Hari ini adalah hari sabtu. Betapa senangnya aku. Aku tidak berkuliah dan tidak bekerja. Rasanya ini adalah hari ternikmat dihidupku. Aku beranjak dari kasurku lalu keluar dari kamarku. Aku melihat Dann yang sedang memasang tali sepatunya. Dia akan berolahraga?
"Selamat pagi, Dann." Sapaku lalu menutup mulutku yang sedang menguap.
"Selamat pagi, Jenna. Kau mau ikut denganku? Berolahraga?" Katanya yang sudah selesai mengikat tali sepatunya, lalu beranjak dari kursinya. "Oh, tentu saja. Aku akan bersiap-siap dahulu." Aku berlari kekamar lalu menggantikan bajuku dengan baju olahraga.
Aku tidak mempunyai baju untuk olahraga. Well, sepertinya aku akan memakai baju lengan panjangngku dengan celana khusus bust olahraga yang Jemma belikkan bersamaku saat kita menengah atas dulu. Aku ingat Jemma pindah lebih dahulu dibandingkan aku yang masih di london. Setelah siap, kami mengunci pintunya dan pergi keluar apartemen.
Pertama, kami jalan seperti biasa. Banyak orang yang memandangiku, serasa aku seperti orang asing. Entahlah, banyak sekali orang yang memandangiku sambik berjalan, padahal aku hanya memakai baju biasa dan celana panjang juga. Bahkan disaat kami sedang berjalan, ada beberapa paparazi yang mengambil foto kami. Aku bahkan tidak tahu apa hubungannya antara aku, Dann, dan juga paparazi tersebut. Mungkin karena aku masih bersatu darah dengan Liam, dan mereka mengambil fotoku dan juga dengan Dann.
Kami sudah berkeliling tempat ini sebanyak tiga kali. Sekarang kami sedang berlari untuk keempat kalinya. Tapi ketika aku hendak ingin beristirahat karena sedikit lelah, aku melihat seorang anak kecil yang sedang mengemis ditengah jalan. Aku mengajak Dann untuk menyamperi anak kecil itu. Aku membungkuk kebawah padanya karena aku tahu aku dan Dann cukup tinggi untuknya.
"Halo. Siapa namamu?" tanyaku sambil memegang bahu anak itu.
"Aku tidak tahu. Aku tidak punya keluarga. Aku tinggal bersama dengan kakakku. Kakakku sedang pergi. Aku tidak tahu dia kemana. Bagaimana dengamu? Siapa namamu?" Ya Tuhan, kasihan sekali anak ini. Rasanya aku ingin mengadopsinya. Tapi aku tahu jadwalku sangat padat dan aku tidak memiliki waktu untuk mengurusnya.
"Perkenalkan, namaku Jenna. Laki-laki dibelakang itu adalah kakakku, Dann." Sambil menunjukku kearah Dann. Dann memberikan lambaian pada anak kecil itu. Tetapi anak kecil itu tetap saja tidak mau tersenyum. Lalu ahkirnya aku bertanya padanya tentang dirinya.
"Mengapa kamu tidak senyum? Apakah ada masalah?"
"Ya, kakakku belum pulang sampai saat ini. Tadi pagi sekitar pagi subuh, dia memintaku untuk tetap diam disini. Aku tidak tahu harus berbuat apa jadi aku hanya diam saja." Aku benar-benar merasa kasihan sekali pada anak ini. Seharusnya kakaknya menjaga kakaknya.
"Kau tampak bahagia dengan kakakmu. Apa kalian orang kaya?" Eh? Orang kaya? Um.. bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?
"Hey, kita semua derajatnya sama. Tidak ada yang kaya, maupun miskin. Semua manusia sama semua. Tuhan tidak pernah membuat orang sempurna didunia ini. Kau harus tahu bahwa orang yang memandangimu dari luar adalah orang yang tidak benar. Dia hanya memandangimu dari luar. Tapi aku tahu didalam dirimu, tersimpan sesuatu yang orang lain tidak bisa lakukan ataupun yang tidak dimiliki oleh orang lain yaitu kakakkmu. Meskipun kakakkmu meninggalkanmu, percayalah bahwa kakakkmu pasti akan kembali untukmu. Seorang kakak yang sayang pada adeknya lalu meninggalkannya tidak mungkin meninggalkannya semaunya. Dia pasti akan kembali. Percayalah padaku." Aku mengangkat dagu anak itu lalu membuatnya tersenyum.
Tentu tidak memungkinkan bahwa seorang kakak yang sayang padanya meninggalkannya begitu saja. Mungkin dia sedang mencari pekerjaan agar mereka bisa memenuhi kebutuhan mereka. "Terimakasih banyak, Jenna." katanya lalu dia memelukku. Oh ya ampun, ini rasanya sangat nyaman. Aku merasakan air mataku menetes. Anak itu sudah mulai menangis saat memelukku. Aku benar-benar merasa kasihan padanya melihatnya begini terus-menerus.

YOU ARE READING
All The Love, H.
FanfictionHeyho! This is my first Story! Well, maafkan daku kalau ada typonya dan hal-hal yang menjijikan. hope you like this story! And don't forget to leave a vote and comments! :D