Chapter Nineteen

2.8K 253 8
                                    

ALEX'S POV

"Tapi...kalau seumpama aku udah nggak ada , apa Kak Alex akan tetep sayang sama aku?"

Jujur aku kaget dengan pertanyaannya itu. Buat apa dia berkata seperti itu? Apa dia guyon? Aku pun tertawa dan menganggapnya lelucon. Tidak ingin dibawa serius.

"Ya pastilah aku sayang sama kamu sampek kapan pun" tambahku. Wajah Natasha terlihat senang dan lega.

Seperti segala beban dan pikirannya menghilang. Aku menatapnya bingung. Tapi tak lama kemudian, aku terpikir untuk membawanya pergi jalan-jalan.

Mungkin saja dia jadi tambah senang jika diajak pergi. Akhirnya kami pun kembali ke dalam mobil dan pergi ke mall terdekat. Sesampainya disana, aku dan dia turun lalu melihat-lihat toko-toko yang ada. Aku menggandeng tangannya. Dan dia membiarkannya. Aku senang sekali.

Tiba-tiba langkahku terhenti saat tubuh Natasha mematung di depan sebuah toko perhiasan. Dan dia terus memandangi kotak perhiasan yang berisi kalung dengan hiasan liontin berbentuk hati. Jelas sekali dia menyukainya. Siapa yang tidak suka dengan kalung mewah itu.

Semua wanita pun pasti menginginkannya. Dia menatap takjum kalung itu. Sebenarnya terlintas di pikiranku untuk membelikannya. Tapi bagaimana bisa? Kalung mewah seperti itu pasti harganya mahal. Jika aku punya cukup uang , aku akan sangat senang membelikannya. Tapi aku pun putus asa jika berlama-lama melihat Natasha yang dari tadi menatap kalung itu.

Aku langsung mengajaknya pulang. Tampak sedikit kekecewaan pada raut wajahnya. Tapi mau bagaimana lagi. Aku juga tidak bisa membelikannya. Akhirnya kami sampai di rumah Natasha.

"Bye Kak... Makasih buat hari ini." ucap Natasha sambil turun dari mobil. Aku membuka kaca jendela mobil dan tersenyum ke arahnya.

"Sama-sama Nat... Bye juga" ucapku lalu melambaikan tangan.

*****

NATASHA'S POV

Aku sampai di rumah dengan beban-beban yang hilang. Hanya saja kondisiku tetap makin parah. Buktinya sekarang aku mimisan lagi. Tapi untung aja mimisannya bukan waktu aku lagi sama Kak Alex. Aku berbaring di kasur dan memejamkan mata. Tiba-tiba aku sudah berada di alam bawah sadar.

Aku membuka mata dan melihat cahaya yang sangat terang.
Lama kelamaan cahaya itu pun pudar.
Dan aku baru menyadari bahwa aku sedang di rumah sakit.
Aku juga masih memakai baju pasien rumah sakit.

Aku berjalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit.
Disini aku hanya sendirian.
Aku tidak tau yang lain berada dimana.
Aku terus berjalan.....
Tapi langkahku terhenti ketika aku mendengar suara tangisan

Aku pun mencari sumber suara tersebut.
Aku terus mencari...
Dan akhirnya aku melihat banyak orang
Yang tidak lain ternyata adakah keluargaku , teman-temanku dan.....
Dan semuanya menangis.

Mereka semua tampak sedih dan kecewa
Aku tidak tau mengapa.
Aku terus mencari.... Dan aku masuk ke dalam ruangan
Dan aku benar-benar kaget saat melihat mama menangis sambil memeluk jasad seseorang yang ditutupi kain putih.
Aku pun berjalan masuk.
Sebenarnya siapa yang mereka tangisi?

Bahkan Kak alex juga menangis duduk disamping kasur.
Baru pertama kalinya aku melihat dia menangis.
Saat mama membuka kain tersebut....
Aku terbelalak kaget melihat diriku tertidur lelap disana.
Tidak mungkin!!! Aku belum mati!!
Maa.... Pa.... Aku disiniii!
Aku belum mati!

Aku terbangun dari tidurku. Dan aku baru menyadari itu tadi hanya mimpi.
Aku sangat takut Ya Tuhan.

Bentar lagi episodeee akhirr loo... Siap siap yaa

Tbc....

5 Years LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang