TKP-11

55 7 0
                                    

Eleanor POV

2 hari kemudian

Setelah kejadian itu hubunganku dengan bang Aan sudah lumayan baik, perlu ditekankan ya lumayan baik, aku juga sudah mulai mau berbicara dengannya.

Karena sepertinya Bang Aan benar-benar menyesal telah melakukan kesalahan bodohnya itu.

Aku sedang berkumpul diruang keluarga, biasalah walaupun kita itu keluarga yang nggak kaya-kaya banget tapi kekeluargaan itu penting buat kita.

Alasan kita kumpul diruang keluarga juga bukan hanya itu aja, kemarin Bang Aan bilang bahwa ada hal besar yang ingin ia beri tahu ke kita, tapi sampai saat ini dia belum muncul-muncul juga. entahlah Bang Aan hal kecil aja di bilang hal besar, paling-paling dia mau kasih tau masalah tim sepakbola kesukaannya menang, mungkin lho, hanya mungkin.

Untuk masalah zidan,lupakanlah saja,aku tak mau ambil pusing, entahlah masalah itu entah kemana hilangnya aku juga nggak tau, mungkin karena aku nggak memikirkannya sama sekali tapi hubunganku dengan Nia memang agak renggang semenjak ia pacaran dengan Zidan, bukan aku yang menghindar tapi entahlah kesibukan apa yang membuat Nia lupa denganku, mungkin kesibukan pacarannya.

"hai hai hai, this is it brownis kukus ala chef shinta siap untuk dimakan",ucap Mbak Shinta sambil menyodorkan sepiring brownis yang masih hangat tepat didepan mataku. Ealah Mbak Shinta mah,udah tahu aku suka makan bisa abis nih satu piring buat aku sendiri.

"just brownis" tanyaku.

"ok, ok wait" Mbak Shinta pun mengambil sesuatu mungkin makanan selanjutnya. Makan besar ini.

"how about this one?"tanya Mbak Shinta sambil melihatkan roti yang ia buat.

"w.o.w roti kukis, omg this is my favorite cake" kataku sok excited,tapi emang bener excited aku,siapa yang tidak excited ada makanan yang kita suka sudah tersaji manis di depanku.

"can i try?", tanyaku sambil menahan air liur yang sudah mau turun ini. Kakak adik sudah tak tahan kakak.

"of course" katanya sambil menyodorkan kuenya.

Akupun mengambil roti kukisnya dan melahap dengan rakusnya, karena rasanya muaaacchhh big love.

"wow this is so nice" kataku.

"really?" tanya Mbak Shinta.

Aku hanya mengangguk, aksiku mengunyah kue berhenti ketika mendengar seseorang berbicara.

"kalian itu pada ngomong apa sih?" tanya bunda begitu polosnya

"kamu juga el, tadi kamu bilang so nice so nice, kalau pengen sosis so nice itu beli di warung jangan cuma ngomong doang" lanjut bunda.

Tawa kamipun meledak mendengar perkataan bunda.

"Bunda Bunda tadi itu aku ngomong bahasa inggris bun" kataku.

"bilang dong dari tadi".

"hai hai hai orang ganteng datang" teriak Bang Aan, entah kenapa semua orang kok pada diem, aku lagi sibuk makan kue kukis, bunda lagi sibuk mikiran masalah bahasa inggris, sedangkan mbak shinta lagi asik ama brownisnya.

"bunda disekitar sini ada yang jual kacang nggak sih" tanya Bang Aan pada bunda.

"nggak taulah han, emang kenapa?"

"gini mau tanya emang harga kacang berapasih kok disini kacangnya mahal banget" canda Bang Aan

Tawaku pun langsung meledak ketika mendengar itu.

"hahaha, lucu lho bang" kataku.

"udah-udah, han kamu ngumpulin kita semua disini mau ada apa?",tanya Bunda tak sabar.

IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang