Chapter 12

2K 105 2
                                    


        Hamparan pasir putih, suara deruh ombak, dan suara-suara burung camar yang bermain dengan ombak pantai. Angin yang bertiup kencang membuat baju dan hijab yang wanita ini kenakan seakan melayang-layang di udara. Ia terduduk dengan anggun di atas batuan-batuan besar yang ada di pesisir pantai yang indah ini. Wanita ini hanya melihat lurus ke depan dengan tatapan kosong. Tatapan kosong yang seakan tak ada artinya. Ia semakin mempererat pegangan tangannya yang ia kalungkan di kakinya itu karena angin kencang yang menerpanya.

        Di tempat yang sama, terdapat pula seorang laki-laki yang sedang berdiri dengan melipat kedua tangannya di dada sambil melihat lurus ke depan. Laki-laki itu sama hal nya dengan wanita itu. Ia melihat ke depan dengan tatapan kosong. Kakinya sedikit demi sedikit berjalan menyusuri bibir pantai itu. Sampai terdapat suatu objek yang membuat ia memberhentikan langkahnya untuk berjalan. Ia melihat tidak jauh dari tempatnya ada seorang wanita yang menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Wanita yang tadi siang membuat hatinya seakan hancur akan perkataan wanita yang ia cintai itu. Wanita itu masih diam dan masih menatap lurus ke depan tanpa sadar ada yang memperhatikannya. Laki-laki itu pun masih diam, rasanya kakinya itu tidak mampu untuk berjalan mendekati wanita yang amat sangat ia cintai itu. Tetapi, ia memberanikan diri untuk mendekati wanita itu. Lalu, ia melanjutkan langkahnya menuju wanita itu untuk menjelaskan semuanya.

         Sampailah Gio yang berada di samping Felly. Felly masih tidak sadar akan kehadiran Gio yang sudah terduduk di sebelahnya itu. Gio menatapi wajah indah dan cantik milik Felly dari samping.

"Sungguh indah dan cantik wanitaku" puji Gio di dalam hati.

         Gio masih menatap dalam Felly dengan tujuan agar Felly menoleh ke arahnya, namun masih tak ada respon yang diberikan Felly kepadanya. Merasa ia diacuhkan, Gio mulai angkat bicara.

"Tak sadarkah kau ada orang yang memperhatikanmu sedari tadi, tuan Putri"
Seru Gio yang refleks membuat Felly menoleh ke arahnya.
"Gi.. Gio" ucap Felly gugup.

Entah apa yang membuat Felly tiba-tiba gugup seketika saat Gio berada di sampingnya dengan menatapnya dalam. 

Gio tersenyum manis, senyuman yang bisa membuat semua wanita tergila-gila padanya. Ia tersenyum ketika melihat ekspresi Felly yang lucu.

"Lucu.." gumam Gio.
"Hah? Apa?"
Tanya Felly dengan polosnya.
"Lucu.. melihat wajahmu itu"
Ujar Gio yang menunjuk wajah Felly.

Felly mengangkat kedua alisnya.

"Wajah gue? Ada apa dengan wajah gue? Ada yang salah?"
Tanya Felly sambil memegang mukanya yang cantik itu.
"Gak ada sih"
Kata Gio terkekeh.
"Terus ngapa lo bilang lucu, hah?!"
Wajah Felly berubah seketika menjadi merah padam.
"Jangan marah-marah gitu dong! Nanti jelek loh mukanya"
Seru Gio yang mencubit pipi Felly gemas.
"Iiiihhh... sakit Gio!" Bentak Felly.
"Hehe, maaf ya Ly"
Ucap Gio yang mengangkat tangannya membentuk huruf V.

Sedangkan Felly hanya melihat kesal Gio. Ia kembali menatap lurus ke depan dengan kesal.

"Ly.. aku minta maaf" ucap Gio tulus.
"Minta maaf untuk apa?" Tanya Felly ketus.
"Aku mau jelasin tentang kejadian tadi siang"
Ujar Gio serius yang masih menatap Felly.
"Apa yang mau dijelasin?" Tanya Felly.

Gio menghirup udara dalam-dalam lalu membuangnya dengan berat.

"Aku gak masalah kamu gak terima cinta aku. Tapi, tolong jangan jauhin aku Ly. Aku cinta dan sayang sama kamu. Tentang kejadian tadi siang, itu membuat aku sakit, SAKIT Ly!"
Suara Gio sedikit meninggi saat mengucapkan kata 'sakit'.
"Kamu bilang aku bukan siapa-siapa. Kamu bilang aku cuma mau nyakitin kamu. Kamu bilang kamu hanya menjadi pelampiasan aku. Itu semua gak benar! Nessa itu masa lalu aku, aku udah lama putus sama dia. Itu udah sejak 5 tahun yang lalu Ly. Memang sekarang ia masih nganggap aku sama dia pacaran. Tapi, aku gak nganggap dia apa-apa lagi. Aku bukan menjadikan kamu pelampiasan aku, aku gak nyakitin kamu, aku cuma mau sama kamu Ly. Maaf kalau aku udah nyakitin kamu, udah buat kamu menangis. Tapi aku mohon, maafin aku dan jangan jauhin aku kayak ini"

Perkataan Gio yang tulus membuat hati Felly tergoyah. Felly merasa bersalah terhadap Gio, ia telah membuat hati Gio sakit. Felly tidak sepantasnya tadi siang berkata seperti itu kepada Gio. Felly menatap Gio, wajah Gio seakan memancarkan aura kesedihan yang mendalam.

"Aku yang harus minta maaf sama kamu Gi"
Ucap Felly tulus dengan bahasa aku-kamu yang lembut.
"Maafin aku yang udah egois, aku gak mikirin perasaan kamu lagi. Aku yang udah buat kamu lebih sakit daripada aku" lanjutnya.
"Aku udah maafin kamu Ly"
Kata Gio yang memancarkan aura sedih berganti menjadi bahagia.
"Aku gak akan jauhin kamu kok!" Ujar Felly.

Gio menatap tak percaya atas apa yang diucapkan Felly kepadanya.

"Kita gak usah pacaran deh! Lebih baik kita temenan aja. Kan di dalam Islam gak ada yang namanya pacaran, yang ada namanya ta'aruf" ujar Felly.
"Iya deh... makasih ya Felly"
Ucap Gio bahagia dan langsung saja ia ingin memeluk Felly, tetapi Felly dengan cepat menjauh.
"Eeeh, bukan mukhrim!" seru Felly.
"Hehehe... iya. Maaf, terlalu bahagia" seru Gio.

Felly mengangguk. Ia kemudian dengan Gio berjalan bersama menyusuri pantai yang indah ini sambil menikmati sunset yang indah sekali.

**********

Hai guys, chapter ini khusus untuk Felly dan Gio ya!
Kalau untuk Eagret dengan Veno tunggu aja kelanjutannya.
Jangan lupa vote and coment guys!

Salam hangat by : Yoviesa

Cold CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang