I'm You're Angel?

8 0 0
                                    

Akan tetapi...

Trang....

Pisau kecil jatuh dari tangan Zaide. Dan Zaide sendiri juga langsung terjatuh dihadapan Roy.

Mataku terbuka lebar dan diriku serasa membatu. Jantungku pula rasanya berhenti berdetak.

Hatiku tak berkata apapun setelah melihatnya. Aku pun tak bisa bergerak setelah itu terjadi. Hanya mulut yang terbuka. Memanggil namanya yang membuatku takut dan menangis.

"Za... Zaide!"

"Ya... Ampun! Lord!

"Roy! Apa yang kau lakukan pada pembunuh kecil itu?"Tanya Rex yang segera berlari ke tengah area dan mengangkat Zaide seorang diri ke tempatku

Sejak awal... Sejak awal seharusnya aku berlutut dihadapan Rex.

Aku tidak ingin Zaide mati dihadapanku! Aku tidak ingin John khawatir padanya!

Aku merasa ini adalah akhir. Ini akhir dari segalanya. Dia memang ingin aku setuju. Namun, jika aku tahu ini yang terjadi... Aku tidak akan pernah menyetujuinya!

Tubuh kekar Rex berjalan dengan wajahnya yang kecewa membawa Zaide yang lemah ke hadapanku.

Dia dibaringkan tepat di depanku dan Zaide hanya melihatku dengan lemahnya.

Aku segera duduk dihadapannya. Air mata rasanya sudah jatuh sejak tadi. Aku melihatnya dengan luka dan darah di mana-mana.

"Zaide,"

"Maafkan aku, Aintzane. Sebagai gantinya, biar aku urus biaya operasi atau penyembuhan Zaide. Aku sangat menyesal."Kata Rex

Aku melihat Rex yang duduk di sebelahku dan air mata yang keluar semakin deras saja. Kesedihanku ini terdiri atas penyesalan, kesalahan, dan... Zaide.

"Rex, aku sangat menyesal dengan keputusanku!"

Tiba-tiba Rex langsung memelukku dengan erat.

"Maafkan aku, Aintzane. Sejak awal persaingan kita tidak berhenti. Aku jadi melibatkan pembunuh kita. Dan aku tidak tahu ternyata Lord begitu lemah."Kata Rex menyesali tindakannya

"Aku memaafkanmu, Rex. Aku juga minta maaf padamu!"

"Ma... Magan,"

Aku terkejut dan segera melihat Zaide.

"M.... Ma-Magan,"

"Zaide!"

Rex segera berdiri dan mengangkat Zaide lagi.

"Roy, ambil mobil! Cepat!"Teriak Rex yang langsung membuat Roy pergi

"A... Apa kau tidak keberatan mengangkatnya sendiri?"Tanyaku

"Dia hanya tinggi. Tapi beratnya tidak seberapa. Kebanyakan seorang pembunuh bertubuh kurus. Jadi aku mudah mengangkat pembunuh sepertinya."Jawabnya

"Oh..."

Aku segera berdiri juga dan menghapus air mataku yang cukup banyak ini.

"Kau ingin mengangkatnya, huh?"Tanya Rex

"Tidak mungkin bisa! Aku ini perempuan!"Kataku

"aku juga tahu itu. Kau jaga Lord di belakang, ya!"

Mobil sedan hitam Rex datang. Dan tampak Roy yang menyetir mobilnya.

"Kau masuk ke dalam, Aintzane!"

Aku segera membuka pintu mobil dan masuk ke dalam. Kemudian Rex segera memasukkan Zaide ke dalam mobil bersamaku.

"Jaga dia baik-baik, ok? Kalau terjadi sesuatu padanya atau padamu, katakan padaku."Kata Rex yang segera menutup pintu mobil

Kenapa dia bilang begitu? Padahal dia ada di depanku, kan?

Masuklah Rex ke depan mobil. Ia segera duduk di depanku dan kembali menutup pintu mobilnya.

"Jalan! Cepat!"

Mobil berjalan dengan cepat melewati jalan kecil yang sepertinya mereka rancang untuk mobil mereka. Karena tidak ada pohon yang menghalangi.

"Ma... Ma... Ma..."

"Bertahanlah! Kita akan segera membawamu ke rumah sakit!"Kataku yang sedikit gelisah

Tangan Zaide terangkat dan mencoba menyentuh wajahku. Dengan yakin, aku segera membuat tangan itu menempel di wajahku. Meski banyak darah di tangannya itu, lebih baik aku membantunya agar bisa melakukan apapun yang dia inginkan.

Aku tersenyum padanya meskipun sangat sulit. Ia pun juga tersenyum padaku.

Kupegang wajahnya yang berdarah itu dengan perlahan. Dan aku terus melihatnya tanpa henti.

"Ma... Ma... Maafkan a... A... A...A-aku, Magan."

"Maafkan aku juga, Zaide! Sudah banyak kesalahan yang kulakukan padamu! Aku tahu bahwa aku... Aku tidak pantas untuk mencintaimu! Jika kita hanya bersahabat, itu sudah cukup bagiku!"

"Ti... Tidak. K-kau... Pa... Pa... Pantas men... Mencintaiku. Ka... Karena ka-kau... Kau... Adalah pah... Pahlawan... K-ku. Da... Dan ci... Ci-cinta bisa terjadi di da... Dalam per... Persahabatan."

Aku mengangguk pelan dan dia masih tersenyum padaku.

"I... I be... Believe you... You're my... You're my... A... A... A... Angel, A... Aint... Z... Zane."

Tiba-tiba matanya langsung terpejam. Dan tangannya langsung terlepas dari wajahku.

"Zaide,

"Zaide, bangunlah! Ja... Jangan pergi!

"Ku... Kumohon."

Aku melihat ke depan dan memanggil Rex.

"Rex,"

"Aku mendengarnya.

"Roy, bisakah kau lebih cepat lagi?"

"Akan kuusahakan!"

Difficult Time (Killer And Thief Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang