Chapter 8

2.3K 108 2
                                    

Hai guys, mau promot bentar nih.
Tolong baca juga cerita temen aku! Buka aja profil nya namanya "Claraayunda".
Ceritanya bagus-bagus lo! Buruan lihat! Vote and comment juga ya...!

*********

"Karate?" Ucap seseorang dari belakang.

Eagret pun membalikkan tubuhnya melihat siapa seseorang itu. Eagret merasa jantungnya terasa lepas dari uratnya. Sesosok yang membuat ia....aahhh..... berdiri tepat di depannya.

"Hemm.... berlebihan sekali"
Veno memasang wajah meremehkan kepada Eagret.
"Apa? Berlebihan? Lo yang berlebihan!"
Eagret mengeluarkan kata-kata tak terima.
"Gak nyadar banget. Gue tau muka gue emang tampan, tapi gak usah di lihat gitu juga"
Kata-kata Veno membuat Eagret menahan tawanya.
"Ha? Tampan.."
Kata Eagret datar sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Mungkin cewek yang lebay and alay yang sama kayak lo yang bilang lo itu tampan"
Eagret tersenyum meremehkan kepada Veno.
"Mata lo minus ya?" Tanya Veno.
"Mata gue masih sehat" jawab Eagret cuek.
"Coba lo periksa ke dokter, kayaknya ada yang salah dengan mata lo"
Kata yang terdengar dingin, cuek, dan meremehkan.
"Kayaknya lo yang harus ke dokter. Tapi, ke dokter JIWA"
Eagret menekankan kata Jiwa dan berlalu dari hadapan Veno.

***********

       Eagret keluar dari tempat latihan karate dengan muka kesal dan marah menjadi satu. Ia masih merutuki, mencaci maki Veno dengan lidahnya yang tak bertulang itu. Setiap di dekat Veno, Eagret selalu merasa darah tingginya meningkat. Entah karena apa, ia pun tidak tahu.
       Disaat Eagret ingin melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat itu, suara khas seorang wanita yang sudah ia bosan mendengarkannya memanggil Eagret.

"Eeeh Gret!!!" Terikan nan khasnya Felly.

Eagret memutar bolanya malas dan bosan dengan suara teriakan Eagret yang seperti ibu-ibu kos menagih uang kos bulanan.

"Apa?" Ucap Eagret dingin.
"Dari mana sih lo? Gue cari-cariin gak ada. Lo tau gak perjuangan gue nyariin lo? Besar banget tau gak"
Curhatan Felly sambil merentangkan tangan saat menyebut kata Besar banget tau gak.
"Udah....."
Eagret memandang Felly dengan muka datarnya.
"Yaelah Gret....minta maaf kek, atau apa kek" kata Felly.
Muka Felly berubah seketika menjadi masam.
"Maaf"

Satu kata yang Eagret ucapkan kepada Felly. Satu kata yang membuang Felly mendengus kesal dengan Eagret. Eagret berlalu begitu saja sehabis mengucapkan satu kata itu.

***********

       Rintikan demi rintikan telah bebas jatuh ke bumi. Bumi seakan menangis dengan langit yang terlihat murung hari ini. Bagi makhluk kecil disana, hujan di ibaratkan sebagai bencana yang besar. Namun, bagi manusia hujan hanya bencana kecil yang sudah biasa.
         Duduk termenung sambil memperhatikan sesuatu yang dianggapnya menarik. Veno, dengan senyum malaikatnya selalu terukir di wajahnya yang bak pangeran berkuda putih itu. Dia seakan tak pernah bosan memandang sesosok wanita yang ada di seberang sana. Wanita itu duduk dengan anggun sambil memainkan kakinya yang jenjang itu dan sebuah buku yang ia pegang.

"Hei bro!"

Datanglah seorang laki-laki yang memukul pundak Veno dan berhasil membuat Veno tersadar. Laki-laki yang sudah biasa membuatnya begini.

"Kebiasaan..." gerutu Veno.
"Hehehe sorry bro. I am just kidding"
Ucap Heri dengan wajah tanpa dosanya dan duduk di samping kiri Veno. Gio pun juga ikut duduk di samping kanan Veno.

"Lihatin apa sih Ven?" Tanya Gio.
"Gak ada" jawabnya dengan cuek.
"Beneran? Gue gak percaya. Kalau lo gak ngelihat sesuatu, gak mungkin lo seserius itu ngelihatnya" sahut Heri.
"Iya tuh, serius banget. Sampe temennya dari tadi yang ada di dekat lo aja, lo gak nyadar" sahut Gio pula.
"Gue gak ada lihatin apa-apa"
Veno tak ingin kalah.
Heri tersenyum miring.
"Lo lihatin Eagret, ha?!"
Perkataan Heri seakan menyembur Veno.

Veno diam sejenak. Heri memang pandai dalam menebak sesuatu, termasuk dirinya. Apa yang di katakan Heri memang benar. Tapi Veno berusaha agar tidak ketahuan bila ia melihat Eagret. Karena bila mereka tahu, itu akan menjadi bahan pembullyan teman-temanya.

"Gak" kata Veno.
"Lo berusaha menghindar Veno Varian!" Ucap Heri.
"Gak.."
Veno menjawabnya dengan singkat dan muka datarnya. Ia berdiri dan pergi meninggalkan teman-temannya.

************

       

Cold CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang