31

100 8 2
                                    

"Ya. Aku lagi makan siang di kantin rumah sakit."

"Hm harusnya aku ga perlu ke rumah sakit cabang, supaya bisa nemenin kamu."

"Apaan sih kamu lebay banget." Yang di sebarang sana terkekeh.

"Yaudah aku rapat dulu ya sayang, see you when I see you. And I love You"

"Yeahh! Me too!!"

Setelah menutup telfonnya Revalda kembali memakan makanan yang ada di hadapannya kini, suasana kantin rumah sakit begitu ramai apalagi di saat jam makan siang seperti ini. Meski susah untuk mencari tempat duduk di kantin jika jam makan siang seperti ini Revalda tetep duduk seorang diri, pasalnya para pegawai rumah sakit tidak berani untuk duduk di sebelah Revalda karena mereka semua tau jika Revalda adalah calon istri dari pemilik rumah sakit yang juga menjadi tempatnya bekerja saat ini. Pdahal jika saja para pegawai ingin duduk di sebelah Revalda, Revalda tidak merasa keberatan bahkan ia akan merasa sangat senang jika Ada yang menemaninya makan.

"Permisi, boleh saya duduk disini." Kata seseorang yang membuat Revalda meletakan sendok dan garpunya, untuk melihat siapa orang yang kini menghampirinya.

"Wilona.." ucap Revalda terkejut. Keduanya saling terdiam, dan saling memandang satu sama lain.

Tersadar dari keterkejutannya, Revalda menyuruh Wilona untuk duduk.

"Gausah deh Ra, gue cari tempt lain aja, sorry udah ganggu." Jata Wilona menolak

"It's oke Wil, lo bisa duduk bareng gue disini." Kata Revalda lagi yang akhirnya membuat Wilona tersenyum kaku dan duduk di hadapan Revalda.

"Gimana kabar lo." Kata Revalda mulai pembicaraan mereka.

"Baik, kalo lo?"

"As you can see. I'm fine." Jawab Revalda ramah

"Ra.. gue minta maaf atas kejadian dulu, gue ..."

"Ssttt. Udah Wil, kita lupain aja semuanya. Toh itu udah kejadian lama banget." Jawab Revalda sambil cekikikan.

"Eval bener-bener ngga salah jatuh cinta sama orang kaya lo. Lo bener-bener orang baik Ra." Revalda kemudian tersenyum.

"Ngomong-ngomong, ngapain lo ada disini? Dan tunggu deh. Lo keliatan lebih langsing ya sekarang haha."

"Yaa iya lah, masa gue mau kaya paus mulu. Gue juga cape kali di bilang gendut hahaha. Gue disini lagi nungguin suami gue. Dia abis oprasi usus buntu."

"Oh ya? Yaampun ngga nyangka lo udah nikah aja, kenapa ga undang-undang coba."

"Ya gue takut aja sebenernya. Eh gimana keadaan Akhta? Bukannya kalian dulu waktu SMA sempet jadian?"

"Dia baik, sekarang dia kerja bareng sama Eval. Ya gitu deh."

"Terus kenapa sekarang lo udah ngga sama Akhta lagi?"

"Ceritanya panjang Wil. Intinya ya, dia cinta sama lo tapi belum tentu dia tau cara untuk mencintai lo yang baik kaya gimana."

"Jadi...?"

"Semuanya dimulai setelah gue sama Akhta udah pacaran selama 4 bulan. Disitu Akhta bener-bener keliatan beda banget. Dari yang awalnya selalu perhatian, selalu kasih kabar, dan selalu kasih yang terbaik ke gue berubah jadi yang bener bener ngebodo amatin gue."

"Gue juga heran, kenapa sih cowo sukanya kaya gitu. Terus disitu lo minta putus?"

"Belum, disitu gue masih bertahan. Sampai di bulan ke 6 gue pacaran sama Akhta, Akhta bener bener jadi orang yang bener-bener ngga gue kenal. Dan saat itu gue sama Akhta berantem yang gede banget. Dan ya.. gitu."

Rain AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang