1

935 18 0
                                    

Eval membuka sedikit matanya kala jam weker di dalam kamarnya berbunyi. Ia meraba-raba disekitar nakasnya untuk mematikan suara berisik yang mengganggu tidurnya.

Setelah bunyi jam berhenti Eval kembali melanjutkan tidurnya tanpa berfikir bahwa hari ini dia harus berangkat sekolah. Disisi lain Nana, adik dari laki-laki yang masih tertidur di ranjang king size nya ini berdecak sebal.

"Revaldi Abigail!! Bangun atau aku kasih tau Mama biar uang jajan kakak di potong !" Seru Nana pada kakak laki-lakinya itu. Melihat Eval yang Belum juga bangun Reinata langsung memanggil Mamanya agar cepat membangunkan putranya. "Ma, kak Eval nggak mau bangun ini Ma!" Teriak Reinata dari dalam kamar Eval.

Mendengar nama Mamanya di sebut Eval langsung bangun dari tidurnya seraya mengacak rambutnya. Jika mamanya benar-benar datang menghampirinya dan Eval masih tidur pasti uang sakunya akan benar-benar di potong. Terkadang mamanya itu memang sangat kejam menurut Eval.

"Nana ngga sopan ih! Gue kan masih ngantuk Na! Lima menit deh lima menit."rajuk Eval, sambil kembali berbaring.

"Bangun sekarang Kak! Masa bodo masi ngantuk. liat sekarang jam berapa! sekarang siap siap ke sekolah apa aku bilang Mama biar uang jajan kakak beneran Mama potong." Kata Nana yang kemudian keluar dari kamar kakak laki-laki satu satunya itu.

Eval melirik jam di nakas yang berada tak jauh dari tempatnya tidur tadi. Sudah pulul 6.30 pagi. Eval membelalakan matanya kaget, ia akan terlambat. Cepat, ia bangkit lalu berlari kekamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Tidak sampai 5 menit membersihkan diri, Eval berlari keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk di pinggangnya. Setelahnya ia beralih memakai seragam sekolahnya dengan cepat. Selesai memakai seragam ia keluar dari kamarnya yang tak lupa menggendong tas sekolah di bahunya.

Saat Eval keluar dari kamar dan berlari cepat menuruni anak tangga, adiknya Nana cekikikan sendiri di kursi meja makan. Bahkan Papa dan Mamanya masih santai padahal jam sudah menunjukan pukul 7.00 pagi, seharusnya mereka cepat-cepat untuk berangkat bukan.

"Pagi Pa,Ma. Eval berangkat ya" pamit Eval kepada kedua orang tuanya yang sedang sarapan bersama.

"kamu bareng papa ya dek. Kakak udah telat" Kata Eval pada adiknya-Nana. Bukan menjawab Nana malah cekikikan sendiri, membuat Kerutan di dahi Eval.

"Kamu kenapa sih dek, cekikikan kaya orang gila gitu." Kata Eval lagi, Nana belum juga menjawab dia masih saja cekikikan melihat mimik wajah kakaknya yang lucu.

"Sarapan dulu Kak, kasian Mama udah buatin." Ucap Zaldi kepada putra sulungnya itu.

"Eval udah telat Pa, Eval mau berangkat sekarang."

"Apanya yang telat, kamu mau bukain gerbang sekolah kamu? Orang ini masih jam 6." Eval melotot rasanya bola matanya ingin keluar sekarang juga saking terkejutnya. Bukannya apa-apa, dia kira dia sudah sangat telat tapi ternyata? Ini pasti ulah Nana nih.

"Ya tuhan! Rasanya gue mau pingsan. Gue ngga percaya ini!" Ucap Eval dengan nada yang sangat lebay itu. Spontan Nana adiknya yang masih masuk di sekolah dasar tertawa terbahak bahak karena telah mengerjai kakaknya itu.

"Pa! Liat tuh Nana, masa kakaknya yang paling ganteng ini di kerjain gitu aja. Aku kan tadi malem abis belajar sampe larut malem Pa, ngantuk." Rajuk Eval pada papanya. Zaldi yang mendengar rajukan Eval hanya geleng-geleng kepala.

"Belajar apa telfonan sama pacar sih Val." Seringai Zaldi. Bukan menjawab, Eval malah tersenyum lebar ke arah Papanya.

"Eh Tapi ya Val, Mama setuju sama Nana Deh, kan jarang jarang kamu bangun lebih pagi,mungkin Mama bisa pake cara Nana lain kali."

Rain AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang