Aku post dua cerita, semoga suka ya, dan semoga cerita ini ga aneh. hahaa. sebenarnya ini cerita udah 5 tahun yang lalu tapi aku revisi dan aku rubah karakternya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Satu hal yang membuat bahagia adalah cinta
Satu hal buat kita dewasa adalah masalah
Satu hal yang membuat kita hancur adalah putus asa
Satu hal membuat kita maju adalah usaha,
Dan satu hal membuat kita kuat adalah percaya pada-Nya dan berdoa.~kutipan komentar IG~
(Aku suka banget kalimat ini makanya aku ambil)
Siapapun yang berkomentar itu, kamu keren! haha~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Gadis cantik tersebut menutup kedua matanya sambil sesekali mengikuti irama musik yang ia dengarkan menggunakan earphone. Ia dalam perjalanan dari Jakarta menuju kota Yogyakarta, kota yang penuh dengan kenangan baginya. Gadis yang berumur 22 tahun tersebut. Ia memandang keluar jendela dan masih mendengarkan musik, ia pun sesekali menatap ke depan tak mengikuti permainan yang sedang dimainkan keluarganya di mobil. Dia adalah Prilly.
"Kak, diam banget sih, ikutan main," ucap Raja adiknya yang berumur 11 tahun menarik-narik tangan Prilly.
"Udah, ja, gangguin, kakak terus," ucap Ully, mama Prilly dan Raja.
"Bentar lagi sampai, kita udah masuk kota Jogja," ucap Ully kembali.
Prilly kembali diam, menurunkan jendela mobil, angin bertiup kencang mengenainya tak membuat ia menutup jendela tersebut. Ia menjulurkan tangannya merasakan angin menerpa kulit tangannya. Ia menutup matanya.
~
"Opa," teriakan Prilly kecil berumur 12 tahun terdengar keseluruh penjuru ruangan.
"Hallo, Prilly sayang, kamu sehat?" tanya Bram memeluk dan mengendong cucu kesayangannya.
"Jangan gendong, Prilly, Pa, dia udah berat," ucap Ully khawatir.
"Mama kok gitu sih, Prilly kangen sama Opa," ucap Prilly manja memeluk erat leher Opanya.
"Kasian, Opa sayang, belum sembuh," ucap Samuel, Papanya Prilly sambil mengambil Prilly dari gendongan sang Opa.
"Prilly mau ke sana," Prilly segera turun dari gendongan dan berlari keluar ruangan rumah sakit. Membuat kedua orang tuanya pusing. gadis kecil yang begitu hiperaktif berlari ke taman yang penuh dengan bunga.
Prilly berlari di taman sampai lupa bahwa Opa dan orang tuanya pasti masih menunggu. Ia segera berbalik tapi tak mendapati Opa dan orang tuanya sama sekali. Ia masuk dan bertanya pada beberapa suster, tapi sama sekali tak mengetahui maksud Prilly.
"Suster, tahu ruangan Opa aku?" tanya Prilly untuk kesekian kali pada suster di rumah sakit tersebut.
"Nama Opa kamu siapa?"
"Opa Bram," ucap Prilly ceria.
"Suster baru saja dari sana, ada disebelah sana, mau diantar," ucap Suster tersebut menunjuk lorong yang berada di sebelah kiri, tanpa menggubris dan berterima kasih Prilly segera berlari menuju ruangan terakhir yang sama sekali tak diketahui itu benar atau tidak. Suster tersebut hanya menggeleng melihat kelakuan Prilly.
"Opa!" teriak Prilly memasuki ruangan tersebut.
Ia terdiam beberapa saat ketika tatapan orang yang dipanggilnya Opa ikut menatapnya. Lelaki tampan yang sepertinya lebih tua beberapa tahun darinya. Ia memandangi Prilly kemudian tersenyum turun dari ranjangnya.
"Opa juga merindukanmu," ucap lelaki tersebut memeluk Prilly.
Prilly sempat terkesima kemudian dengan cepat Prilly spontan mendorong, lelaki tersebut terlihat lemah tapi Prilly tak ingin terlihat mengkhawatirkan lelaki tersebut segera memalingkan mukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliando Prilly - Fanfic Oneshot SS 1 (END)
FanfictionSemua berasal dri khayalan dan juga dari baca2an story, maaf klu msalnya ada kesamaan cerita dan sbgainya tpi aku berusaha merubah dengan gaya tulisanku. Ini cuma short story tentang Ali dan Prilly. Tidak berhubung dengan nyata tpi bisa juga nyata...