29

114 4 0
                                    

Bel sekolah telah berbunyi. Cepat-cepat Eval membereskan barangnya dan memasukannya kedalam tas. Jantungnya berdebar sangat kencang, tidak sabar ingin cepat-cepat berbicara dengan Revalda. setelah mencurahkan isi hatinya kepada papanya kemarin, Eval menyadari akan satu hal, bahwa ia benar-benar harus memperjuangkan Eval. dan ia juga menyadari bahwa ia harus membicarakan semuanya kepada Revalda, membicarakan semua yang telah terjadi di antara mereka berdua beberapa bulan terakhir ini. Dan ia sangat yakin jika Revalda mau untuk memaafkan dirinya dan dapat memulai semuanya dari awal lagi. Eval berlari meninggalkan kelas terlebih dahulu, ia berniat untuk menunggu Revalda di depan pintu sekolahnya.

Setelah sepuluh menit menunggu Revalda keluar dari kelas, kini Eval dapat melihat tubuh Revalda yang sedang berjalan menuju ke arahnya, namun sebelumnya ia melihat Revalda tak sendiri, bahkan Eval melihat tangan Revalda itu di gandeng oleh laki-laki lain. Ya , tentu saja laki-laki itu adalah temannya sendiri Akhta. Eval memandang Revalda yang kini sudah menjauh dari tubuh Akhta. Bahkan keduanya sudah berpisah jalan, sampai Eval menyadari pergerakan Revalda yang menuju ke arahnya atau lebih tepat menuju ke arah gerbang sekolah. Tak mau menunggu lama, Eval langsung menyambar tangan Revalda dan menarik tangan Revalda dengan begitu erat untuk mengikutinya.

"val, kamu apa-apaan sih, narik-narik tangan aku kaya gini" ucap Revada yang masih mengikuti langkah Eval karena tangannya yang belum juga di lepaskan Eval.

"Val, sakit. Lepasin tangan aku." Rintih Revalda sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Eval. "aku juga sakit Ra, aku sakit harus liat tangan ini di genggam oleh laki-laki lain. Aku sakit saat liat kamu harus ketawa karena laki-laki lain,dan bukan karena aku" Ucap Eval lirih.

Untuk bebrapa saat Revalda terdiam, menunggu kelanjutan dari kata-kata Eval. beberapa saat berlalu dan laki-laki itu tak kunjung melanjutkan ucapannya.

Di tariknya nafas Revalda dalam-dalam. "sebenernya apa yang kamu omongin, dan apa yang perlu kita bahas lagi Val"

"kenapa kamu ingkar janji?"

"apa kamu bilang?" jawab Revalda sambil menatap dalam-dalam mata Eval.

"aku bilang, kenapa kamu ingkar janji" ulang Eval membalas tatapan Revalda dalam-dalam.

" Sekarang kamu lihat ini." Ucap Eval lagi, sambil menunjukan boneka kecil berwarna coklat, boneka yang dulu sempat diberikan Revalda kepada Eval boneka yang kata Revalda akan selalu menemani Eval walaupun dirinya tidak berada di samping Eval. "kamu inget? Kamu pernah kasih aku ini kan Ra? Saat itu kamu janji kalo kamu akan selalu disisi aku, kamu ngga akan ninggalin aku sama halnya kaya boneka ini. Tapi kenapa sekarang kamu ninggalin aku Ra? Kenapa?" Revalda tertawa getir, sebelum akhirnya cairan bening membasahi pipinya.

"kamu masih inget janji itu? Kamu masih nyimpen bonekanya? Buat apa! Buat apa kamu simpen semuanya? Buat kamu bangga-banggain kedepan temen temen dan pacar kamu, bahwa kamu udah sangat berhasil dan sukses nipu cewek bego kaya aku? Iya?!" tutur Revalda sambil terisak.

"Ra-.." Revalda menganggkat satu tangannya di udara, memberitahu Eval untuk tidak melanjutkan ucapannya.

"selama ini, kamu jagain aku, selalu ada di samping aku, dan kamu yakinin aku kalo kamu beneran sayang sama aku. Dan kamu juga janji ngga akan pernah biarin aku jatuh apa lagi untuk ninggalin aku, tapi sekarang apa? Kenyataan yang kamu lakuin justru sebaliknya." Kata Revalda di sela-sela tangisnya. Eval menjulurkan tangannya ke arah wajah Revalda untuk menghapuskan air matanyaa. Belum sempat untuk menghapus airmatanya, Revalda sudah lebih dulu menepis tangan Eval.

" saat kamu udah milih untuk ninggalin aku di restoran saat itu, hati aku udah hancur Val. Hati aku sakit. Tapi ngga akan pernah sesakit ini sebelum aku tau kamu Cuma deket sama aku karena kamu saingan sama Akhta dan bahkan kamu dengan sengaja mau manfaatin aku!." Tegas Revalda

"tapi Ra.. aku bisa jelasin." Sela Eval berusaha untuk membuat Revalda mengerti.

"jelasin apa lagi Val, aku udah tau semuanya! Kamu mau aku bergantung sama kamu, terus kamu ninggalin aku gitu aja supaya aku hancur kan? Iya kan Val?" tanya Revalda membentak Eval. Eval menggeleng, "engga Ra, semuanya ngga kaya gitu. Oke aku akuin kalo aku memang punya niat awal kaya gitu tapi enggak sama sekarang Ra, aku salah, aku salah mengartikan perasaan aku buat kamu. Aku bener-bener sayang sama kamu Ra, aku beneran cinta." Ucap Eval, yang tak di sangka meneteskan air matanya. Revalda menunduk, sesak dalam dadanya tidak bisa ia tahan lagi. Hatinya hancur ketika mengetahui semuanya. Terlebih lagi Eval orang yang benar-benar Revalda percaya menghianatinya sampai sedalam itu.

"seandainya waktu bisa di ulang, aku bakal narik semua kata-kataku saat aku bilang aku sayang sama kamu, dan aku berharap aku ngga pernah ngucapin kata-kata itu apalagi ketemu sama kamu."

"kamu liat mata aku sekarang. " ucap Revalda sambil menunjuk kedua matanya. "apa yang kamu liat disini? Kosong kan? Kamu tau kenapa? Karena semua rasa sayang yang aku punya buat kamu itu udah ngga ada! Semuanya udah ilang! Semuanya udah mati! Dan kamu sendiri yang bikin semuanya itu jadi mati!"

"nggak! Kamu pasti bohong kan Ra! Aku tau kamu masih sayang sama aku, kamu pasti bohongin aku kan Ra!" eval menggunvang-guncangkan bahu Revalda untuk mendapatkan jawaban. Namun Revalda masih tetap bungkam.

Tak mendapat jawaban, Eval tertunduk, ia meremas dadanya sekuat mungkin berusaha untuk menghilangkan rasa sakityang teramat besar di dadanya, air mata yang sudah sedari tadi ia tahan kini akhirnya terjatuh begitu derasnya. Untuk sekarang ini Eval tidak peduli bagaimana ia akan terlihat begitu lemahnya di hadapan Revalda. Eval menarik nafasnya dalam-dalam kemudian ia berusa memberanikan diri untuk memegang wajah Revlda. Di tatapnya dalam-dalam mata Revalda itu. "Ra, bilang sama aku kalo tadi itu nggak nyata kan? Bilang sama aku kalo tadi aku Cuma salah denger. Sekarang kamu liat. Aku disini, aku udah kembali buat kamu Ra, jadi bilang sama aku kalo tadi kamu Cuma bercanda." Revalda semakin terisak mendengar penuturan Eval. hatinya semakin teriris-iris mendengar Eval mengatakan demikian. Ingin rasanya Revalda memeluk tubuh itu. Memeluk tubuh yang selama ini menjadi tempat sandarannya, tapi sekarang tidak lagi. Ia tidak mau bertiindak bodoh untuk kesekian kalinya hanya untuk memaafkan Eval.

Revalda menggelengkan kepalanya pelan "aku ngga bercanda dan aku serius Val, please..." jelas Revalda. tangan Eval yang ada di wajah revalda langsung meluruh, kini Eval merasakan semuanya telah hilang. Hatinya pun semakin terasa kosong dan perih.

"kenapa Ra? Kenapa secepat itu?" tanya Eval lirih.

" karena aku capek. Aku cape jadi bahan bercandaan kamu. Aku bukan bahan bercandaan kamu, aku juga bukan barang yang bisa kamu mainin sesuka hati kamu."

"Ra tapi kenapa..."

"kamu masih tanya kenapa? Kamu tau! Selama ini, aku binggung. Sometimes i feel like we are friends. Sometimes i feel like we are more than friends. And sometimes i have never know you at all. " Revalda menari nafasnya dalam-dalam. "jadi alangkah baiknya untuk aku move on. Terlebih setelah aku tau semuanya" jawab Revalda lagi yang sudah jauh lebih tenang. "aku duluan" tambah Revalda yang kemudian pergi mendahului Eval.

Sekepergian Revalda, Eval merasakan jantungnya seakan berhenti berdetak, semua yang berada di sekitarnya mendadak hening. Penuturan Revalda cukup membuat Eval merasakan pedih di dalam hatinya. Tanpa Eval tahu pun, Revalda merasakan hal yang sama. Hatinya pun begitu hancur. Benteng pertahanan yang sudah ia buat selama beberapa bulan ini pun akhirnya runtuh lagi, semua usahanya pun kini sudah sia-sia. Seakan benteng pertahannya rusak hanya karena tertiup angin. Kaki Eval terasa lemas, tak mampu untuk mengejar Revalda yang sudah tidak lagi terlihat di matanya. Semua harapan yang ada di benak Eval kini terlah pupus, cinta yang selama ini tidak ia sadari sudah pergi berlalu begitu saja tanpa memberikannya kesempatan kedua.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PENGUMUMAN!!

HAIII!!!! SEMUANYAAAA!!! 

yang pertama tama aku mau bilang makasih banget yang udah setia nungguin cerita aku ini. padahal udah bertahun-tahun ngga aku update. sorry banget karena faktor kesibukan kuliah yang sangat amat mengganggu aku jadi jarang ada waktu bikin wattpad. tapi kali ini aku akan janji, setiap minggu aku akan upload lanjutan cerita. nah dalam satu minggu itu aku upload minimal banget satu part. dannnnn ceritanya akan aku upload setiap hari sabtu!!! hehe so buat kalian yang masih setia sama cerita aku, tungguin aku yaa!!! 

SEE YOUUUU :) 

Rain AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang