27

139 6 2
                                    



Revalda keluar dari ruang guru dengan beberapa buku paket di tangannya. Tadi, sesampainya Revalda di ruang guru ia di perintahkan oleh gurunya untuk membawa beberapa buku paket sisa tugas dari teman sekelasnya. Dalam perjalanan kembali kekelas, Revalda sedikit kesusahan untuk membawanya karena jumlahnya yang tidaklah sedikit.

"biar aku bantu." Ucap Eval yang kemudian mengambil alih setengah buku dari tangan Revalda. revalda tak menjawab, kemudian keduanya berjalan bersisian ke dalam kelas.

"kenapa kamu sendirian? Ngga ada yang bantu kamu?" tanya Eval lagi. Revalda juga tak menjawab, ia hanya meggelengkan kepalanya.

Dapat di dengar Eval mendegus, kemudian ia memaksakan senyumnya agar terlihat biasa saja di hadapan Revalda.

Sesampainya di dalam kelas, kelas masih kosong karena masih ada jam istirahat. Eval juga membantu Revalda untuk membagikan buku tugas anak kelas di meja masing-masing anak. Kali ini Eval mengambil bagian buku yang lebih banyak, sehingga saat Revalda telah selesai ia bisa memandangi langkah Eval. sedikit tersentil, Revalda kembali mengingat hari-hari itu. Rasanya masih sangat perih, dan juga rasa sakit itu masih belum hilang. Tanpa Revalda sadari, langkah kakinya mendekat kearah Eval. Tangannya terulur kemudian menyentuh pergelangan tangan Eval.

"cukup sampai disini Val" kata Revalda akhirnya.

Eval menoleh ke arah Revalda, menatap kedua mata Revalda lekat, lekat. Mengerti apa maksud dari perkataan Revalda, Eval memberikan tatapan memohon. "Ra.."

"cukup sampai disini aja, jangan mencoba untuk masuk kedalam hidup aku lagi Val."

"tapi , Ra.."

"semuanya udah nggak lagi sama, jangan di lanjutin. tolong."

Belum sempat membalas perkataan Revalda, bel masuk berbunyi. Cepat-cepat Revalda meninggalkan Eval dan berlalu kembali ketempat duduknya.

Pelajaran kembali berlangsung, namun pikiran Revalda dan Eval sama-sama sedang melayang layang ke dalam masalalu mereka.

" lo lama banget sig Val, panas banget tau!" gerutu Revalda saat Eval telat untuk menjemputnya. Eval hanya terkekeh kemudian menarik tangan Revalda untuk menaiki motor sportnya. Hari ini memang Eval pulang lebih dahulu, sedangkan Revalda bilang kalau dia akan mengerjakan tugas bersama dengan temannya. Sambil menunggu Revalda pulang, Eval biasanya akan menunggu Revalda di warung milik bang Jo.

"val kamu ngrokok ya?" ucap Revalda menyadari bau dari baju sekolah Eval.

"dikit doang Ra." Revalda mendegus tak mau menjawab lagi sampai ia tidak sadar lagi kalau sekarang sudah berada di depan rumahnya.

Revalda turun dari motor Eval kemudian hendak masuk kedalam rumah, namun tangan Eval sudah terlebih dulu mencegah Revalda.

"happy birthday Ra." Kata Eval kemudian tersenyum kearah Revalda.

"kamu inget?" jawab Revalda tidak percaya. Eval semakin melebarkan senyumnya kemudian mengangguk. Langsung, ia turun dari motornya kemudian menarik Revalda kedalam pelukannya.

"wishnya apapun yang kamu mau, semoga terkabul." Tambah Eval. setelahnya Revalda mengucurkan airmata bahagianya, tak lupa ia memeluk Eval sangat erat, untuk menyalurkan rasa bahagianya.

"udah, nangisnya disimpen dulu sampai nanti." Ucap Eval membuat Revalda melepaskan pelukannya.

"kenapa?" tanya Revalda bingung.

"ada hal yang lebih mengejutkan dari ini Ra, aku udah siapin semuanya. Jadi dandan yang cantik. Nanti aku suruh Kikin, Isma, sama cinta untuk kerumah kamu."

Rain AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang