Chapter Six

4.9K 372 17
                                    

NATASHA'S POV

"Halo Nat, kamu kok nggak masuk sekolah sih?" tanya Monica. Aku sekarang sedang terbaring lemah tak berdaya di kasur sambil menelfon Monica.

"Hehe sori mon."

"Kamu nggak apa kan? Kamu sakit?"

"Enggak. Aku cuman nggak enak badan aja kok. Paling cuma kecapekan"

"Apa aku perlu ke rumahmu buat jenguk kamu?"

"Gausah Mon. Aku istirahat aja cukup kok. Besok pasti masuk."

"Beneran nih? Yaudah kalo gitu. Get well soon Nat"

"Thanks Mon. Bye..."

2 hari aku tidak masuk sekolah. Aku tau hidungku tidak beres, karena darah terus mengalir keluar dari hidungku. Lagi-lagi aku mimisan. Belum lagi kepalaku yang sangat pusing dan di kakiku muncul lebam.

Lebam itu seperti gumpalan darah. Setiap hari aku harus meminum obat. Walaupun setiap obat yang kuminum membuatku muntah atau mual.

Aku memiliki sebuah rahasia yang hanya diketahui mama, papa, Monica dan Pak Didit. Rahasia itu sangat menyakitkan. Padahal dulu, dokter bilang penyakitnya sudah diangkat. Tapi ternyata sekarang sudah menyebar ke seluruh tubuhku.
Aku sangat takut.

ALEX'S POV

Sudah beberapa hari sejak aku mengantarnya pulang, kami berteman akrab. Dan aku benar-benar merasa dia Natasha yang dulu. Natasha teman masa kecilku itu.

Pagi ini aku mencarinya di kelas, tetapi tidak ada. Aku coba tanya temannya tidak ada yang tau kenapa dia tidak masuk. Aku cukup khawatir padanya.

Sudah 2 hari dia tidak masuk. Aku memutuskan untuk pergi ke rumahnya. Sepulang sekolah, aku mendatangi rumahnya. Aku dapat info ini dari Monica sahabatnya.

Aku menekan bel rumahnya. Dan mamanya keluar lalu membukakan pagar untukku. Aku mengangguk tersenyum tanda terimakasih.

"Natasha lagi sakit. Dia ada di kamarnya. Biar tante panggil dulu. Kamu duduk aja disini" aku sudah berada di ruang tamunya.

"Nggak usah te... Biarin Natasha istirahat aja... Saya titip salam buat dia semoga cepet sembuh. Soalnya saya khawatir dia nggak masuk 2 hari"

"Terimakasih ya nak Alex... Nanti pesannya pasti tante sampaikan"

"Oh ya. Ini ada sesuatu buat Natasha biar dia cepet sembuh." tambahku lalu menyodorkan kotak berwarna hitam dengan pita diatasnya.

"Okee okee pasti tante kasih ini ke Natasha."

Aku tersenyum dan segera kembali pulang.

NATASHA'S POV

Aku terbangun dari tidurku saat mama masuk ke dalam kamarku sambil membawa bubur dan segelas air putih.

"Gimana? Udah enakan?" tanya mamaku khawatir sambil duduk di ujung ranjangku.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum paksa. Kepalaku masih pusing tapi tidak sepusing tadi. Dan mimisanku sudah berhenti. Syukurlah batinku.

"Tadi ada Alex kesini nanya kabar kamu. Dia titip salam buat kamu. Sama ini dia titip sesuatu buat kamu. Katanya biar kamu cepet sembuh."

Kak alex? Ngapain dia disini? Tanyaku dalam hati. Mama menyodorkan kotak hitam berpita merah itu kepadaku.

"Yauda mama turun dulu ya... Kamu jangan lupa dimakan buburnya terus minum obatnya." mama mencium keningku lalu pergi meninggalkan kamarku. Aku membalas dengan tersenyum.

5 Years LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang