Chapter Eight

3.9K 333 8
                                    

NATASHA'S POV

Kring.....

"Kak, aku balik ke kelas dulu ya..."

"Bye Nat"

Bel sudah berbunyi, pelajaran pertama akan segera dimulai. Aku segera pergi dari taman setelah bercanda gurau dengan Kak Alex. Aku berjalan menuju kelasku dan menunggu pelajaran dimulai.

"Cie.. Ciee... Yang habis pacaran sama Kak Alex" ucap Monica tiba-tiba.

"Apaan sih mon. Orang kita nggak pacaran kok" balasku kesal.

"Ya kan coming soon wkwk" emang deh Monica ini ngayal banget kalo ngomong. Plis deh gak mungkin cewek kayak aku gini punya pacar.

Saat istirahat, aku dan Monica serta beberapa teman kelasku pergi ke kantin. Setibanya di kantin, aku bertemu Kak Sofhie yang menatap sinis ke arahku.

Aku tau tatapan mengancam itu karena dia cemburu waktu melihatku dan Kak Alex duduk berdua di taman tadi pagi. Aku hanya mengabaikannya dan tetap berjalan mencari kursi. Aku dan teman-temanku mendapatkan kursi.

Kami mengobrol tentang beberapa hal. Contohnya cita-cita kami, hobi, bahkan nama Kak Alex dibawa-bawa. Mereka bilang kalau aku dan dia cocok. Aku hanya tertawa menanggapinya.

Selesai dari kantin, kami kembali ke kelas.

"Eh Nat, kamu sakit?" tanya seorang temanku tiba-tiba.

"Hah enggak kok" jawabku. Memang aku tidak merasa sakit sama sekali.

"Terus kok mimisan?" aku langsung mengecek hidungku dan ternyata benar.

Lagi-lagi aku mimisan. Akhirnya Monica menemaniku pergi ke UKS. Dia sungguh khawatir akan kondisiku akhir-akhir ini. Padahal aku baik-baik saja dari tadi.

"Nat, aku tinggal ke kelas ya... Kamu istirahat aja disini" ucap Monica.

"Iyaa...makasih ya Mon" aku berjalan ke kasur UKS untuk tidur sejenak. Tanpa aku sadar, aku sudah tertidur kurang lebih 1 jam dan aku benar-benar merasa lelah.

Saat aku hendak kembali ke kelas, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam UKS. Dan itu Kak Alex. Dia menatapku bingung.

"Nat, kamu nggak apa? Kamu ngapain disini?" sontak aku kaget saat melihatnya. Tapi aku memilih untuk diam. Karena tiba-tiba aku pusing sekali. Kupegang kepalaku. Berusaha untuk melanjutkan berjalan, tiba-tiba kak Alex membantuku.

"Kalau masih sakit, istirahat aja. Gausa maksaiin diri" tangannya menopang tubuhku berusaha membantuku berjalan. Aku menolak.

"Aku nggak apa. Aku harus kembali ke kelas. Nanti ketinggalan pelajaran" ucapku.

"Nat, kamu disini aja. Biar aku yang ngajarin belajar deh" ucapnya tegas sambil memandangku. Aku akhirnya menyerah dan membiarkan dia membantuku.

*****

Setelah belajar privat dengan Kak Alex , aku berjalan kembali ke kelas saat istirahat kedua. Tiba-tiba sakit kepalaku hilang begitu saja. Hatiku pun senang sekali. Rasanya berbunga-bunga. Saat aku masuk ke dalam kelas, Monica menatapku khawatir lagi.

"Nat, udah nggak apa? Masih sakit?kalau iya kita ke UKS lagi aja!" Monica berlari mendatangiku dari bangkunya ke ambang pintu kelas.

"Duh bawel banget sih kamu Mon! Aku udah nggak apa. Barusan kan habis ditolongin hahaha"

"Ditolongin sama siapa Nat? Hayoo sama siapa...." Monica menggelitik perutku. Aku pun menggelitiknya balik. Aku duduk di bangkuku dan menceritakan ke Monica tentang Kak Alex yang menolongku dan mengajariku di UKS.

Kak Alex memang baik. Di saat dia lagi ditugasin sama guru, malah membantuku di UKS. Lebih tepatnya hanya berbincang-bincang dan tertawa. Sungguh menyenangkan bisa meluangkan waktu bersamanya..... Tetapi terkadang aku merasa takut.

Aku takut tidak bisa bercanda gurau lagi suatu hari. Tentunya karena kondisi badanku yang selalu labil. Aku juga takut penyakitku tidak bisa disembuhkan. Semua kemungkinan-kemungkinan buruk selalu muncul di pikiranku.

Tapi untungnya aku memiliki teman-teman, keluarga dan orang-orang yang kusayangi. Dimana mereka akan selalu menemaniku saat suka dan duka serta menyemangatiku setiap hari.

Aku baru teringat setelah melihat bolpen Kak Alex yang tertinggal. Aku hendak mengembalikannya. Aku berjalan ke kelasnya. Sesampainya di kelas Kak Alex, kelas itu kosong. Aku baru sadar bahwa Kak Alex sedang pelajaran olahraga. Jadi mereka semua di lapangan. Tanpa ijin aku masuk ke dalam kelas dan mencari bangkunya.

Aku berjalan menyusuri setiap barisan bangku. Langkahku terhenti saat melihat sebuah buku di atas meja. Buku itu sungguh familiar. Aku seperti tau buku itu. Buku itu berwarna biru muda. Aku mulai mengingat-ingat.

Saat aku menyadarinya, buku itu sama dengan buku yang kuberikan kepada seseorang di masa laluku. Mike. Yup itu buku Mike.

Aku pernah memberi buku seperti ini kepada Mike. Dulu sebelum aku pindah. Tapi mungkin saja ini bukan punya Mike. Tidak mungkin juga buku seperti ini hanya ada satu. Aku duduk di bangku tersebut. Bangku dimana terdapat buku berwarna biru muda diatasnya.

Aku mulai penasaran. Aku membukanya dan membaca semua isinya. Aku sungguh kaget. Isi dari buku ini sungguh membuatku bingung. Mana mungkin Mike bisa berada di sekolah ini? Kenapa dia tidak pernah mencariku? Apa dia sudah melupakanku? Dan pergi begitu saja? Tapi kenapa dia masih menyimpan buku ini?

-----------------

Helooo maaf bgt revisi mulu:(
Dan slow updatenya ya
Jangan lupa voment nyaa

5 Years LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang