Robber And Thief's Fight

13 2 0
                                    

"Memang dia perlu seseorang untuk membawanya menuju kebaikkan. Dan orang itu harus siap menerima Zaide apa adanya. Zaide bisa sangat jahat hingga membunuh orang terdekatnya. Contohnya saja dia sudah pernah membunuh ibu kandungnya saat berusia dua tahun.

"Jadi... Bersiaplah untuk mati dihadapannya."Jelas John

"Wow... Mengerikan."Kata Cody yang segera memakan burgernya dengan rasa takut

John pun ikut makan setelah menjelaskan.

"Aku tidak siap mati. Hidupku ini penuh dengan misteri dan kekejaman. Banyak rahasia kota yang belum kami berdua selidiki."Kataku

"O ya, proyek misteri kota itu? Kami memang belum selesai."Kata Cody

"Misteri kota?"Tanya John

"Ya. Nanti akan kuceritakan di kamar hotel."Kataku kemudian mengambil waffer dan memakannya bersama es krim

"Angkat tangan kalian semua! Kami tidak akan segan-segan membunuh kalian jika tidak mengangkat tangan kalian!"

Aku melihat lima orang pencuri dengan topeng. Ah... Mereka itu perampok yang sedikit di bawah tim kita ini. Namanya Dark Robber.

Semua orang mengangkat tangan mereka termasuk kecuali kami bertiga.

Aku sendiri tidak takut pada mereka.

"Hey, Nona! Kau tidak sadar siapa yang ada disini?"

Karena aku yang terlihat dari pintu kafe, jadi hanya aku yang dipanggil.

"Aku akan urus mereka secepatnya."Bisikku

"Aku ikut denganmu, Magan."Bisik Cody

"Ssttt... Jangan. Biar aku saja yang urus mereka."Bisikku

"Berhati-hatilah, Magan."Kata Cody

"Semangat, kak. Ingatlah apa yang harus kakak lakukan saat terancam."John menyemangatiku dengan berbisik

"Dan kau harus tahu apa yang harus kau lakukan."Bisikku

"Siap!"

Aku tersenyum pada dua pria itu. Aku berdiri mengampiri pencuri itu dengan tenang. Mereka tidak akan menembak pencuri sepertiku.

"Nona, huh? Uang kafe ini sudah kucuri. Kalian terlambat."Kataku menyeringai miring

"Kau mencuri? Kau...

"Kau..."

Ketua perampok ini sudah mulai mengenaliku.

Aku mengeluarkan dompet hitamku yang penuh dengan uang.

"Magan Aintzane. Halo lagi, Tuan-tuan. Kafe ini sudah menjadi milikku. Mereka patuh padaku. Kalian tidak bisa mengambilnya kembali dari seorang wanita sepertiku. Pergilah, atau aku akan menyimpan hasil rampok kalian ke dompet hitam kecilku ini."Kataku dengan berani

"Dasar pencuri gila! Bisa-bisanya kau ada disini disaat kami sangat bahagia! Kafe ini memang sukses. Dan kau berhasil mengambilnya dulu sebelum kami. Kau licik!"

"Hm... Rex, Aku memang licik. Ngomong-ngomong, ada adik dari pembunuh terkenal, Zaide Lord yang bersama kami. Kau ingin dia mencincang tubuh kalian berlima, huh?"Tanyaku yang kemudian melihat John yang berdiri di samping meja dan memperlihatkan pisaunya dihadapan perampok ini

"Gawat! Adik dari Lord ada disini. Apa yang akan kita lakukan?"Tanya Gay

"Ah! Kau ini curang juga, ya! Kau memiliki pembunuh dan juga adiknya, kau licik, Aintzane!"Teriak Rex

Aku kembali melihat perampok ini.

"Maka dari itu orang-orang memanggilmu Magan, Si Pencuri Licik. Dan aku... Punya selera yang bagus untuk membunuh karena Zaide. Masih ingin merampok uang kafe ini?"Tanyaku

Rex segera menggenggam tangan kananku yang memegang dompet. Kemudian ia mengambil dompetku.

"Jadi ini hasil curianmu? Akan kuambil semuanya!"Kata Rex yang melihat dompetku dengan bangga

"Jangan berharap banyak, Tuan."

Aku memukul wajah Rex dengan tangan kiriku dengan sangat kencang hingga dompetku terjatuh. Kemudian aku menendang dompetku menjauh dariku.

"Keluarlah dari tempatku!"Teriakku yang langsung menggunakan kakiku untuk menendang Rex

Kemudian aku melompat dan memukul wajahnya hingga ia terjatuh.

Argh....

BRAK....

Badan besar dari tuan ini terjatuh di depanku. Dan aku tersenyum licik padanya.

"Kau me... Menang, Aintzane! Tapi tidak la... Lain kali!"

Empat kawannya menariknya keluar kafe.

"Sampai jumpa, Tuan-tuan! Ditunggu kedatangannya kembali!"

Aku menutup pintu kafe dan mengambil dompetku yang agak jauh dariku. Kemudian kubuka dompet itu daa melihat uang yang cukup banyak karena hasil curian Zaide saat itu.

Aku melihat para tamu kafe yang masih mengangkat tangan mereka. Dan John menyimpan pisaunya.

"Turunkan saja tangan kalian. Perampoknya sudah pergi."Kataku

Namun tidak ada satupun yang menurunkan tangan mereka.

Mengapa?

Difficult Time (Killer And Thief Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang