NATASHA'S POV
5 TAHUN KEMUDIAN...
"Natasha Leticia Seraphine... Ayo bangun sudah jam berapa inii...??!!" teriak mamaku dari lantai bawah. Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 Aku bangun dari tempat tidur lalu berlari memasuki kamar mandi.
15 menit kemudian, aku sudah berada di depan cermin dengan seragam putih abu-abu, rambut yang terurai panjang dengan poni yang kujepit di sebelah kanan.
Hari ini adalah hari pertamaku masuk SMA. Aku senang sekali bisa kembali ke Surabaya kota masa kecilku dulu setelah menetap selama 5 tahun di Jakarta.
Aku turun ke lantai bawah dengan membawa tas ransel di punggungku."Pagi ma..pagi pa.." sambil memcium pipi kedua orangtuaku yang sedang sarapan.
"Pagi sayang..." jawab mamaku sambil mencium keningku, diikuti papa yang mencium pipi dan memelukku.
"Hari ini kamu berangkat sama papa ya... Jangan lupa dibawa sarapannya..."
"Iya ma... Udah telat nih Natasha harus berangkat... Dah mama...."
Tak sadar jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 07.10 . Perjalanan dari rumahku ke sekolah kurang lebih memakan waktu 30 menit. Sesampainya di sekolah aku segera berlari memasuki gerbang dan mencari kelas MOS ku.
Sesampainya di depan kelas, aku melihat dua kakak osis yang sedang menjaga kelas tersebu. Sebelum aku membuka mulut untuk minta maaf karena terlambat, salah satu kakak osis cewek langsung menyelaku.
"Kenapa telat?! Baru hari pertama aja uda nelat. Tau nggak sih masuknya jam berapa?!" ucap kakak itu dengan nada tinggi.
"Maaf kak... Itu...tadi bangunnya telat terus jalanan juga macet." balasku.
"Alesan! Mumpung moodku lagi baik, cepet cari tempat duduk sana"
"Makasih kak..." akupun duduk disebelah seorang cewek berkacamata dan dikepang kebelakang.
"Hai aku Natasha ..." sapaku.
"Aku Monica Febiola...panggil aja Monica" jawabnya.
Sebelum melanjutkan perkenalan kami, kakak-kakak osis itu mulai memperkenalkan diri. Dimulai dari cewek tadi yang marah-marah.
"Namaku Sofhie, kelas XII . selama 3 hari ke depan aku bakal mimpin kalian semua."
katanya dengan nada sombong. Lalu menyibakkan rambut panjangnya kebelakang.Cewek itu bertubuh tinggi dan kulitnya putih dengan rambut curlynya yang panjang membuatnya seperti seorang model. 'Cantik-cantik kok judes' batinku.
"Hai semua...kenalin namaku Darren dari kelas XII. Aku dan Sofhie bakal jagaiin kalian semua selama MOS selesai. Mohon kerja samanya ya." ucap kakak itu sambil tersenyum manis. Yah masih untung ada kakak kelas yang baik.
*****
Tok tok tok
Tiba-tiba dari balik pintu , muncul cowok berwajah tampan, tinggi dan gagah. Membuat seluruh kelas ramai dan bersorak-sorak.
"Sapa sih tuh cowok?" tanyaku.
"Gak tau tuh. Tapi anak-anak banyak yang nggosip in tadi waktu di lapangan. Kalo ga salah... Dia ketua osis!"
balas monica. Lalu Kak Sofhie mulai mendatangi cowok itu."Hai babe... Kamu kesini buat nyari aku kan?" kata kak Sofhie.
Cowok itu hanya terdiam dan mulai memperkenalkan diri.
Kak Sofhie pun tampak malu karena cowok itu tidak menghiraukannya.
Salahnya sih sok sok akrab. Jadi malu dehh.... Batinku dalam hati."Hai semua...namaku Michael Alexander , aku biasa dipanggil Alex. Aku kelas XII . Aku kesini untuk ngasih biodata kalian semua. Dimohon kerjasamanya dengan anggota osis yang membimbing kalian." salamnya sambil memberi beberapa kertas kepada Kak Darren.
"Terimakasih" ucapnya lalu pergi meninggalkan kelas.
"Oh my God! Dia ganteng banget Nat..." ucap Monica dengan wajah yang berseri-seri.
"Iyasih. Tapi kok aku kayak pernah liat dia ya?"
"Yang bener?"
"Eh gak tau sih. Udah lupaiin aja."
Suasana kelas menjadi heboh karena kedatangannya. Aku tidak tau apa yang membuatnya tampak beda. Aku merasa seperti mengenalnya. Karena setelah melihatnya, membuatku teringat dengan seseorang. Cowok yang aku kenal baik, dan sudah aku tinggal pergi selama 5 tahun. Tapi apa mungkin itu dia? Apa mungkin cowok itu Mike teman masa kecilku dulu? Gak mungkin gak mungkin.
*****
Sapa nihh yang kepooo
Tunggu terus kelanjutannya ya
Jgn lupa vote dan commentnya
Thank you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Years Later
Romance"Luka yang pernah ia sembuhkan, belum sepenuhnya sembuh. Sejak saat itu aku tidak pernah menyesali pertemuan ini. Hingga aku tau bahwa aku bukanlah orang yang bisa membahagiakan dirinya. Terimakasih sudah pernah menjadi orang paling spesial dalam hi...