Dua Belas

12 1 0
                                    

Belanja, hal yang paling malas untuk Fela lakukan tapi terpaksa selalu ia lakukan. Habisnya kalo udah disuruh belanja, daftar belanjaan yang Mama berikan panjang banget. Kan cape harus muter–muter nyari barang plus bawa barangnya sendirian. Mama sih nggak pernah mau belanja sendiri atau paling nggak ikut nemani belanja.

Setelah muter–muter sampai kaki udah pegel, Fela mengakhiri petualangannya mencari semua barang yang tertera dalam list. Keranjang dorongnya udah penuh dengan berbagai macam barang.

Saat melewati sebuah lorong, Fela melihat seorang anak kecil berjalan ke arahnya sambil menangis dan memanggil–manggil nama bundanya.

"Adek, kenapa nangis?" Fela menekuk kaki agar tingginya sejajar dengan anak kecil itu.

"Bunda...." jawab anak kecil itu, masih sesenggukan.

Begitu melihat wajah anak itu, Fela jadi ingat sesuatu. Kalo nggak salah, ini kan adiknya Arsya yang ketemu di taman tempo hari.

"Kamu Rasya, kan?" tanya Fela memastikan. Anak itu mengangguk.

"Bunda kamu mana?"

"Nggak tau..."

"Oh, kamu terpisah dengan Bunda kamu? Udah nggak usah nangis, ayo Kak Fela bantu nyari Bunda kamu," tangan Fela sibuk mengusap air mata di pipi Rasya. Rasya mengangguk polos dan mau menghentikan tangisnya.

"Tadi Bunda kamu jalan ke mana?"

"Ke sana," telunjuk Rasya menunjuk ke sebuah arah.

"Ya udah, kita cari sama–sama."

Kaki Fela sebenarnya udah cape banget. Habis muter–muter tadi, sekarang harus muter–muter lagi nyari bundanya Arsya. Akhirnya Fela memutuskan untuk pergi ke bagian informasi.

"Bunda....!!!" Rasya memanggil seorang wanita berjilbab yang ada di ruang informasi.

Wanita itu menyambut kedatangan anaknya dengan tangan terentang. Kemudian, bocah kecil itu dipeluknya erat–erat serta diciumnya berkali–kali.

"Kamu ke mana aja sih, Rasya? Bunda khawatir banget sama kamu."

"Bunda yang aku cari–cari nggak ada."

"Kamu bandel sih. Bunda kan udah bilang jangan jauh–jauh dari Bunda. Kamu nggak apa–apa, kan?" wanita itu memeriksa keadaan tubuh anaknya. Si anak menggeleng.

"Aku ditolong Kak Fela," adiknya Arsya menunjuk ke arah Fela. Fela berjalan mendekat.

"Sore, Tante!" sapa Fela ramah.

"Sore... Kamu Fela?" tanya bundanya Arsya. Fela menggangguk.

"Makasih ya kamu udah bantu jagain anak Tante. Dia emang sedikit bandel," wanita itu mengelus–elus kepala anaknya. Fela hanya tersenyum.

Rasya membisikkan sesuatu ke telinga bundanya. Wanita itu menggangguk–angguk seraya tersenyum dan melirik sekilas ke arah Fela. Fela jadi curiga.

"Jadi kamu temannya Arsya?"

Fela hanya menjawab dengan sebuah senyuman karena mulutnya pasti akan menyangkal.

"Tante Bundanya Arsya?" Fela gantian tanya, sekedar basa basi. Wanita itu juga hanya menjawab dengan senyuman.

"Sebagai ucapan terima kasih, besok malam kamu datang ke rumah Tante ya!"

Sledri TengilWhere stories live. Discover now