21 (flashback 3)

173 10 0
                                    

Untuk kesekian kalinya, Eval membawa Revalda ke atap rumahnya. Disini, mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama. Entah itu untuk bercanda, berantem, bahkan juga cuma menghabiskan waktu.

Revalda memejamkan matanya, menikmati semilir angin malam yang berhembus. Menyejukan dan juga menentramkan. Apalagi, saat menyadari ada Eval yang duduk di sebelahnya. Revalda membuka matanya, beralih manatap langit malam dengan beribu bintang yang menghisi hitamnya langit. Senyum kecil dapat terlihat dari sudut bibir Revalda.

"Ra..." Panggil Eval halus.

"Hmmm "

"Jangan berubah ya. Jangan tinggalin gue juga." Ucap Eval menggenggam tangan Revalda erat.

"Ih, lo kesambet ya?"

"Gue serius. Kamu tau kan, selama ini kita selalu sama-sama. Presetan sama status Ra, aku gamau kehilangan kamu. Aku nggak mau kamu berubah, terus pergi ninggalin aku gitu aja."

"Sejak kapan lo pake aku-kamu.?" Tanya Revalda menyelidik

"Ya tuhan Ara!!! Gue lagi romantis juga. Dengerin gue dulu ih." Revalda menyengir kemudian mengangguk-anggukan kepalanya.

"Awalnya aku ga tau perasaan apa yang aku punya buat kamu, yang aku tau. Saat kamu sakit aku ikut sakit. Saat kamu terpuruk sebagian dari aku juga terpuruk Ra. Boleh ngga aku egois kalo aku minta kamu nggak jauh-jauh dari aku? Boleh ngga aku minta cuma ada aku yang bisa masuk kedalam hati kamu?" Revalda menarik nafasnya dalam dalam.

"Val... Gue nggak ngerti lo ngomong apa."

"Gue rasa gue cinta sama lo Ra. Gue sayang sama lo."

"Kalo gitu, boleh ngga gue yang gantian ngomong?" Eval mengangguk.

"Sebelumnya, gue makasih banget sama lo yang udah selalu percaya sama gue. Gue berdikir lo adalah sahabat yang terbaik yang gue punya. But most off all, gue juga ngerasa ada yang beda dari hubungan kita sejak satu tahun lalu. Gue jauh lebih ngerasa aneh saat deket lo, gue ngerasa kedekatan kita udah beda. Dan gue nyaman sama lo. Meski awalnya gue juga Ragu, tapi sekarang gue bisa bilang kalo gue juga sayang sama lo." Eval tersenyum lebar. Sedetik kemudian dia berhambur memeluk Revalda erat, sangat erat.

"I love you Ra." Ucap Eval

"I hate you more Val." Kekeh Revalda sambil melepaskan pelukannya. Eval cemberut menjitak kepala Revalda keras.

"Sialan." Gerutunya. "Jadi.. Kita pacaran kan?" Tanya Eval.

Revalda menggeleng. "Gue nggak mau Val, di antara kita cukup kayak gini aja. Cukup gue tau lo sayang gue dan gue juga. Gue nggak mau sampai akhirnya kita malah jadi ngerasa aneh sama status kita itu. Gue mau tetep kayak gini terus terusan sama lo. Dan.. Tetep gini aja ya Val, jangan berubah. Gue mau lo terus nyaman sama gue dan sebaliknya."

Eval tersenyum. Mengelus rambut Revalda pelan. "Gue ngerti. Lagian nggak semua cinta harus berujung status kan. Yang penting nantinya gue bakal halalin lo."

"Idih, pede banget mas! Siapa yang mau sama lo."

"Kamu lah siapa lagi." Jawabnya jahil.

"Kok pake kamu lagi? Alay banget ih."

"Gak. Mulai sekarang kalo cuma ada kita berdua harus pake aku-kamu. Titik gaada bantahan."

"Dasar nyebelin." Hardik Revalda. Menoyor kepala Eval.

"Dasar gemesin" balas Eval yang justru menggigit punggung tangan Revalda. Revalda mengaduh, yang kemudian langsung menjambak rambut Eval tanpa ampun.

"Astaga Ra, rambut gue!!" Ucap Eval histeris saat melihat tangan Revalda yang berisi beberapa helai rambut pendek Eval.

"Narsis lo!"

"Ih biarin aja, kamu juga suka kok." Jawabnya enteng. Revalda memutar bola matanya malas.

"Serah ae lah." Jawab Revalda. "Eh Val, kamu tuh sering jalan sama Wilona gitu. Kalian emang deket banget gitu ya?" Eval mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kamu nggak cemburu sama dia kan?" Revalda menggeleng, memang pada dasarnya Revalda benar-benar tidak cemburu. Dia hanya sedikit penasaran dengan kedekatan mereka berdua. Eval yang terlihat sangat memanjakan Wilona dan Wilona yang selalu dan setiap saat meminta Eval untuk berada di sampingnya.

"Dia itu udah aku anggep kayak kakaktapi juga adek. Dia kan lebih tua dari aku, jadi ya gitu. Kamu jangan cemburu sama dia, mungkin juga kadang waktu aku bakal aku sisihin buat dia. Soalnya aku udh anggep dia kayak keluarga."

"Itu hak kamu Val. Asal kamu nggak main hati aja sih." Jawab Revalda bersamaan dengan suara kekehannya.

"Kamu gimana sama Akhta? Udah sampai ke jenjang mana?"

"Deket. Makin deket sih emang. Tapi ya gitu, aku masiih ragu aja gitu sama dia Val. Abisnya kan banyak gosip jelek gitu tentang dia. Kan kalo aku baper bahaya."

"Nah itu tau, kamu hati hati aja ya."

"Val, kok kita malah curhatin orang lain gini sih. Hahhah. Berasa pasangan gue itu Akhta. Dan pasangan lo Wilona tau nggak."

"Perkataan adalah doa ya!!"

"Ih , tapi kan aneh aja gitu. Tapi kenyataan juga nggak papa sih? Aku nggak rugi inih."

"Ra... Mau janji sesuatu ngga sama aku?" Revalda memandang Eval dalam dalam. "Apa?"

"Janji, meski aku nggak nglarang kamu deket sama siapapun termasuk Akhta. Kamu harus tetep jaga hati aku ya?"

Revalda tersenyum. "Aku tau porainya aku. Nggak perlu kamu ingetin. Jalanin seperti biasanya aja." Jawab Revalda .

"Gue cinta sama lo." Kata Eval kembali memeluk tubuh kecil Revalda.

"Gue juga benci sama lo." Kekeh Revalda membalas pelukan hangat Eval.

Rain AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang