17

212 10 0
                                    

#spesial keluarga Eval

Revalda berdiri di depan pintu apartement nomer 224 sambil menahan kesal. Sudah sedari tadi ia memencet bel tapi pintu itu belum juga terbuka. Kedua tangannya penuh dengan bingkisan yang sengaja ia bawa dari rumah untuk si pemilik apartement ini.

Sudah empat kali Revalda memencet bel tapi sang empu belum juga membukakan pintu. Ia meraih ponsel di dalam tasnya kemudian mendial nomer sahabatnya itu.

"Hallo."

"Lo dimana? Cepet bukain pintunya, gue di depan nih lumutan nungguin lo."

"Heh, kenapa lo ngga telfon gue dulu kalo mau ke apart?"

"Emang biasanya pake ngabarin ya? Lo dimana sih."

"Gue lagi keluar nih sama miko, duh gimana ya? Mana masi lama ini nungguin mama miko, gini ajadeh lo langsung masuk aja kedalem. Sandinya kayak sandi hp gue"

"Nggak ah, gue balik aja. Bye." Ucap Revalda memutus panggilan telfonnya.

Revalda memasukan kembali ponselnya kedalam tas kemudian ia mengambil dua bingkisan yang tadi ia letakan di lantai saat menelfon sahabatnya. Saat akan pergi dari depan Apartement Viona, ada suara yang memanggil namanya. Ia berbalik dan tersenyum ke arah oang itu.

"Kak Ara kan? Duh kebetulan banget Nana ketemu kakak disini." Tanya anak kecil itu meyakinkan. Revalda tersenyum sambil mengangguk.

"Kamu ngapain jalan sendirian gini? Mama papa sama kak Eval mana? Ngga ikut?" Tanya Revalda mengelus puncak kepala anak kecil itu.

"Mama sama papa lagi kondangan kak. Nana bosen deh disini di kacangin sama kak Eval mulu. Kakak sibuk ngga?" Revalda geleng-geleng kepala, menatap Nana atau Rainata ini dengan tatapan bertanya 'kenapa'

"Temenin Nana jalan jalan ya? Please?" Mohon nana sambil memegang tangan Revalda.

"Tapi gimana sama kakak kamu? Nanti dia nyariin loh. Mending kita cari kakak kamu dulu baru kita pergi." Usul Revalda, sedikit membungkukan badannya agar lebih dekat dengan anak kecil itu.

"Percuma kak, kak Eval itu lagi asik sendiri makannya ngga perduli sama Nana. Mending kita ke Mall depan aja, ayo kak." Pinta Nana adik kandung Eval yang sekarang sudah menarik-narik tangan Revalda untuk mengikutinya.

Revalda dan Nana masuk ke sebuah Mall yang letaknya tidak jauh dari apartement tadi, kali ini mereka berdua berkeliling bersama-sama mengitari seisi mall ini. Terkadang mereka juga tertawa bersama-sama meski hanya hal kecil dan entah apa yang mereka tertawakan, cukup bahagia hari ini dapat Revalda rasakan.

Karena sudah lama berjalan-jalan, Nana mengadu kalau dirinya lapar. Dengan senang hati ia mengajak Nana untuk masuk ke sebuah restoran yang ada di mall ini. Pilihan Nana dan Revalda jatuh pada Restoran jawa yang menghidangkan berbagai makanan dari jawa.

Setelah mereka memesan makanan mereka, Nana bercerita mengenai mama dan papanya yang sering menggoda kakaknya setelah kakaknya itu mengajak Revalda kerumah. Nana juga bercerita kalau akhir-akhir ini kakaknya jarang sekali di rumah, bahkan mama dan papanya sudah melarang Eval untuk tidak pergi hari ini untuk menjaga Nana dikarenakan Mamanya itu ikut papanya menghadiri undangan rekan kerjanya, yang mungkin baru sampai dirumah pada malam hari. Eh tetap saja dia melanggarnya.

"Memangnya Nana di ajak ke apartement siapa? Terus kenapa juga Nana keluar sendirian, kakak udah tau belum nana jalan jalan sendiri?"

"Tahu kok, malah Kakak yang nyuruh Nana buat jalan-jalan keluar. Soalnya tadi Nana bosen kak, kak Eval sama itu siapa temennya kak Eval malah asik sendiri. Oh iya namanya kak Wilona. Temennya kak Eval yang itu ngga ngebolehin Kakak main sama Nana. Terus jadinya Nana disuruh jalan-jalan sendiri dan di kasih uang deh. Untung Nana ketemu kakak jadi ada temendeh. Coba kalo engga."

Rain AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang