Chapter Seventeen

2.9K 257 4
                                    

NATASHA'S POV

Aku terbangun oleh sinar matahari dari jendela. Aku membuka mata perlahan-lahan. Dan aku menyadari aku tidak di rumah. Melainkan di kamar rumah sakit. Kepalaku masih sedikit pusing. Aku sendirian disini. Dengan tangan yang diinfus. Benar-benar tidak menyenangkan.

Tiba-tiba pintu kamar rumah sakit terbuka dan muncullah Kak Alex. Dia kaget dan tersenyum lega menatapku. Aku hendak turun dari kasur rumah sakit. Tapi ditahan oleh Kak Alex.

"Nat..kamu istirahat dulu aja" ucapnya.

"Kenapa aku bisa disini?" tanyaku sambil memegang kepalaku yang pusing.

"Iya..semalam kamu pingsan di restoran jadi aku bawa kamu ke rumah sakit. Mama kamu yang nyuruh" dia tersenyum lalu berjalan menuju meja dan mengambil nampan berisi makanan.

"Kamu makan dulu ya..." dia memberikanku semangkuk bubur. Aku menolak dan menggelengkan kepala karena aku sedang tidak ingin makan. Rasanya tubuhku sangat lemah tak berdaya.

"Nat kamu harus makan. Biar aku suap ya..." dia mengarahkan sesendok bubur kepadaku. Aku terpaksa menurutinya daripada tambah sakit. Aku pun membuka mulut memakannya.

*****

Setelah 3 hari aku dirawat inap di rumah sakit, akhirnya aku bisa pulang ke rumah lagi. Walau dokter sudah menyarankan agar aku beristirahat yang cukup dan mengkonsumsi obat secara teratur. Aku tidak suka di rumah sakit. Walau disana sudah menjadi rumah kedua untukku. Tapi rasanya di rumah sakit itu membuat aku larut dalam ketakutan.

Aku kembali pulih seperti biasa. Hanya saja masih sering mimisan dan pusing. Tapi itu sudah biasa untukku. Kak Alex terus bertanya-tanya ada apa denganku. Tapi aku selalu menjawab baik-baik saja dan hanya sakit biasa. Selalu saja aku membohonginya. Tapi semua ini demi kebaikan kami berdua.

Aku pergi ke sekolah seperti biasa setiap harinya. Tapi akhir-akhir ini di kelas aku kurang fokus belajar. Akibatnya nilai-nilaiku sering menurun. Hubunganku dengan Kak Alex baik-baik saja. Tapi akhir-akhir ini aku merasa jauh darinya. Karena rasa bersalahku sudah membohonginya membuatku canggung jika bersamanya. Walau dia selalu membuatku senang dan semangat.

Hari ini aku baru cek ke dokter dengan mama dan papa. Kata dokter penyakitku sudah semakin parah dan harus segera dioperasi. Tapi bagian yang paling menyedihkan adalah disaat dokter mengatakan untuk selalu berdoa dan pasrah dengan apa yang akan terjadi akhirnya. Aku tau maksutnya. Dan sejak hari itu , aku kehilangan harapan dan semangat hidupku.

*****

Apa yang harus aku katakan ke Kak Alex? Apa harus aku memberitahunya bahwa aku akan operasi? Bagaimana reaksinya? Aku takut dia kecewa denganku. Aku tidak mau membuatnya khawatir. Selama 3 hari di rumah sakit , dia selalu menemaniku disana. Dia selalu membawa semangat baru untukku. Tapi tidak mungkin aku membalasnya dengan kepahitan.

Aku pun berpikir mencari cara. Saat aku sibuk berpikir, tiba-tiba hp ku bergetar dan ada pesan yang masuk. Dan itu dari Kak Alex.

From Kak Alex
Nat , besok pergi yuk? Kamu udah sehat kan? Aku mau ngajak kamu ke tempat yang bagus nih.

To Kak Alex
Maaf kak... Besok aku pergi keluar kota

From Kak Alex
Hah? Ngapaiin? Kok mendadak?

To Kak Alex
Iya tadi baru diberitahu... Maaf ya :) kita perginya lain kali aja...

From Kak Alex
Yauda deh... Jangan lupa makan sama minum obat :)

Lagi-lagi aku berbohong. Padahal besok aku harus operasi, tapi aku malah berkata akan pergi keluar kota. Pacar macam apa aku ini?

Besoknya , mama dan papa membawaku ke rumah sakit untuk operasi. Hari ini pun datang. Aku tidak menyangka akan secepat ini. Walau aku sering operasi , tapi tetap saja aku merasa takut. Rasanya seperti telur diujung tanduk. Benar-benar mengerikan.

Aku sudah menggunakan baju pasien khusus dari rumah sakit. Aku sudah berada di tempat operasi. Suster dan dokter masuk. Dan suster itu mendatangiku lalu menyuntikkan obat bius di tanganku. Dan akhirnya mataku terpejam dan aku sudah terlelap. Aku hanya bisa berdoa operasi ini berjalan dengan lancar.

To be continue....

5 Years LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang