My Valentine Day - Short Story

38.2K 1.3K 18
                                    

Cinta ini menuntut untuk tetap dekat
Tapi, jarak tidak setuju
Rindu ini menuntut untuk tersampaikan
Tapi, waktu menolaknya
Kalau begitu, aku berdoa saja,
Karena Tuhan tidak akan menolak doa bukan?

Prilly Latuconsina ~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari ini, hari terakhir Prilly di Dieng. Ya, dia sangat suka di sana sejuk dan segar, masih sangat jauh dari polusi kendaraan. Sayangnya kulitnya tidak terlalu cocok dengan tempat yang terlalu dingin, alerginya akan kumat. Dan beberapa hari yang lalu alerginya kumat, akhirnya ia harus meminum obat untuk meredakan alerginya. Matanya terus memandang sekitar sambil mengingat seseorang yang menggangu pikirannya daritadi.

"Oi, diem aja lo!" tepukan Gritte dibahu Prilly menyadarkannya dari lamunan. Prilly hanya tersenyum dan menarik Gritte untuk duduk bareng dengannya. "Napa sih lo?" sambar Gritte lagi. Prilly hanya menggelengkan kepala, pertanda ia tidak apa-apa. "Gue gak apa-apa."

"Halah, bilang aja lo galau kan?" Gritte tersenyum sambil menaikkan-naikkan alisnya. "Apasih, ga ya!" seru Prilly cepat.

"Baru beberapa hari Pril, ga ketemu belum setahun," sambar Gritte lagi. "Ih," Prilly menarik rambut gimbal Gritte dan langsung menyilangkan tangannya didada dengan bibir manyun.

"Ciee.. ciee.." Gritte masih menggoda Prilly yang terlihat kesal dengan sikapnya. "Itte! Lo mah ah, gak suka digituin."

"Ciaelah, becanda kali neng," goda Gritte lagi. "Itte, ayo sekarang giliran kamu take," salah satu kru memanggil Gritte untuk mengambil scene. Gritte mengangguk pada kru tersebut. "Gue take dulu ya, ga usah baper, lihat IG," jelas Gritte, Prilly mengerutkan kening tanda tak mengerti maksudnya.

"Emang ada apaan di IG?" tanyanya pada diri sendiri.

Sambil menunggu take yang berjalan, Prilly pun memeriksa dan melihat instagram. Meng-scroll ke bawah, dan membuka beberapa fanbase dirinya. Tidak ada yang aneh, hanya beberapa komentar hatters yang sudah sering dilihat dan tak terlalu berpengaruh padanya. Ia pun membuka instagram seseorang, ada beberapa foto baru yang di-upload. Foto - foto yang di-upload hanya kata-kata orang tersebut memang kurang suka memajang fotonya sendiri. Iya dia Ali. Pria itu yang sedang di-stalk oleh Prilly. Akhirnya Prilly memutuskan menghubungi Ali. Ia segera men-dial tapi tidak diangkat kemudian ia men-dial kembali nomor tersebut tetap tidak diangkat. Prilly memutuskan menghentikan aksinya karena jengkel tidak diangkat oleh Ali.

"Kemana sih? Perasaan ini udah agak siang," gumam Prilly sambil mengecek jam di handphonenya yang sudah menunjukkan pukul 11.11. Prilly tersenyum melihat angka jam tersebut. Percaya tidak percaya, ada mitos jika melihat angka jam dan menit yang sama berarti ada yang sedang merindukan atau memikirkan orang yang melihat angka tersebut. Kemudian tiba-tiba layar handphone Prilly berkedip menandakan ada panggilan masuk, ia melihat nama yang tertera. ALI.

Prilly tersenyum, kemudian mengangkat dengan suara yang dibuat kesal. "Halo."

"Halo, ketus banget sih?" tanya Ali dari sebrang sana.

"Ga, biasa aja," jawab Prilly ketus.

"Idih, ngambekkan banget," goda Ali. "Kenapa sih cantik?" goda Ali lagi.

Prilly tersenyum, jika ada yang melihat mungkin sekarang pipinya sudah merona. "Habis, tadi aku teleponin ga diangkat angkat, jadinya aku kesel!"

"Haha, maaf ya, tadi aku lagi latihan vokal buat project baru aku," jawab Ali cepat.

"Kamu kemarin reuni GGS ya?" tanya Prilly, karena tadi sebelum stalk IG Ali, ia sempat melihat salah satu fanbase yang ia follow mengupload foto Ali bersama Ricky Cuaca, Pamela Bowie, Cicio dan juga Dicky.

Aliando Prilly - Fanfic Oneshot SS 1 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang