Kantin pasti selalu sepi ketika sudah jam pulang sekolah. Jarang sekali ada murid yang masih berada di sekolah jika sudah tidak memiliki urusan lagi. Dan karena mau membahas hal yang cukup penting, dua orang laki-laki dan seorang perempuan sekarang sedang duduk bersama di kantin.
Satu-satunya perempuan yang ada di sana menunjukkan wajah penasaran, "Kita hanya bertiga di sini. Jadi tolong jelaskan padaku apa yang terjadi."
Kevin menghela napas dengan malas, mau tidak mau dia yang harus melakukan penjelasan, "Kurasa tanpa dijelaskan Putri juga mengerti. Yang duduk di sampingku bukanlah Jaka, melainkan kepribadiannya yang lain."
Bukannya Jaka mengatakan sudah tidak mengalami Alter Ego? Lalu kenapa masih ada alter yang lain? Dan Putri sangat yakin ini bukanlah Vian, "Ada yang lain?"
Kevin menunjuk ke arah cowok yang masih menunjukkan wajah pucat, "Dia mengaku bernama Nakula."
"Bukannya itu nama ayah Jaka?"
"Sebelumnya Jaka memberi nama Vian karena sifatnya mirip dengan Vian, aku pun melakukan hal yang sama," jawab Nakula sambil menunjuk Kevin.
Kevin membalas tatapan kesal Nakula dengan santai, "Aku tidak mirip dengan Vian yang ada di tubuhmu."
"Tu- tunggu. Jika sifatnya mirip, itu berari kau–" Putri menunjuk Nakula dengan tangan bergetar, pikirannya sudah membayangkan tentang beberapa sifat yang sudah diceritakan oleh Lia dan Wijaya.
Wajah Nakula kembali terlihat pucat, "Aku tidak seperti Ayah kok. Pokoknya tidak, aku tidak akan begitu padamu."
Jadi maksudnya kalau dengan orang lain selain Putri tidak masalah? Kevin tidak mengerti, "Kenapa hanya pada Putri saja?"
"Sebelum Vian meninggalkan tubuh ini, dia sudah mengancamku agar tidak melakukan hal aneh. Meski tak sadar, Jaka juga berhasil menahanku agar tidak bisa menyentuhmu."
Putri tertegun, ternyata Jaka melakukan hal seperti itu untuknya? "Tapi kenapa Jaka menyembunyikannya dariku?"
"Karena Jaka sangat menyukaimu. Dia takut aku menyakitimu."
Jaka menyukainya? Itu belum terjadi, yang menyukai Putri adalah Vian, "Jaka belum menyukaiku."
Nakula tersenyum, "Jaka menyukaimu, bahkan sangat menyukaimu. Takut menyakiti, takut tidak bisa setia, Jaka yang menyuruhmu untuk membuatnya jatuh cinta, atau dia yang membutuhkan waktu untuk bisa menyukaimu, itu cuma alasan yang dibuat-buat saja karena Jaka masih merasa belum pantas untukmu."
Putri tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Jaka yang diketahuinya sebagai seseorang yang cukup cuek tentang cinta berpikir seperti itu? Apa Vian sudah banyak mempengaruhi Jaka?
"Po- pokoknya jangan katakan ini pada Jaka."
Sifat Nakula sungguh membingungkan, lebih baik Putri tidak menganggap serius ucapan yang tadi, "Iya, tidak akan kukatakan. Lalu sejak kapan Nakula menjadi alter Jaka?"
"Aku dibuat beberapa minggu setelah Vian ada. Tapi baru bisa mengambil alih kesadaran saat Jaka berumur sekitar dua belas tahun."
Putri pikir Nakula merupakan kepribadian baru yang menggantikan posisi Vian, ternyata sudah ada sejak awal ya? "Lalu kenapa Kevin bisa tahu?"
Nakula melirik Kevin yang terlihat tidak ingin menjawab pertanyaan ini, "Vian sudah lama kenal dengan Jaka. Waktu aku mengambil alih kesadaran, dia langsung sadar."
Kevin menghela napas dengan lelah, "Berhentilah memanggilku dengan nama Vian."
"Itu namamu, kau tidak berhak mengajukan protes."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alter Ego
Teen FictionPutri Yuniata hanya ingin membuat pernyataan cinta yang dilakukannya sebagai langkah awal untuk bisa semakin dekat dengan seorang Jaka Mahardika. Tapi ternyata pernyataan cinta ini justru membawa Putri pada sebuah perjalanan cinta yang aneh dan juga...