Chapter Eleven

3.4K 307 6
                                    

ALEX'S POV

Siang itu, setelah apa yang terjadi dengan Natasha. Aku pergi ke kelas dan memanggil Sofhie untuk berbicara sebentar. Aku dan Sofhie berdiri di luar kelas.

"Sof, apa kamu yang ngunci Natasha di gudang?"

"Gak mungkin lah... Buat apa coba" Sofhie memalingkan mukanya. Aku tau dia bohong. Hanya saja dia takut untuk mengungkapkannya.

"Sof, jangan bohong! Aku tau ini semua pasti kerjaanmu" bentakku. Dia mulai takut.

"Okay , fine! Itu semua memang kerjaaanku emang kenapa? Kamu ga suka? Dia itu siapa si Lex... Gaperlu kamu belaiin terus deh" balas Sofhie. Aku mulai marah dan maju satu langkah lebih dekat dengan dia.

"Dengerin ya Sof... Jangan ganggu Natasha lagi. Dia itu sahabatku. Dan kamu jangan deketin dia lagi." ucapku tegas. Aku segera pergi meninggalkan Sofhie yang masih menatapku bengong. Dia benar- benar kalah.

*****

Sepulang sekolah aku mengantarkan Natasha pulang ke rumahnya. Saat itu Natasha sudah mulai tenang. Tidak menangis lagi. Sebenarnya aku memperbolehkan Natasha untuk memanggilku Mike. Asal hanya dia yang memanggilku seperti itu. Tapi dia tetap memilih untuk memanggil Kak Alex. Aku membiarkannya.

Akhir-akhir ini setelah kami tau lebih dekat satu sama lain, aku dan Natasha menjadi lebih akrab. Tidak ada rasa canggung seperti dulu yang masih malu-malu. Aku dan dia sangat terbuka satu sama lain. Itu membuatku merasa nyaman.

Kata 'Nyaman' tidak menggambarkan perasaankull kepadanya. Aku merasa memiliki rasa yang jauh dari 'nyaman' seperti 'sayang'. Aku sudah merasakannya dari awal. Sejak aku dan dia pertama kali bertemu.

NATASHA'S POV

Malam ini aku sangat lelah. Belum lagi aku masih mengingat kejadian tadi siang di sekolah. Sungguh, Kak Sofhie benar-benar menyebalkan. Aku berjalan menuju kasur untuk tidur. Aku benar-benar ngantuk. Aku memejamkan mataku. Berusaha tidur. Tiba-tiba terdengar bunyi getaran dari handphone ku. "Arghhh sapa sih yang ngechat malem-malem gini?!" Batinku. Aku duduk dan meraih handphone ku yang ada di atas meja. Aku melihat pesan yang masuk. Dan ternyata dari Kak Alex.

From : Kak Alex
Nat?

To : Kak Alex
Iya?

From : Kak Alex
Ehmm...Kamu udah gak nangis lagi kan gara-gara tadi? Aku tau itu semua ulahnya Sofhie. Dia emang gitu. Gausah dipikirin terus.

To : Kak Alex
Ya engga lah. By the way , makasih lo kak udah nolong aku tadi.

From : Kak Alex
Sama-sama. Oya nat , sori besok aku gak bisa anter kamu pulang.

To : Kak Alex
Loh kenapa?

From : Kak Alex
Soalnya aku ada rapat osis. Sori ya...

To : Kak Alex
Iya gak apa.

From : Kak Alex
Belum tidur?

To : Kak Alex
Belum. Ini mau tidur

From : Kak Alex
Yauda kalo gitu Good Night...have a nice dream :)

Aku sengaja tidak membalasnya. Padahal tadi ngantuk. Kenapa sekarang jadi semangat ya? Aku sangat senang. Hatiku berbunga-bunga. Akhir-akhir ini selama aku bersama Kak Alex hatiku selalu berdebar-debar. Aku tidak tau perasaan apakah ini. Tapi ini berbeda. Bukan rasa 'care' satu sama lain. Tapi ini juga bukan rasa nyaman seorang sahabat. Apa mungkin aku menyukainya?

--------------

Maaf ya dikit banget di chapter inii
Maaf jg baru update hehehe
Ayo vommenttt

5 Years LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang