Aku segera masuk ke kamarku dan mengambil ponselku. Aku menekan nomor telefon Dann dan menelfonnya.
"Hallo, Dann? Kau masih dikampusmu?"
"Ya aku masih disini. Ada apa?"
"Sebentar lagi aku akan pergi ke tempat kerjaku. Tapi aku akan kesana bersama Harry."
Dia tiba-tiba dia hang up pembicaraannya.
"Apa?! Harry? Kau yakin?! Jenna! Aku-"
"Kau kan tau aku dan Harry satu tempat kerja. Tolonglah Dann. Sekali ini saja."
"Tidak Jenna. Jika kau diapa-apain sama Harry bagaiman-"
"Dann cukup! Jangan berkata seperti itu! Harry temanku dan jangan menakuti-nakutiku. Aku akan bersiap-siap sekarang. Tetapi aku sudah berjanji pada Harry bahwa aku akan pergi bersamanya."
"Tapi Jenna--"
"Percayalah padaku sekali ini saja, Dann. Aku juga sudah besar dan jarak kesana juga cukup jauh."
"Tapikan ada Liam.."
"Liam kadang akan pergi keluar apartemen, Dann. Kau kan tau Liam suka pergi-pergi."
"Baiklah Jenna. Tapi berhati-hatilah. Jika kau tidak dijemput sama Harry, bilang padaku. Oke?'"
"Ya Dann."
"Baiklah. I love you. Hati-hati ya."
"Ya Dan. I love you too." Dan aku mematikan ponselku. Aku bergegas menggantikan bajuku dan siap-siap pergi ke starbucks. Aku sudah siap. Aku pergi keluar kamar dan menutup pintunya.
"Li, aku pergi dulu ya. Jagakan apartemen buatku, kau mengerti?"
"Baiklah, Jenna. Tapi kau yakin kau akan pergi bersamanya? Dann mengizinkanmu?"
"Tenang saja. Aku sudah biasa dengannya. Dann mengizinkanku."
"Baiklah kalau begitu, pergilah. Nanti kau telat. Kalau terjadi sesuatu padamu, beritahu aku."
"Tentu. Liam, Kunci pintunya ya. Kalau kau mau pergi, tolong kuncikan apartemennya dan kasih ke Dann."
"Baiklah, nona manis."
Aku mencubit lengannya dan memutarkan bola mataku, spontan aku menutup pintu apartemenku dan aku berlari menuju lift dan turun ke lobby. Setelah lift mengantarku sesampai di lobby, aku tidak melihat mobil Harry dimanapun. Sekarang sudah jam setengah tiga. Gawat, aku akan telat jika Harry tidak mengantarku sekarang. Dengan begitu, aku menelfon Harry.
"Harry, dimana kau? Kita jadi pergi bersama kan?"
"Aku sedang ada urusan tadi. Sekarang aku akan berangkat. Tidak akan lama dan tenang saja. Kau tidak akan telat."
Tunggu.. bagaimana dia tau bahwa aku sangat ketakutan jika aku telat?
"Baiklah. Aku akan tunggu didepan pintu apartemenku. Sampai jumpa."
Dan dia menutup telefonnya. Sial, bagaimana orang ini tau bahwa aku sangat takut jika aku telat? Lima menit kemudian aku melihat seseorang memakai motor ninja warna merah berhenti didepanku. Apakah ini Harry? Aku tidak tau dia siapa dan aku juga tidak tau bahwa Harry mempunyai motor. Dia melepas helmnya dan wajahnya sangat familiar. Dan ya, dia Harry.
YOU ARE READING
All The Love, H.
Hayran KurguHeyho! This is my first Story! Well, maafkan daku kalau ada typonya dan hal-hal yang menjijikan. hope you like this story! And don't forget to leave a vote and comments! :D