Bloody Forest

29 3 0
                                    

Aku sedang berjalan sendiri. Aku melihat dan menghampiri seorang pria dewasa yang tengah berjalan di pusat kota.

"Permisi, apa Anda melihat seorang pelayan hotel berambut pirang disini?"

"Sekitar dua jam yang lalu Saya melihatnya di ujung kota. Dia berlari sendirian. Larinya sangat cepat. Saya tidak tahu dia akan kemana, Nona. Tapi Saya melihatnya berlari keluar dari kota ini."Jawab pria itu

"Berarti, kemungkinan dia akan ke Hutan Berdarah. Baiklah. Terima kasih, Tuan. Senang jika Anda tahu keberadaan pelayan itu."Kataku

"Sama-sama. Senang bisa membantu Anda."

Pria itu pergi dan aku melihat jam besar yang ada di tengah jalan. Yaitu Jam Besar Kota Central.

22nd June 2016 on 11.56 AM

Aku berlari menuju taman yang letaknya tak jauh dari pusat kota. Dan 4 menit lagi kita harus bertemu di taman itu.

Mungkin jika mereka mendengar info ini, mereka termasuk Elma akan merasa bahagia.

Tapi... Tidak dengan Jay.

Jay masih marah pada Zaide. Dia pembunuh yang licin. Pembunuh dan pencuri sebenarnya memiliki kesamaan. Mereka sama-sama mengendap-endap mendekati sasarannya. Tapi sangat banyak perbedaan di antara mereka.

Jay pun sepertinya merasa sakit hati jika orang yang disayanginya, Elma akan pergi kehadapan pembunuh licik itu. Tapi aku tahu Elma masih mencintai Jay meskipun ia kalah dari Zaide.

Ku harap semua ini akan segera kembali seperti semula. Cinta Jay tidak bisa dihentikan!

"Maria! Kemari!"

Aku melihat Cody yang melambaikan tangannya.

Hm... Cody. Berambut coklat tua. Itulah katanya. Tapi kelihatannya seperti hitam. Orang berkulit putih, tampan nan baik. Sungguh seorang asisten yang baik untukku.

Dia selalu membelaku sejak awal. Dialah orang yang selalu membantuku jika dalam kesulitan. Dia... Adalah seorang pencuri yang baik.

"Maria, ayo kita masuk ke taman. Tifanny dan Raven sudah menunggu."

Aku melihat Cody dan mengangguk. Aku diajaknya ke tempat dua calon pasangan penjahat itu.

"Taman yang keren, kan?"Tanya Cody

"Ya. Ini... Aku sudah lupa dengan semua kenangan kita. Kita bertemu disini, kan?"Tanyaku

"Haha... Ya. Kau masih licik."Jawabnya

"Jangan begitu! Kau membuatku malu! Kau sendiri juga masih polos."Kataku yang langsung mendorong bahunya sedikit kencang

"Hehe... Kita masih payah."Kata Cody yang berhenti di depan kolam kecil

"Apa yang kau lakukan?"Tanyaku yang ikut berhenti

"Itu. Hanya Raven dan Tifanny."Jawabnya yang melihat mereka

Aku hanya melihat ke depan dan melihat mereka berdua yang ternyata duduk sambil memakan es krim bersama.

"Mereka lucu sekali!" Kataku kemudian tertawa kecil

"Ya. Aku senang ini terjadi."Katanya

"O ya. Aku sudah tahu dimana keberadaan Derrick."Kataku menengok Cody

"Benarkah?"Tanya Cody yang langsung kaget dan melihatku

"Ya. Dia ke Hutan Berdarah."Jawabku

"Apa?! Hutan terlarang yang berisi mayat musuh dan warga kota dulu?! Untuk apa? Dia tidak bisa melakukan hobinya disana! Karena semuanya sudah meninggal! Dan tidak ada seorang pun yang ada disana.

"Tapi tunggu. Aku pernah membaca artikel di laptopku. Sayang aku tidak menyalin ke ponselku. Dan ponselnya disita polisi. Pft...

"Tapi aku ingat, kok. Ada sebuah benda yang memiliki semacam hal mistis atau gaib di hutan itu. Itu pernah dikabarkan sebagai penyebabnya meninggalnya orang-orang disana selain ulah musuh. Itu juga memiliki kekuatan magis. Dan setahuku orang yang kesana akan langsung meninggal karena benda itu!"Jelas Cody panjang lebar

"Oh... Tidak! Ja... Jadi... Dia marah padaku dan kesana? Ya ampun, De-"

"Tidak. Bukan karena marah. Pasti semua orang sudah memperingatkannya sebelum masuk. Dan sudah banyak peringatan yang terpampang di depan hutan. Aku yakin dia akan mengerti. Pasti dia pergi ke tempat lain."Sela Cody

"Tidak. Kau salah. Aku memang pergi ke hutan itu."

Cody terkejut. Aku pun begitu.

Difficult Time (Killer And Thief Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang