40. Masa Depan

121 12 2
                                    

Yang berharap cerita ini ada lanjutannya, ternyata masih ada dua chapter yang lupa kupublish 🤣

Padahal di aplikasi sebelah udah kupublish dua setengah tahun yang lalu loh, tapi akunya nggak sadar kalo aku belum publish di sini.

Padahal di aplikasi sebelah udah kupublish dua setengah tahun yang lalu loh, tapi akunya nggak sadar kalo aku belum publish di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai bocoran di atas, chapter depan bener-bener jadi yang terakhir dan nggak akan ada season duanya.

Walau ini nggak sepanjang tiga chapter tambahan sebelumnya, silahlan dinikmati....

♡♡♡♡♡

"Jadi masalah baru apa yang mengganggumu sampai harus datang ke sini?"

Jaka menghela napas. Dia memang sudah mendatangi tempat praktik Lia setelah alter Nakula bergabung dengannya, wajar dokter ini terlihat heran ketika didatangi lagi, "Aku memang senang pada akhirnya tidak mengalami Alter Ego lagi, tapi rasanya aneh sekarang sudah tidak ada orang yang membantuku saat punya masalah."

Lia mengangguk sambil mencatat, "Jaka sudah sangat ketergantungan pada Vian ya?"

Walau pernah menolak kehadiran Vian yang berbagi tubuh dengannya, tapi Jaka sadar alter-nya itu memiliki peran penting, "Saat ada sesuatu yang sulit kuatasi, tanpa sadar aku mencari Vian, walau pada akhirnya ingat jika sudah tidak ada Vian dalam diriku."

Lia berhenti mencatat kemudian memperhatikan Jaka dengan seksama, ada ekspresi tidak tenang yang tergambar jelas di wajah remaja ini, "Jaka perlu membiasakan diri. Vian sudah ada di tubuhmu selama enam tahun, atau mungkin lebih dari itu mengingat kamu sudah mendapat pengalaman tidak menyenangkan dari orang tua sejak masuk SD. Jika kamu menolak terbiasa dengan kondisi baru ini, alter baru pasti akan terbentuk lagi."

"Aku sudah berusaha mengatasi segalanya sendirian, tapi tanpa sadar aku berharap masih memiliki Vian dalam diriku."

"Cobalah buat harapan itu sebagai motifasi untuk melangkah maju. Saat memiliki pikiran, 'andai Vian masih berada di tubuhku, pasti dia akan melakukan ini', lalu lakukanlah hal tersebut."

Saran dari Lia terdengar sangat mudah untuk dilakukam, tapi Jaka tidak yakin bisa benar-benar melakukannya, "Apa ada hal lain yang bisa lebih memotifasiku?"

"Tentu ada. Sekarang bayangkan apa yang terjadi jika kamu dan Vian masih berbagi tubuh."

Karena sudah mengalaminya, Jaka lebih mudah melakukan yang satu ini, "Dia sesekali akan mengambil alih kesadaranku."

Lia mengangguk, "Seharusnya Jaka yang paling mengerti bagaimana berharganya setiap detik yang dilewati dalam menjalani kehidupan. Tidak mudah kan kehilangan banyak waktu dengan Vian yang berbagi kesadaran denganmu?"

"Ya, aku harus melakukan sesuatu lebih banyak dari orang lain, terutama dalam hal belajar. Takut tidak memiliki waktu untuk belajar dihari esok membuatku sering begadang, rajin membaca buku, dan mengulang pelajaran yang diajarkan di kelas,” Jaka mengaku sambil menunduk lemas.

Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang