"Aku ga bisa janji aku ga akan pernah nyakitin kamu, aku juga ga bisa janji aku bisa selalu bahagiain kamu tapi aku akan mencoba terus membuat kamu tersenyum ketika ada yang menyakitimu dan aku akan membuat kamu nyaman dengan apa yang aku lakuin sekarang, tapi janji yang akan kupegang aku akan terus bertahan walau aku tersakiti dan walau aku tau sesakit apa bersamamu."
~ Zizi ~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Seorang lelaki sedang bersiap memasukkan keperluan yang harus ia bawa dan juga sesekali berkaca untuk merapikan rambutnya dan segera memasuki mobilnya, ia adalah Aliando Syarief, beberapa hari ini ia disibukkan untuk syuting beberapa sinetron pendek yang mengharuskan ia kembali ke rutinitas ia dulu pulang subuh lalu kembali pada pagi harinya. Tapi tidak pada hari ini, sebentar lagi ia akan sampai sang pujaan hati, Prilly Latuconsina. Ia menjemput Prilly untuk latihan karena merkea akan mengisi acara SCTV final dance Icon 2. Tentu Ali tidak membuang kesempatan itu, ia sudah berjanji hari ini akan menjemput sahabat hidupnya.
Perjalanan terasa begitu lama, tapi tidak menghilangkan senyum yang memancar pada wajah Ali. Ia sesekali bersenandung mengikuti alunan lagu dimobilnya sambil menyetir. Ponsel Ali berdering tertera jelas siapa yang menelponya, Ali segera mengaktifkan aplikasi handsfree di ponselnya.
"Halo, kamu jadi jemput aku kan?"
"Jadilah, bentar lagi aku nyampe."
"Oke, aku belum siap-siap jadi ga usah buru-buru ya."
"Hmm, aku bisa sampai dalam beberapa menit."
"Boong!"
"Kalau gitu kamu hitung sampai 20."
"Ga mungkin!"
"Oke, kalau aku kalah, kamu boleh lakuin apa aja sama aku, kalau aku menang seharian ini kamu harus nurut sama aku."
"Oke!"
Ali tersenyum ketika mendengar suara Prilly yang mulai berhitung. Ali mengatakan hal tersebut karena ia sudah memasuki area perumahan Prilly. Ali segera membuka pintu mobil saat Prilly menyebutkan angka limabelas. Ali segera masuk melewati pagar rumah Prilly dan membunyikan bel rumah.
"Halo, Li, kok dari tempatmu kedengaran bunyi bel samaan dengan tempatku ya?"
"Coba kamu cek aja," ucap Ali cepat segera mematikan ponselnya.
"Ih kok dimatiin sih!" Prilly menggerutu kesal tapi tetap turun kebawah menuruti suruhan Ali. Prilly berpapasan dengan mamanya dengan cepat ditahan oleh Prilly.
"Prilly aja ma," ucap Prilly cepat, sedangkan mama Prilly hanya bisa tersenyum. Asisten rumah tangga sudah memberitahukan pada mama Prilly, Alilah yang datang membuat mama Prilly tidak kaget, Prilly terburu-buru turun dari kamarnya. sedangkan Prilly terlihat bingung melihat mamanya tersenyum penuh arti padanya.
Prilly berjalan cepat ke ruang tamu dan ia mendapati lelaki yang mematikan teleponnya tadi, lelaki tersebut sedang duduk dengan manisnya sambil memegang pigura foto di rumahnya dengan cepat Prilly berlari ingin mengambil pigura foto yang dipegang Ali.
"Eitts, ga bisa," ucap Ali segera berdiri agar Prilly tidak bisa menjangkaunya.
"Jangan diliatin fotonya Ali," ucap Prilly sambil terus meloncat-loncat. Ali bukan kasian malah terlihat gemas melihat Prilly, ia malah mencubiti pipi Prilly yang membuat Prilly akhirnya menjauh karena tak mau pipinya menjadi bahan cubitan Ali.
Prilly segera duduk di sofanya, menyilangkan kedua tangannya didepan dada. "Nyebelin."
"Ga ingat perjanjian tadi ya?" tanya Ali jahil, Prilly mengerutkan keningnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliando Prilly - Fanfic Oneshot SS 1 (END)
FanfictionSemua berasal dri khayalan dan juga dari baca2an story, maaf klu msalnya ada kesamaan cerita dan sbgainya tpi aku berusaha merubah dengan gaya tulisanku. Ini cuma short story tentang Ali dan Prilly. Tidak berhubung dengan nyata tpi bisa juga nyata...