Black for Love - Fanfic Oneshoot

5.2K 343 10
                                    

Haiiii~~~ apa kabar? Masih sabarkah semua setelah lihat semua berita dan war-war di luar sana? Haha. Jujur! Gue hampir angkat tangan kemarin. Kemarin gue sempat galau karena keshiperan gue. Huhuhu

JUJUR, gue baper, Gue manusia biasa dan gue berharap mereka bakal bersama, walau mulut gue bilang ga apa-apa kalau mereka sama yang lain. Pfft. Yang jelas gue ga mundur, gue hanya menghilang untuk mempertahankan jawaban gue, kalau gue masih mengidolakan mereka. No matter what!

Daripada ikutan panas baca semua hatters yang suka nyi-nyir mending sembunyi ngumpet dulu daripada gue tiba-tiba jadi hatters, kan lucu malu sama karya gue entar. Cuma mau bilang berkomentar itu boleh, semua orang bebas berpendapat karena kita hidup di era demokrasi tapi ingat, jangan pernah ngejudgme dan nyi-nyir tanpa bukti akurat. malu sama umur dan orang tua kalian karena kita dibesarkan tidak diajarkan untuk menyakiti hati orang lain atau pun berprasangka buruk.

Sekian curhat edisi kali ini, ini khayalan gue untuk ngeradain rasa baper gue, ingat gue ga peduli kenyataan seperti apa, gue akan menerima apapun nantinya tapi sekarang, tolong jangan ganggu kebahagian gue dengan shipper sama mereka. Gue percaya apa yang gue percaya dan kalian silahkan percaya apa yang kalian percaya.^^v

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kau telah mengisi hatiku dengan kehangatan dan kesejukkan,
semuanya terasa pas dan indah.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ali berjalan menyusuri jalan di Hotel tempat ia berada, sesekali ia berhenti memandang lukisan. Ia sudah tak sabar ingin pulang ke Indonesia, pulang membawa semua barang yang ia ingin berikan pada sang pujaan, Prilly dan tentunya juga keluarganya.

"Oi, Li, bantuin lo," teriak Baja mengangetkan Ali.

"Bantuin apa sih, perasaan dari tadi gue yang angkut-angkut keluar," ucap Ali kesal.

"Ini koper yang isinya oleh-oleh yang dibeli Kaia kemarin, berat banget sumpah!"

"Gimana ga berat, dia belanja kayak orang kesetanan gitu," ucap Ali santai tak menyadari Kaia berada dibelakangnya langsung menoyor kepala Ali.

Ali cengengesan dan langsung membantu Baja membawa koper tersebut. "Mampus!" ucap Baja tanpa suara yang bisa dibaca oleh Ali.

"Kak, lo ada simpankan oleh-oleh gue kan?"

"Ga tau, cek aja pas sampe di Jakarta."

"Buseet, kalau ketinggalan dikamar gimana?"

"Bodo, siapa suruh lo tadi malam malah main game, ga beresin kamar," ucap Kaia ketus langsung berlalu dari hadapan Ali dan Baja.

"Idih, punya kakak kok gitu amat ya Allah, apa salah Ali ya allah?"

"Salah lo? Banyak Li," tawa Baja pecah, langsung ditoyor oleh Ali kesal. Tapi Baja tetap tertawa geli melihat wajah kesal Ali.

****

Ali sesekali memijat-mijat kepalanya. Kepalanya terus berdenyut setelah sampai di Jakarta. Mungkin pengaruh cuaca dan aktivitasnya membuat ia sedikit kelelahan. Ali bersiap untuk menuju Senayan City Mall, ia akan bertemu kangen dengan orang-orang yang ia rindukan. Tapi sebelum itu Baja menahan dirinya untuk pergi sebelum ia diinfus oleh suster karena wajah Ali yang terlihat sangat kelelahan.

"Tenang gue apa-apa, kasih gue vitamin aja cukup," ucap Ali duduk kembali setelah Baja mendorongnya masuk kembali lagi ke dalam rumah.

"Udah deh, sus, sekalian ambil darahnya ya, sedot aja tuh darah dia ampe abis, biar ga makin hiperaktif!"

Aliando Prilly - Fanfic Oneshot SS 1 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang