7. Twin

921 77 16
                                    


"Perkenalkan nama saya Ali Al-faruqi saya merupakan pindahan dari kelas X A" tidak salah lagi batinku membenarkan penglihatanku.

Dia itu yang nabrak gua di depan mushola beberapa hari yang lalu, tapi kenapa dia pindah kelas? Aku sibuk dengan banyak pertanyaan yang di dalam otakku. Namun ia kembali bersuara,

"Saya pindah ke kelas ini karena saya ingin bersama kembaran saya Ale"

Hah? Ale siapa Ale, perasaan di kelas ini gak ada yang namanya Ale.

"Bukan Ale maksudnya tapi David" ucap seseorang di sebelahku. Bukan Ale? Tapi David apa ini maksudnya mereka kembar. Tapi kalo kembar kok gak mirip sih. Si Ali ini kalo di liat-liat ganteng banget kaya orang indo gitu, kalo David, ehm.. kece sih. Tapi jelas lebih kece Ali daripada si tengil.

Bukan hanya aku saja yang terkejut, seluruh isi kelas ini terkejut mendengarnya. Pak guru killer itu seolah tak mempedulikan suasana yang sudah ricuh dan langsung menyuruh Ali duduk di bangku paling depan tepatnya di samping bangku kami. Karena hanya bangku itu yang tersisa. Sang guru pun memulai pelajaran.

●●●

"Jadi dia kembaran lu vid?" Ucapku tetap tak percaya akan semua ini.

"Iya lo kan udah tau, bahkan jauh dari sebelum orang lain tau?" dia mengatakan hal yang aneh menurutku.

"Maksud lo apaan sih? Perasaan lo gak pernah ngomong apa-apa sama gua." ucapku tak mengerti apa yang ia bicarakan.

"Inget pas gua ngajak lu jalan? Gua pernah bilang...." belum sempat ia melanjutkan aku pun mengangguk mengerti dan menghentikannya.

"Stop, stop gua ngerti sekarang jadi dia yang lo maksud"

Tiba-tiba orang yang tidak diinginkan kehadirannya datang, "Eh Nes, jahat banget lo sama gua. Ninggalin gua gitu aja di kelas" ucapnya mengerucutkan bibir padaku.

"Eh iya Nat, maap gak sengaja gua ketinggalan dompet di kelas" ucapku terkekeh padanya.

"Enak aja lu, lo pikir gua dompet gratisan apa? Bayar sendiri sana" ucapnya yang seolah telah mengerti maksudku.

"Tenang aku yang traktir" tiba-tiba gak tau munculnya dari mana, nih orang langsung duduk aja di depan kursi kantin yang berhadapan langsung denganku. Aku yang sudah sadar akan kehadirannya pun bersuara,

"Kenapa lu mau nraktir gua, hah? Mau minta maaf gara-gara kejadian kemaren" sembrutku langsung padanya.

"Bukan karena itu sih, tapi kalo kamu nganggapnya begitu ya gapapa sih" ia memperlihatkan senyum simpulnya padaku. David diam saja tak mengeluarkan kata-kata, aku tak mau meladeni ini lebih dalam lagi.

"Kalian beneran kembar?"
Plakkk wajah unyu' ku di tempeleng keras oleh David.

"Udah berapa kali sih lo nanya itu?" Ia terlihat sangat kesal padaku, sedangkan aku hanya mengelus pelan kepalaku yang sakit di tempeleng olehnya.

"Yakan gua cuma mastiin aja, kalian aneh soalnya. Kembar tapi gak mirip" ucapku dengan bodohnya. David yang malas menjelaskannya pun menutup mulutnya rapat-rapat.

"Kita kembar, tapi gak identik ya kan Le?" Ale? Aku bingung kok David dipanggil Ale sih.

"Owh gitu, tapi kok lo manggilnya Ale sih? Kan nama dia David" ucapku tak mengerti denagn sebutannya tadi.

"Nama dia itu Alexander Michaelis David dipanggilnya Ale" ucapnya berusaha sabar padaku.

"Owh gitu" aku terus ber 'oh' ria dan melupakan satu hal.

"Tapi kok nama dia kristen sih? Nama lo islam? gimana sih jadi makin bingung gua" aku bingung tak karuan akan apa yang terjadi saat ini.

"Orang tua kami islam dan kristen. Ayahku islam ibuku kristen, aku islam David kristen. Ngerti?" Penjelasan yang sangat singkat padat dan jelas.

I Can't Believe YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang