TKP-20

57 6 0
                                    

Lanjutan potongan chapter kemarin.

"Gimana El,ikut nggak?" Tanya Nia dengan semangat.

Setelah berbicara panjang lebar karena sekian lama tak jumpa,menceritakan hal konyol yang masuk akal sampai tak masuk akal,menceritakan perkembangan kehidupan mereka juga,akhirnya Nia berinisiatif untuk pergi jalan-jalan bersama,sudah lama mereka tak jalan-jalan bersama.

Awalnya Nia mau mengajak seluruh anggota keluarga namun bunda Ele tak bisa ikut karena ada jadwal pengajian yang tak mungkin ia tinggalkan. Kemudian untuk pasutri muda,Farhan dan Shinta tak bisa ikut karena ditugaskan menjaga rumah oleh bunda Ele lagipula kondisi Shinta yang hamil membuat Farhan berpikir dua kali untuk mengajak istrinya jalan-jalan, sebenarnya itu hanya alasan belaka milik Farhan untuk bermesraan bersama istrinya,sungguh pintar lelaki itu untuk mencari kesempatan dalam kesempitan.

"Udah El,ikut aja daripada nanti kamu dirumah cuma jadi obat nyamuk",Farhan tetap berusaha mempengaruhi sang adik untuk ikut pergi jalan-jalan.

"Yaudah deh aku ikut",pasrah Ele.

"Nah gitu dong gitu aja kok ribet"omel Nia.

Sedangkan yang lain tertawa mendengar celotehan Nia.

***

Mereka memutuskan untuk untuk pergi ke taman lampion.

Saat ini mereka sedang berjalan menuju mobil David,sedangkan mobil Zidan dititipkan dirumah Ele.

"Nia kamu duduk di kursi tengah penumpang aja ya",cicit Ele namun masih bisa didengar Nia yang hendak membuka pintu depan dekat sopir.

sedangkan Zidan mengernyit bingung mendengar kalimat Ele, David hanya diam tak bersemangat kali ini,hatinya sudah terkikis api cemburu sejak tadi, kalian tahulah David juga mempunyai perasaan dengan Ele,namun ia dipaksa oleh Nia untuk ikut jalan-jalan padahal sudah berkali-kali David bilang bahwa dia tak bisa ikut,namun Nia tetaplah Nia sisi keras kepalanya muncul.

"Nggak lah El,aku mau duduk didepan,kamu kan tahu kebiasaan ku El",jawab Nia,sudah menjadi kebiasaan Nia untuk duduk didepan jika ia menggunakan mobil.

"Tapi,aku nggak mungkin duduk dibelakang bareng sama Zidan",ucap Ele.

Zidan semakin dibuat bingung dengan sikap Ele,ia takut,takut jika Ele akan menjauhi dirinya.

"Kenapa El?"tanya Zidan.

"Emm,kita kan bukan muhrim Zi mana bisa aku duduk berdua bareng kamu dibelakang",ucap Ele pelan,sangat pelan,sejak Kapan Ele menjadi alim?.

Zidan tau maksud Ele,zidan bernapas lega mendengar itu ,Ele tak menjauhi dirinya,Zidan yakin Ele juga mengahadapi kegugupan yang sama dengan dirinya,kegugupan untuk berdekatan.

Namun tidak dengan Nia,gadis itu malah tertawa terbahak-bahak mendengar suara Ele,ia berpikir sejak kapan Ele berubah menjadi polos seperti itu.

"El El,aku tahu emang berdua bareng yang bukan muhrim dosa tapi kita berempat El,lagian kursi belakang itu lebar nggak sempit masih ada jarak yang cukup jauh untuk kalian",ucap Nia.

Dengan itu Nia langsung saja naik dan duduk didepan dan membuat Ele pasrah untuk duduk dibelakang dengan Zidan,sujujurnya ia hanya ingin mengurangi intensitas dirinya berdekatan dengan Zidan namun jika Nia sudah bertindak percuma saja jika melawan. Zidan geleng-geleng kepala mendengar itu semua,kemudian ia membuka pintu belakang untuk Ele,bagaimanapun juga ia harus bersikap sopan kepada wanita.bagaimana dengan David?,ia tetap diam,hanya seulas senyum yang ia tampakkan itupun jika ia berpapasan pandang dengan Nia dan Ele.

IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang