NATASHA'S POV
Waktu sungguh berjalan dengan cepat. Hari sudah kujalani, bulan sudah kulewati. Penyakitku sudah semakin parah. Aku tidak bisa menjamin akan baik-baik saja. Tapi aku sangat senang karena mendapat dukungan dari kedua orang tua, teman-teman dan orang-orang spesial yang selalu bersamaku. Aku sudah sangat akrab dan nyaman bersaama Kak Alex, hingga hari ini tiba.
Hari dimana Kak Alex menerima kelulusan SMA. Aku sangat senang mendengar dia akan segera kuliah, dan aku naik kelas dengan nilai yang memuaskan juga. Hari ini, aku datang ke acara kelulusannya. Aku ingin memberi dia ucapan selamat. Saat acara kelulusan telah berakhir, aku menghampiri Kak Alex.
"Congratz ya kak...."
"Thanks Nat..." Dia memelukku. Hangat sekali pelukan itu walau singkat.
"Kamu jangan kangen aku ya Nat...hehehe"
"Kangen? Ngapaiin coba?"
"Ooo gitu...yauda kalo gitu aku kuliah di negeri aja kalo gitu"
"Ja...ngann..."
"Katanya nggak bakal kangen?"
"--------------" aku benar-benar kalah. Dia hanya menatapku dan tersenyum bangga sudah menang sekaligus lulus. Aku hanya kesal.
*****
Setelah kelulusan itu aku merasa sekarang menjadi sepi. Tidak ada teman penghibur lagi selain Monica. Sungguh tidak menyenangkan. Saat aku sibuk memikirkan Kak Alex, tiba-tiba darah keluar dari hidungku. Aku mengerang sebal dalam hati. Sudah 2 hari sejak kelulusan Kak Alex , aku jadi sering sakit. Entah apa hubungannya. Tapi aku jadi tidak semangat lagi. Dan Kak Alex belum mengabariku sama sekali.
Terakhir cuman waktu dia nganterin aku pulang setelah upacara kelulusannya. Dan kami hanya mengadakan makan bersama keluarganya dan keluargaku. Memang keluarga kami langsung akrab. Tapi tiba-tiba Kak Alex belum memberi kabar sama sekai.
Aku jadi khawatir. Tapi, mungkin saja dia sedang sibuk mencari kuliah dan jurusan yang tepat. Aku tau orang kuliahan pasti akan sangat sangat sibuk. Sudah setahun berlalu, jarakku dengan Kak Alex jadi agak renggang. Dia jadi sering mengikuti kegiatan di kampusnya.
Dan dia benar-benar rajin belajar. Bahkan saat aku main ke rumahnya, dia tidak ingin diganggu. Alhasil, aku malah terganggu dengan dia yang belajar. Sungguh menyebalkan.
Padahal besok adalah hari ulang tahunku. Apa dia lupa dengan hari ulang tahunku yang ke 17 ini? Sebenarnya aku mengharapkan acara yang besar dan meriah. Tapi mama dan papa tidak memperbolehkan. Aku hanya menurutinya sih. Malam ini aku tidak dapat tidur karena terus memikirkan dia yang hari ini belum memberi kabar sama sekali.
*****
Aku pun memilih untuk memejamkan mata mencoba untuk tidur. Dan akhirnya aku tertidur nyenyak sekali. Hingga aku terbangun pukul 12.00 benar-benar tidur yang nyenyak. Akhirnya hari ini tiba. Hari ulang tahunku.
Aku pergi ke kamar mandi, mencuci muka, menggosok gigi, dan lain lain. Aku senang sekali hari ini tiba. Aku berpikir sejenak apakah Kak Alex mengucapkan selamat ultah untukku? Aku pun berjalan menuju meja dan mengambil hp ku yang ada disana. Dan saat kubuka, ada satu pesan yang masuk. Saat kulihat.....
Ternyata itu bukan pesan dari Kak Alex melainkan bonus telpon seharian dari operator. Benar-benar menyebalkan.Aku turun ke lantai bawah. Saat kulihat kosong. Tidak ada siapapun. Aku berpikir dimana papa? Dimana mama? Apa aku mimpi? Aku mencubit pipiku dan terasa sakit. Jadi ini bukan mimpi. Kemana semua orang? Aku bingung dan menelusuri setiap ruangan di rumahku. Tetapi hasilnya tetap kosong. Tidak ada siapa-siapa selain aku.
Aku bingung dan mengambil hp lalu mencoba menelpon papa dan mama. Tapi saat kucoba yang berbunyi hanyalah "maaf nomer yang anda tuju sedang sibuk" seperti itu berulang kali. Ini benar-benar aneh. Mana mungkin di hari ulang tahunku, semua orang menghilang? Bahkan belum ada yang memberiku ucapan sama sekali.
*****
Author kembali... Maaf ya updatenya lamaa banget. Guru yang pulang umroh habis bagi-bagi kurma nihh.... Wkwk #gakadahubungannyasih
Semoga kalian semua sukaaa dan penasaran kelanjuttannya.
Tunggu terus update dr aku yaa... Happy reading😎😚
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Years Later
Romance"Luka yang pernah ia sembuhkan, belum sepenuhnya sembuh. Sejak saat itu aku tidak pernah menyesali pertemuan ini. Hingga aku tau bahwa aku bukanlah orang yang bisa membahagiakan dirinya. Terimakasih sudah pernah menjadi orang paling spesial dalam hi...