Chapter Fifteen

3.1K 260 10
                                    

NATASHA'S POV

"Aku menyukaimu sejak pertama kita bertemu dan tidak akan pernah berubah"

Itulah yang dia katakan padaku tadi malam. Dia memberiku waktu untuk menjawabnya. Dan aku memakai waktu itu untuk berpikir. Aku tau perasaanku padanya lebih dari sahabat. Dan aku mau untuk memilih jawaban yang tepat. Malam itu aku tidak bisa tidur karena memikirkannya. Dan aku bangun pagi dengan kantung mata yang tebal. Sungguh menyebalkan.

Ini hari libur, aku memakainya untuk beristirahat di rumah. Karena nanti aku harus pergi cek ke dokter. Yah.. Kalian taulah kondisiku semakin hari semakin memburuk. Setiap hari hampir mimisan. Aku tidak suka seperti ini terus. Benar-benar menyiksaku.

Saat aku hendak berbaring diatas kasur siang itu , tiba-tiba ponselku berbunyi dan bergetar. Saat kulihat nama dia muncul di atas layar. Dia menelponku. Aku pun mengangkatnya.

Halo? Nat?

Iya kenapa kak?

Ehm... Kamu di rumah kan?

Iya emang kenapa?

Bukaiin pintu dong aku di depan rumahmu. :)

Oh my God! Bagaimana dia bisa datang disaat yang tidak tepat? Benar benar menyebalkan. Cepat-cepat aku berganti baju yang rapi karena sebelumnya aku hanya memakai kaos oblong dan celana pendek. Sekitar 10 menit kemudian aku sudah membukakan pintu untuk Kak Alex. Dia menatapku dan tersenyum.

"Kok lama sih mbukanya?"

"Ehmm.. Itu... Tadi ada urusan bentar di belakang" aku sengaja berbohong.

"Oo gitu...kiraiin apa"

"Ayo masuk..." aku mempersilahkan dia untuk masuk ke rumah.

"Ngapaiin masuk? Aku mau ngajak kamu pergi kok"

"Hah?"

"Kamu udah dandan cantik gini buat nemuin aku kan? Mangkanya ayo kita pergi"

Dia tersenyum. Bagaimana dia bisa tau? Memang aku lama bukaiin pintu karena dandan dulu. Tapi bukan berarti aku ingin diajak pergi.

"Lo... Ada Alex? Diajak masuk dong Nat..." tiba-tiba mamaku datang dan mengajak Kak Alex masuk.

"Halo tante... Saya mau ngajak Natasha pergi. Boleh?" aku menyenggol dia dan melotot kearahnya. Aku tidak ingin diajak pergi. Kenapa dia tetap bersih keras untuk mengajakku?

"Tentu boleh dong... Tante juga mau pergi arisan bentar lagi" Kak Alex menatapku dengan tersenyum licik tanda dia menang. Aku hanya pasrah menatapnya. Mama kembali masuk ke rumah. Aku pun menuruti yang Kak Alex mau. Aku pamit kepada mama dan pergi bersama Kak Alex

"Kita mau pergi kemana sih?" tanyaku di dalam mobil saat perjalanan pergi.

"Nggak tahu."

"Lah kan kamu yang ngajak."

"Yaudah deh kamu maunya kemana?"

"Terserah."

"Kalo ke taman hiburan gimana? Gapapa?"

"Hmm... Gapapa sih" balasku lalu kami pun pergi.

*****

Akhirnya kami sampai di taman hiburan itu. Aku turun dari mobil. Dan kami pun membeli tiket dan masuk ke dalam. Disana kami bisa bermain banyak hal. Kami menaiki banyak sekali wahana-wahana disana. Mulai dari roller coaster, taman lampion, bom bom car, dan masih banyak lagi. Seru banget disana.

Taman hiburan ini benar-benar ramai oleh pengunjung. Namanya juga weekend pasti lah rame banget. Jalannya aja desak desakan. Bau keringat orang-orang bercampur rokok sangat menjijikkan. Tiba-tiba aku terpisah oleh Kak Alex. Aku tak tau dia dimana. Kerumunan orang-orang ini membuatku terpisah.

Aku mencoba mencari-cari sosoknya. Tapi aku tidak bisa melihatnya. Aku dikerumuni orang-orang yang jauh lebih tinggi dari aku. Jadi sungguh membingungkan untuk mencari. Saat aku berusaha mencari-cari , tiba tiba ada tangan yang menggandengku.

"Mangkannya lain kali gandeng tanganku" suara itu benar mengagetkanku. Ya! Akhirnya aku bertemu dengan Kak Alex lagi.

"Nanti kalo kamu hilang, siapa yang mau nyari?" tambahnya.

"Kamu." balasku singkat tanpa berpikir. Betapa bodohnya aku.

"Berharap ya dicari sama aku?" ucap Kak Alex lalu tertawa singkat.

Kami pun memutuskan pergi makan siang. Setelah makan siang, aku memintanya untuk naik bianglala. Entah mengapa, tiba-tiba aku jadi merasa senang dan semangat. Pergi bersenang-senang seperti ini membuatku terasa nyaman.

Aku dan dia naik binglala. Dari atas sana aku bisa melihat oemandangan yang indah dan luas. Sungguh menenangkan hatiku. Tiba-tiba dia meraih kedua tanganku. Aku pun menoleh.

"Nat..."

"Apa?"

"Your answer"

*****

Baca terus kelanjutannya yaa...
Sapa yangg penasaran sama jawaban Natasha hayoo??? Hehe

5 Years LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang