Putri menghela napas dengan lelah, akhirnya hari Sabtu yang tidak ditunggu datang juga. Dan untunglah Putri berhasil membujuk Vian untuk menjemputnya di halte yang berada di dekat rumah, akan sangat berbahaya jika sampai kakaknya yang protektif dipertemukan dengan Vian.
Jadi di sinilah Putri sekarang, menunggu Vian yang belum juga muncul. Saat ini dia memakai dress putih selutut dan jaket kardigan orange, rambut pirang panjangnya hanya diikat ponytail karena tidak mau repot-repot ditata serapi mungkin.
Bagaimana pun Putri memang tidak niat melakukan kencan, jadi sangat merugikan harus berdandan segala.
Lalu di mana cowok menyebalkan itu sekarang? Putri sudah menunggu di tempat janjian ini selama sepuluh menit, tapi Vian belum juga datang.
Sambil sibuk mengumpati Vian, Putri mulai memikirkan ke mana cowok itu mau membawanya pergi kencan.
Mall? Banyak mall yang bisa didatangi, dan Putri menganggap itu tempat yang aman karena ada banyak orang di sana.
Taman? Setidaknya Putri sudah mengikat rambutnya agar tidak kepanasan berlama-lama di luar ruangan.
Lalu taman bermain? Oh, ini bukan di komik yang bisa menemui taman bermain di mana saja.
Cafe? Bisa saja, tapi kalau mereka terlalu lama di sana bisa-bisa diusir karena dianggap mengganggu.
Tapi setelah kembali mengingat sifat Vian, Putri langsung membayangkan akan diajak pergi ke tempat yang aneh dan berbahaya untuk dirinya.
Apa lebih baik Putri pulang saja?
"Ohh... sepertinya kau rela lama menungguku ya?"
Kesal telah dibuat menunggu lama, dan tidak terima mendapat kalimat sambutan seperti itu, tentu Putri berniat mengajukan protes. Tapi saat melihat Vian, Putri gagal mengatakan semua umpatan yang ingin dikatakannya. Dia malah terpaku melihat penampilan Vian.
Ini pertama kalinya Putri melihat seorang Jaka Mahardika dengan pakaian bebas. Memang yang dipakai sekedar jaket sweater hitam dengan resleting yang menutupi kaus putihnya, dan bawahan celana panjang jeans berwarna hitam. Tapi itu cukup membuat Putri terpesona.
Pada dasarnya wajah Jaka memang tampan, mau pakai apa saja pasti hasilnya bagus.
"Aku ganteng ya?" tanya Vian sambil menyeringai senang karena sedang diperhatikan dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Iya, memang ganteng. Tapi Vian berada di dalam tubuh Jaka, jadi yang sudah membuat Putri terpesona adalah Jaka, "Kau membuatku lama menunggu."
"Aku sengaja."
"Apanya yang sengaja? Tidak ada perempuan yang menunggu laki-laki saat kencan!"
"Ohh~ kau sepertinya menantikan kencan ini."
Cowok ini sengaja ya memancingnya? Putri harus ingat untuk lebih berhati-hati saat berbicara dengan Vian agar tidak terkena jebakannya, "Ck, jadi kita mau ke mana?"
"Aku yang memutuskan?"
"Kau yang mengajakku."
Vian menghela napas, "Tapi tidak berarti Putri mau kuajak ke mana saja kan?"
Putri menatap Vian dengan sengit, "Kalau sampai mengajak pergi ke tempat aneh, aku bakal pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alter Ego
Teen FictionPutri Yuniata hanya ingin membuat pernyataan cinta yang dilakukannya sebagai langkah awal untuk bisa semakin dekat dengan seorang Jaka Mahardika. Tapi ternyata pernyataan cinta ini justru membawa Putri pada sebuah perjalanan cinta yang aneh dan juga...