Chapter 22

1.6K 65 0
                                    


       Eagret mengaduk-aduk minumannya dengan malas. Minuman yang ada di depannya ini tidak menarik perhatian Eagret sedari tadi. Hanya ia aduk-aduk tanpa niat sedikit pun untuk menyentuhnya. Sahabat karibnya siapa lagi jika bukan Felly menarik nafasnya lalu membuangnya. Ia sudah tahu, pasti Eagret yang tadi menariknya paksa hingga sampai di Caffe ini sekarang dalam keadaan tidak baik. Felly memilih diam, ia ingin Eagret saja yang membuka suara tentang masalahnya itu.

        Eagret menghela nafas gusar. Bosan mengaduk minumannya saja sedari tadi, ia memilih untuk menikmatinya. Satu serupan telah masuk di dalam kerongkongan Eagret. Dua serupan kembali masuk, hingga tidak ada lagi serupan ketiga. Eagret meletakkan coklat hangat kesukaanya dengan pelan. Lalu, kembali Eagret menghela nafas gusar.

"Ly.."
Eagret angkat biacara.
"Hem.."
"Gue dijodohin"
Dua kata yang di ucapkan Eagret sontak membuat dua buah mata Felly hampir keluar dari bagiannya.
"Sama temen orang tua gue. Gue gak punya pilihan lain selain nerima perjodohan itu. Karena gue mau bahagiain Papa sama Mama"
lanjut Eagret yang lagi-lagi membuat Felly kaget setengah mati sampai ia tidak berkutik.
"Gue takut Ly, pilihan gue salah. Gue gak tau kayak apa rupa tuh jodoh gue"
Felly masih diam.

Mereka kembali hanyut ke dalam dunia masing-masing. Eagret yang sibuk dengan fikirannya tentang perjodohan itu dan Felly yang belum bisa menetralisir kekagetannya tentang perjodohan Eagret.

"Gret.."
Baru lah Felly bersuara.

Eagret hanya memandang Felly dari tundukkan wajahnya.

"Jadi lo nerima perjodohan itu?"
Tanya Felly.

Felly tampak sedih melihat wajah sang sahabat yang begitu terlihat memilukan. Sahabatnya yang biasa berwajah datar, dingin, dan terkadang menyebalkan sekarang berubah menjadi seorang yang menyedihkan tanpa ada ekapresi wajah datar dan dingin dari sang sahabat.

"Maafin gue, Gret. Gue gak bisa buat banyak untuk lo, yang gue bisa hanya mendo'akan dan mensupport lo. Ikuti kata hati lo, ikuti niat lo. Kalau tujuan lo dan niat lo untuk bahagia-in orang tua lo, maka buatlah orang tua lo bahagia dengan nerima perjodohan itu. Percaya kalau Allah selalu memberikan jalan yang terbaik untuk lo. Lo kan selalu bilang ke gue, ikuti kata hati dan niat hati kita, ya kan?"
Ujar Felly dengan tubuh sedikit bergetar.

Felly sebenarnya tidak dapat lagi menahan air matanya saat mengatakan itu semua kepada Eagret. Tetapi, ia tetap menahannya agar Eagret tidak sedih dalam perjodohan itu.

"Makasih, Ly"
Eagret langsung memeluk Felly.

Disaat Eagret memeluk Felly, Felly tidak dapat lagi membendung air matanya. Ia menangis di dalam pelukan Eagret. Felly tidak tega melihat sahabatnya ini seperti ini. Disaat besok Eagret menikah, ia tida bisa melihat wajah aspal Eagret lagi, suara dingin Eagret, sifat menyebalkan Eagret, dan semua yang berhubungan dengan Eagret lagi. Felly semakin terisak di dekapan Eagret mengingat hal itu semua. Eagret tampak bingung dengan Felly. Mengapa Felly menangis, bukankah ia yang seharusnya menangis? Itulah fikirnya.

"Udah.. malu dilihatin orang banyak"
Suara dingin Eagret kambuh lagi.

Felly yang kesal dengan suara Eagret yang berubah kembali menjadi cewek kutub langsung melepas pelukannya dan menyeka sisa-sisa air matanya yang jatuh.

"Lo itu gak berubah-ubah ya. Baru aja beberapa menit yang lalu lo bersikap manis. Eh! Sekarang berubah jadi cewek kutub cap beruang kutub"
Kesal Felly.
"Itu lah gue"
Katanya santai + cuek + dingin.
"Gimana besok suami lo ya. Langsung mati di tempat apa mati perlahan-lahan dulu ngadepin sifatnya lo yang masyaallah"
Felly menggeleng-gelengkan kepalanya membayangkan suami Eagret esok menghadapi sifat Eaget yang seperti ini.
"Gak tau"
Eagret mengangkat kedua bahunya tak acuh.

Tak...

Satu jitakan berhasil mendarat mulus di jidat Eagret yang putih mulus itu. Eagret mengaduh kesakitan sambil mengelus-elus jidatnya yang sakit.

"Lo pastiin itu jitakkan terakhir gue. Kalau nanti lo punya suami, yang ada gue gak bisa tidur tengah bolong karena di teror sama suami lo karena gue udah jitak-in lo"
Ucap Felly dengan wajah yang tidak dapat di jelaskan.
"Sadis...."
Gumam Eagret yang masih dapat di dengar oleh Felly.

Tidak berselang lama, mereka kembali akur. Tidak perlu membutuhkan waktu berlama-lama untuk saling bertengkar bagi mereka. Karena pertengkaran bagi mereka adalah sesuatu yang menjadikan mereka terus bertahan dalam sebuah persahabatan.

**********

Tidak pernah bosan saya meminta para readers untuk vote dan coment cerita saya..

Teriama kasih

Cold CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang