Seberapa jauh kamu mendefinisikan masa lalu? Apa saat masih kecil dan belum mengerti apa-apa? Saat di mana kamu berada di jenjang SMP? Atau satu tahun yang lalu? Atau justru satu bulan yang lalu? Mungkin ada juga yang memandang hari kemarin sebagai bagian dari masa lalu.
Definisi masa lalu untuk seorang Putri Yuniata adalah, kejadian yang sudah pernah dialaminya merupakan masa lalu. Kejadian buruk dijadikan sebagai pembelajaran agar tidak melakukan kesalahan yang sama, lalu kejadian menyenangkan ada untuk dikenang.
Putri termasuk orang yang tidak mau melangkah mundur. Tidak baik terus terpuruk karena kesalahan yang dibuat, lebih baik melangkah ke depan untuk menghadapinya. Mungkin karena sikap ini Putri bisa sedikit membantu masalah Alter Ego yang Jaka alami.
Walau sebenarnya Putri masih sering dibuat bingung, tapi yang penting dia sukses membantu Jaka. Putri tidak akan menyesali semua yang pernah dia lakukan pada Jaka, Vian, dan Nakula. Apalagi bantuan darinya mendapat bonus bisa menjadi pacar cowok itu.
"Nanti saat pulang sekolah aku diajak ikut bertanding melawan klub basket sekolah lain. Apa Putri mau menontonnya?"
Putri menatap Jaka dengan bingung, dia memang tahu pacarnya ini jago olahraga, tapi kan tidak ada satu pun ekstrakurikuler yang diikutinya, "Bukannya Jaka tidak ikut eskul basket? Kok bisa ikut bertanding?"
"Mereka bilang lawannya kuat, jadi setidaknya harus ada orang yang duduk di bangku cadangan. Kalau tidak salah Vian juga diajak."
Putri mengernyit bingung. Rasanya kemarin Jaka juga menolak memanggil Alvian dengan nama Vian, tapi kenapa sekarang berubah?
Seolah mengerti dengan rasa bingung Putri, Jaka tersenyum lembut, "Dia teman diriku yang lain."
Putri mengerjap beberapa kali sebelum mengerti maksud ucapan Jaka. Alvian adalah teman Vian. Dan Jaka tidak mau memberi penjelasan secara detail karena mereka kini berada di dalam kelas. Memang sedang jam istirahat, tapi masih ada beberapa murid yang juga sedang duduk di bangku masing-masing, "Dia bukan orang yang pernah membuat Jaka dalam masalah kan?"
Jaka menggeleng, "Cuma teman main basket bareng."
"Tapi kenapa Jaka mau memanggilnya Vian?"
"Terasa menyenangkan," Jaka mengacungkan ibu jarinya sambil tersenyum cerah.
Jaka dan Alvian begitu mirip. Putri tidak tahu harus memberi respon apa melihat kesamaan yang membingungkan ini. Karena tak tahu harus berkomentar apa, Putri kembali pada bahasan yang pertama, "Aku akan menonton pertandingannya dan mendukungmu."
"Aku akan berusaha keras."
Tanpa perlu berusaha keras sekalipun, Jaka sudah jago melakukan olahraga. Apalagi setelah tiga alter-nya menyatu, Jaka jadi memakai strategi saat mau bertanding olahraga. Kemenangan semakin mudah Jaka dapatkan.
Apa Jaka sekarang tidak punya kelemahan dalam bidang olahraga ya? Putri mendadak penasaran, "Apa ada olahraga yang tidak bisa Jaka lakukan?"
"Aku tidak bisa berenang."
"Tidak bisa berenang?" merasa salah dengar, Putri kembali menanyakan yang dikatakan Jaka.
Jaka mengangguk santai, sama sekali tidak mempedulikan kelemahannya, "Iya. Di rumah Ibu memang ada kolam renangnya, tapi aku selalu gagal saat mencoba belajar berenang."
Putri tidak menyangka Jaka punya kelemahan fatal seperti ini. Karena Jaka tidak bisa berenang, dia harus menghindari mengajak Jaka ke tempat berair dan punya kedalaman yang bisa membuat tenggelam. Putri memang bisa berenang, tapi terdengar menyulitkan jika harus menolong Jaka yang tidak bisa berenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alter Ego
Teen FictionPutri Yuniata hanya ingin membuat pernyataan cinta yang dilakukannya sebagai langkah awal untuk bisa semakin dekat dengan seorang Jaka Mahardika. Tapi ternyata pernyataan cinta ini justru membawa Putri pada sebuah perjalanan cinta yang aneh dan juga...