"Cam! Astaga! Untuk apa ini?" Aku menaruh tanganku kepipiku dan terlihat kaget. Astaga, aku tak menyangka.
Dia memberikanku bunganya. "Ini untukmu, Jenna. Aku membelikan ini hanya untukmu." Aku menerimanya pemberiannya tapi mengapa dia melakukan hal semanis ini? Hal seperti orang yang berpacaran.
"Jenna, ayo berangkat." Dia memberikanku tangannya. Wait what? "Ada apa, Cam?" Tanyaku sambil membawa bunga yang diberikannya. "Peganglah tanganku. Kau tidak keberatan kan?" Memegang tangan Cam? Tentu saja tidak. Aku menggelengkan kepalaku lalu memegang tangannya. Kami berjalan menuju mobil Mercedes Benznya Cam. Cam membukakakn pintu untukku lalu dia masuk ke kursi pengendara.
Dia memasukkan seatbeltnya. "Kau sudah siap?" Dia menatapku dengan kesiapannya. Memangnya siap untuk apa? Pergi ke Mall? Tentu aku sudah siap.
"Aku siap." Aku memasang seatbeltku dan saat aku sedang memasangnya, tiba-tiba saja aku tertarik kebelakang kursi karena Cam menjalankan mobilnya dengan cepat. Apa yang dia lakukan?! "Cam! Kau membawanya terlalu cepat!" Aku berteriak histeris tapi Cam tetap tidak berkata apapun. Apa yang dia pikirkan?!
Dia berhenti secara mendadak karena ada lampu merah. Untungnya, aku memakai seatbeltku kalau tidak aku sudah mati. Aku menoleh pada Cam. Apa dia marah? Apa yang terjadi padanya?Aku menarik nafasku lalu membuangnya. Aku akan bertanya padanya apa yang terjadi padanya. "Cam, mengapa kau bersikap seperti ini? Apa ada masalah?" Dan lagi, dia tidak menjawab. Dia seperti Harry saja. Dia juga masih terlihat dingin. Lampu hijau menyala. Tanpa berkata apa-apa, ia menjalankan lagi mobilnya. Tapi kali ini, dia terlihat santai saja, tidak seperti tadi. Aku sangat lega. Kami tidak berkata apapun dimobil. Tapi setiap kali ada belokkan, dia pasti aku mengsengajai untuk berjalan belok dengan cepat dan kencang. Aku hampir terlempar.
Kami sampai di Mall. Aku hanya bisa diam. Tanpa aba-aba apapun, Cam langsung mencabut kunci mobilnya dan keluar dari kursi pengendara. Lalu dia membukakan pintu padaku. Dia mengulurkan tangannya lagi. Aku menggadengnya. Kami memasukki Mallnya. Tapi mengapa dia tidak mau berbicara? Entahlah tapi dia hanya berbicara 'Gadeng aku', 'Peluk aku', dan 'Manjalah padaku.' Apa maksudnya? Well, aku tidak melakukan semua yang dia perintahkan. Apakah dia ingin aku memacarinya? Jika iya, maka jawabannya adalah aku tidak tahu. Aku bahkan tidak menyukainya. Kami memasukki restoran steak bernama Steak Abuba. Kami duduk dikursi kami. Kami saling berhadapan. Lalu tiba-tiba saja ponselku berbunyi. Aku tidak ingin menjawab. Aku benci padanya. Tapi dia tidak kalah menelfobku secafa terus-menerus. Dan berkali-kali Cam menyurugku untuk mengangkatnya. Dengan terpaksa aku harus mengangkatnya.
"Halo? Ada apa lagi?"
"Kau dimana?! Kau tidak bekerja?!" Ya Tuhan. Aku lupa. Sudah berapa lama aku tidak bekerja?! Apa yang harus kukatakan?!
"Uh.. Aku sedang menemani-- Auh!" Sepertinya Cam menendang kakiku. Apa maunya lagi? Dia membisik padaku untuk memberitahu pada Harry bahwa aku sedang bersamanya untuk kencan pertama kami. Wtf?
"Aku sedang bersama Cam untuk-- kencan pertama kami." Aku sangat takut jika dia memarahiku ditelefon. Lalu tanpa salam penutup, dia mematikan ponselnya. Well, apa dia cemburu? Jika iya, maka itu bertanda baik bagiku.
"Jika dia menelfonmu lagi, berikan padaku. Kau mengerti?" Bentaknya lalu memakan steaknya yang lezat itu. Mengapa jadi dia yang mengaturku?
"Cam, kau tidak perlu khawatir. Tetapi, bolehkah aku bertanya padamu?" Tanyaku sambil meminum ice tea yangku pesan.
Dia menyilang kedua pisau dan garpunya untuk memotong steaknya lalu mengambil tisu untuk membersihkan sisa makanan yang terdapat di sekitar mulutnya. "Tentu saja."
Aku juga sudah menyelesaikan makananku. Aku menyilang kedua garpu dan pisauku lalu meminum minumanku. "Apa tujuanmu mengajakku ke Mall, Cam?" Dia mengambil tusuk gigi lalu memakainya. Dia tidak menjawab?

YOU ARE READING
All The Love, H.
Fiksi PenggemarHeyho! This is my first Story! Well, maafkan daku kalau ada typonya dan hal-hal yang menjijikan. hope you like this story! And don't forget to leave a vote and comments! :D