Emergency Part 2

21 4 0
                                    

"Larry, Raven!"

Aku berlari ke arah keramaian di bawah tangga hotel.

"Larry!"

Seseorang berambut hitam memakai topi hitam dan menggunakan jaket hijau serta jeans biru tua.

"Maria, di mana Tifanny?"

Aku berlari hingga berada di depan orang itu. Dialah Cody.

"Dia di lantai 5 bersama Derrick. Bagaimana ini bisa terjadi?"Tanyaku

Cody mendekatkan telingaku pada mulutnya.

"Derrick membunuhnya."Bisik Cody

"A... Apa?! Apa dia gila?"Tanyaku sambil berbisik juga

"Entahlah. Tiba-tiba saja dia bertingkah aneh dan langsung membunuh koki itu. Dia langsung menyiksa koki itu sampai tewas. Sepertinya dia memang sudah tidak waras."Jawab Cody masih berbisik

"Hey, kalian berdua! Aku sudah diperiksa. Kalian kapan?"

Kami berdua terkejut dan melihat Jay yang ada di depan kami. Cody menjauhkan mulutnya dari telingaku.

"I... Ini juga sedang mengantri."Jawab Cody

"Ok. Aku duluan, ya!"Kata Jay langsung pergi

"Eh... Tunggu kita sekalian!"Teriakku

Jay berhenti dan melihatku.

"Ok, ok."Kata Jay

"Larry Freedy."

"Ah... Itu dia! Sebentar, ya!"Kata Cody yang pergi untuk diintrograsi

"Ngomong-ngomong kau sudah daftar, belum?"Tanya Jay

"Belum. Hehe..."Jawabku

"Ikut Larry saja. Kau bisa langsung mendaftar bersamanya."Saran Jay

"Ide bagus! Aku pergi dulu, ya! Jangan kabur, ya!"

"Ay, ay, Maria Rika!"

Aku tersenyum dan langsung berlari mengejar Cody.

"Larry, tunggu!"Aku berteriak sambil mengejar Cody yang jauh di depan

Cody melihatku dan berhenti berjalan.

"Ada apa?"Tanyanya

"Aku ikut denganmu untuk mendaftar sekalian langsung diperiksa."Jawabku

"Ok. Ayo ikut aku."

Kami berjalan mendekati seorang polisi berbadan besar. Maksudku... Gemuk.

"Larry Freedy, kan?"Tanya polisi itu

"Ya. Tolong sekalian dengan Maria Rika yang ada di sampingku ini."Jawab Cody

"Ok. Ayo ikut aku."Kata polisi itu

kami berdua berjalan mengikuti polisi masuk ke dalam sebuah ruangan.

Ckrek...

Ngek...

"Kalian berdua duduk disana."Kata polisi sambil menunjuk dua kursi di depan sebuah meja

Dan polisi itu berjalan untuk duduk di depan kami.

"Freedy, kudengar kau yang menemukan pembunuhnya. Apa yang terjadi?"Tanya polisi itu

"Hm... Seseorang berteriak memberitahukan bahwa koki telah terbunuh. Jadi aku langsung memberikan informasi kepada seluruh penghuni hotel."Jawab Cody

"Dan kau, Rika. Apa yang kau lakukan tadi?"Tanya polisi

"Aku hanya ingin kesini. Tapi saat Larry memberitahukan informasi, aku terburu-buru kesini."Jawabku

"Hm... Kau tidak terlibat dalam kasus ini, Rika. Dan Freedy, kerja bagus, nak. Kalau begitu, kalian bisa keluar sekarang."Kata polisi

"Baik."

Ckrek...

"Permisi, petugas. Tuan Harry sudah ada di depan."

Gawat!!

Kami bangkit dari kursi dan langsung keluar dari ruangan kecil ini.

"Kalian sudah diperiksa?"Tanya petugas yang ada di ambang pintu

"Sudah."Jawabku

"Baiklah."

Kami keluar dari ruangan itu dan berjalan dengan santainya. Kami tidak mau dicurigai.

"Kalian! Tunggu dulu!"

Kami berhenti dan melihat Harry. Aku yakin pasti dia mengenaliku.

Ini gawat! Apalagi aku masih kesal karena kemarin.

"Sepertinya aku mengenal kalian berdua."Kata Harry

"Mengenal?"

"Ya. Kalian mirip sekali dengan anggota The Central Villains."

Kalau dia tahu... Kita akan tertangkap lagi!

Harry melihatku. Dan aku berusaha tenang. Aku harus singkirkan rasa kesal dan takutku.

"Kau seperti Si Licik Magan Aintzane."

Kemudian melihat Cody.

"Kau ini seperti Si Cerdik Cody Leonard."

"Lalu di mana Si Licin dengan Si Anggun? Dan di mana Pembunuh 100 Jiwa?"

"Pembunuh 100 Jiwa? Bukannya dia tidak ada disini? Dia, kan di penjara."Kata Cody yang sepertinya tidak tahu berita ini

"Pembunuh itu keluar bersama The Central Villains semalam. Dia bernama Zaide Lord. Ciri-cirinya, dia memiliki cukup banyak luka di wajahnya, berambut pirang, bermata merah darah seperti gadis di sampingmu, dan mempunyai senyum licik yang khas.

"Luka itu berasal dari kecelakaan yang dia alami, ditambah karena aksinya yang menimbulkan banyak luka.

"Jika kalian melihatnya, kalian bisa telepon aku ke nomor ini. Ini kartu namaku."

Harry memberikan kartu namanya pada kami. Aku mengambilnya satu. Ini akan langsung kusobek-sobek nanti.

"Kami akan menghubungi Anda."Kataku

"Baiklah. Aku akan ke ruangan kecil itu. Sampai bertemu lagi."

Harry pergi ke ruangan kecil tadi dan kami segera menghilang dan mengajak Jay untuk ke posisi Zaide saat ini.

Difficult Time (Killer And Thief Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang