Sore itu, suasana taman tampak sepi.
Langit mulai gelap dan butiran air mulai turun dari atas langit.
Tidak seperti biasanya, taman yang biasanya ramai, sekarang mulai sepi.
Anak-anak yang tadinya bermain mulai kembali ke rumah masing-masing.
Berbeda dengan gadis kecil berumur 8 tahun yang menangis karena kakinya terluka akibat terjatuh saat berlari.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya anak laki-laki itu memecahkan keheningan taman.
Awalnya tidak ada jawaban.
"Sini biar aku obati." kata anak laki-laki itu sambil membersihkan luka di kaki gadis tersebut.
"Sudah jangan menangis lagi." hiburnya.
Gadis itu mengangkat wajahnya.
"Terimakasih" jawab gadis itu.
Suasana taman pun kembali hening.
"Namaku Mike" sambil mengulurkan tangannya.
Dengan ragu-ragu gadis itu membalasnya dan tersenyum manis.
"Aku... Natasha"
"Rumah kamu dimana? Biar aku antar." ajak Mike lalu menggandeng tangan gadis itu.
Tak lama kemudian setelah mereka berjalan cukup jauh menuju perumahan, gadis itu menunjuk ke arah sebuah rumah tanpa pagar dengan halaman yang luas dan dipenuhi banyak bunga yang indah.
"Disitu rumah kamu?" tanya anak laki-laki tersebut.
Gadis itu hanya menggangguk lemah.
"Wah kita tetanggaan dong? Rumah aku ada di pojok sana." ucap anak laki-laki itu dengan gembira sambil menunjuk ke rumah berpagar merah yang letaknya di pojok perumahan.
"Kapan-kapan kita main bareng lagi ya. Jangan nangis lagi, senyum dong."
"Makasih." jawab gadis itu sebelum masuk ke dalam rumah.
"Natasha!" teriak Mike tiba-tiba dari jauh. Gadis itu pun menoleh.
"Kata mamaku kalau jodoh pasti bertemu. Barusan kan kita ketemu, berarti kita jodoh ya?" ucap anak laki-laki itu dengan senyum lebar lalu berlari menuju rumahnya.
Gadis itu hanya terdiam kaget. Namun perlahan sudut bibirnya mulai naik. Dan dia tersenyum karena anak laki-laki yang baru ia temui itu. Atau mungkin memang jodohnya? Kita tidak pernah tau siapa jodoh kita. Tapi kalau jodoh emang gak kemana kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Years Later
Romance"Luka yang pernah ia sembuhkan, belum sepenuhnya sembuh. Sejak saat itu aku tidak pernah menyesali pertemuan ini. Hingga aku tau bahwa aku bukanlah orang yang bisa membahagiakan dirinya. Terimakasih sudah pernah menjadi orang paling spesial dalam hi...
