Jika yang diajak ke kantin oleh Jaka ataupun Kevin adalah Putri, mungkin mulai dianggap normal. Tapi kalau Jaka dan Kevin yang duduk bersama di kantin kemudian terlihat sedang mengobrol akrab, itu aneh.
Setidaknya bagi Putri aneh, kan kemarin Kevin mengatakan mau menantang Jaka. Lalu kenapa sekarang malah bisa terlihat begitu akrab? Dia melewatkan sesuatu yang penting lagi? Daripada dibuat pusing memikirkannya, lebih baik Putri bertanya langsung saja.
Jadi begitu melihat Jaka yang kebetulan sudah datang duluan dan masih duduk sendirian di kelas, Putri langsung mendekat, "Pagi, Jaka."
Jaka yang sebelumnya fokus menatap ponsel beralih menatap Putri, "Pagi, sepertinya Putri juga datang terlalu cepat ya?"
Mendapat respon yang sangat bersahabat seperti ini, Putri tak dapat menahan senyum senangnya, "Iya, aku diantar Masku. Oh ya, ada hal yang sebenarnya ingin kutanyakan sejak hari Minggu kemarin."
"Hari Minggu saat aku dan Vian menyatu?" tanya Jaka untuk memastikan.
Putri mengangguk, "Aku ingin tanya kenapa Vian bisa menggantikanmu dengan mudah. Kupikir harus ada semacam alasan agar Vian bisa mengambil alih kesadaran."
"Seharusnya memang begitu. Tapi aku dan Vian sama-sama merasa masalah Alter Ego yang kualami sudah selesai, kami pun bisa saling berganti dengan sangat mudah."
"Apa bisa dilakukan hanya dengan merasa masalah sudah selesai saja?"
Jaka menghela napas, kalau bisa semudah itu mana mungkin dia mengalami Alter Ego selama enam tahun, "Tidak. Kami berdua harus benar-benar sepakat kalau sudah tidak ada masalah lagi, dan juga yakin kehadiran Vian sudah tidak ada artinya."
Harus memiliki pemikiran yang sama kalau sudah tidak ada masalah yang bisa membuat Vian menggantikan Jaka ya? Putri mengangguk paham, "Ada yang ingin kutanyakan lagi, kenapa Jaka dan Kevin kemarin terlihat begitu akrab?"
Jaka memutar bola matanya melihat wajah penasaran gadis yang duduk di samping kirinya, Putri sekarang benar-benar tidak menahan diri untuk bertanya ya? "Dari dulu kan kami sudah saling mengenal, apa salah jika aku dan Kevin terlihat akrab?"
Putri menggeleng, "Tidak salah sih, tapi aneh saja melihatmu dan Kevin baru sekarang terlihat dekatnya."
"Habis dia sudah menantangku, kurasa tidak salah mencoba bersaing dengannya."
"Apa Kevin termasuk salah satu orang yang menyebabkan Jaka mengalami Alter Ego?" tanya Putri yang sampai sekarang belum mengerti hubungan dua cowok itu. Mereka terlihat berteman, tapi di sisi lain juga terlihat punya aura persaingan saat sedang bersama.
"Tidak. Aku cuma mengambil nama Vian darinya saja kok, Kevin tidak ada sangkut pautnya dengan masalahku."
Jadi masalah yang tersisa tinggal membuat Jaka jatuh cinta ya? Tapi bagaimana caranya? Apa yang harus Putri lakukan? Bagaimana cara membuat orang lain menyukai kita?
"Putri sudah terlibat terlalu jauh, tolong jangan memaksakan diri. Aku tidak ingin membebanimu," Jaka mengelus kepala Putri dengan lembut karena terlihat sedang berpikir dengan sangat serius.
Tidak biasa mendapatkan perlakuan baik dari Jaka, Putri menunduk untuk menutupi rasa malunya, "Aku senang bisa membantu Jaka, dan aku sama sekali tidak direpotkan kok."

KAMU SEDANG MEMBACA
Alter Ego
Dla nastolatkówPutri Yuniata hanya ingin membuat pernyataan cinta yang dilakukannya sebagai langkah awal untuk bisa semakin dekat dengan seorang Jaka Mahardika. Tapi ternyata pernyataan cinta ini justru membawa Putri pada sebuah perjalanan cinta yang aneh dan juga...