih saat itu. Aku berhenti karena kakakku marah padaku karena aku membuat band tidakjelas hanya karena aku ingin menghasilkan uang untuk mereka. shit. Sekarang aku jadi keinget Dann soal tempo hari yang lalu. Aku sangat merindukannya. Sekarang aku bahkan tidak tau aku dimana, mungkin aku hanya mutar-mutar sedikit dan kembali lagi ke tempat awal. Well, dari pada aku hilang di studio ini, aku memasuki ruang rekaman yang Liam bilang tadi. Aku mengetuk lebih dahulu. Tapi tidak ada yang menjawab. Dengan begitu, Aku masuk dan aku melihat Harry yang sedang tertidur. Astaga, dia tertidur seperti anak kecil. Liat dia, sungguh menggemaskan. Aku melangka secara perlahan-lahan dan duduk di kursi sebelah Harry. Aku ingat bahwa aku pernah menyanyikan lagunya charlie puth yang 'One Call Away'. Aku sangat ingin menyanyikan lagu itu. Tapi karena Harry sedang tertidur, aku tidak mau membangunkannya. Dia terlihat sangat lelah.

Aku memlilih untuk mendengarkan musik dengan earphoneku. Aku memutarkan lagu 'One Call Away' yang sedang ada dikepalaku. Karena aku sangat fokus mendengarkan lagu ini, aku bahkan menyanyikan lagunya. Aku tidak ingat bahwa Harry sedang tertidur pulas disebelahku. Mungkin sekarang dia sudah bangun. Tiba-tiba, aku tidak mendengar musiknya lagi karena Harry sudah bangun dan melepaskan earphoneku.

All The Love, H.Where stories live. Discover now