Hari ini Putri berjalan di lorong sekolah masih dalam keadaan waspada, dia tidak ingin bertemu atau sekedar berpapasan dengan Vian. Lebih baik hindari sedini mungkin sebelum menyesal.
"Pagi~"
Tapi kewaspadaan Putri kembali berakhir dengan sia-sia, Vian masih memberikan sapaan yang sama, "Apa maumu?"
"Aku ingin Putri memilihku."
Kenapa rasanya Putri seperti terlibat cinta segitiga? Kan mereka hanya berdua di sini, "Aku sukanya pada Jaka."
"Ini tubuh Jaka kan? Apa Putri tidak gugup cowok yang kau suka dan tidak dapat dekat dengan perempuan bisa sedekat ini denganmu?" tanya Vian yang sengaja mendekati wajah Putri dan tidak lupa untuk menunjukkan senyum milik Jaka.
Ugh... Putri benar-benar lengah melihat senyuman yang membuatnya sudah memanggil Vian keluar. Dengan gugup Putri mendorong tubuh cowok ini untuk menjauh, dia tidak ingin Vian melihat wajahnya yang sedang memerah malu, "A- aku juga tidak suka kalau terlalu dekat begini."
Tangan kanan Vian memegang dagu Putri untuk dipaksa agar mau menatap wajahnya. Melihat mata hitam itu bergerak dengan gelisah, Vian mendaratkan bibirnya di pipi kiri gadis ini, "Percaya padaku, cowok jahil lebih menyenangkan."
Putri mematung. Apa-apaan tadi? Vian mencium pipinya? Dengan gerakan lambat Putri menyentuh pipi kirinya, tadi dia benar-benar dicium kan?
Dan kenapa Vian langsung kabur begitu saja tanpa mau mendengar protesannya? Jaka, tolong kembalilah ke tubuhmu. Jantung Putri tidak kuat menghadapi kepribadian gandamu yang sungguh sangat jahil ini.
•
Di jam istirahat, Putri berharap saat di kantin dan duduk bersama Tiara, Vian segan mendekatinya. Tapi ternyata pemikirannya terbukti salah.
Vian dengan cuek duduk di sampingnya seolah bersikap ini memang hal wajar yang sering terjadi, "Bolehkan aku duduk bersama kalian?"
Tiara terpaku melihat Vian yang bisa tersenyum dengan mudahnya. Cowok ini memang memiliki wajah Melayu yang tampan, dia juga merupakan salah satu siswi yang dapat merasa terpesona, "Tentu boleh. Tidak apa kan, Put?"
Melihat wajah temannya yang berbinar senang, Putri merasa tidak enak menolak sendirian, "Iya."
"Aku tidak mengganggu kalian kan?"
Tiara menggeleng dengan cepat, "Aku yang merasa telah mengganggumu dan Putri."
Vian menatap Putri yang sedang memalingkan wajah ke kiri karena tidak ingin menatapnya, "Aku malah senang ada orang lain yang melihat interaksiku dengan Putri."
"Apa kalian sudah pacaran?" walau tahu Putri sudah ditolak, Tiara tetap saja merasa penasaran. Siapa tahu sekarang ada jawaban yang berbeda kan?
"Putri tidak ingin jadi pacarku, dia hanya ingin bisa dekat denganku."
Tiara langsung menatap Putri, meminta penjelasan karena setahunya temannya ini sudah mengatakan suka pada Jaka.
"Aku memang mengatakan hanya ingin dekat dengan Jaka karena kupikir akan ditolak jika aku meminta menjadi pacar," jelas Putri yang sengaja menyebut nama Jaka dibanding memakai kata 'kamu' atau 'dia'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alter Ego
Teen FictionPutri Yuniata hanya ingin membuat pernyataan cinta yang dilakukannya sebagai langkah awal untuk bisa semakin dekat dengan seorang Jaka Mahardika. Tapi ternyata pernyataan cinta ini justru membawa Putri pada sebuah perjalanan cinta yang aneh dan juga...