Felly berjalan menyusuri koridor kampus yang terlihat ramai siang ini. Ia tampak kebingungan seakan mencari sesuatu. Felly menyusuri matanya kepenjuru koridor kampus, namun hasilnya nihil. Ia kembali berjalan menjauhi koridor kampus itu menuju taman belakang kampus. Ia menyusuri dan menyusuri penglihatannya di taman itu, sampai matanya tertuju pada seorang wanita sebayanya yang sedang fokus kepada buku yang sedang ia baca. Tak butuh waktu lama, Felly langsung menghampirinya.Sekarang Felly sudah berada di depan temannya yang tampak sekali fokus dengan bukunya. Sampai-sampai ia tidak tahu bahwa Felly berada dan sedang berdiri di depannya dengan melipat kedua tangannya di dada. Felly masih diam menunggu respon dari Eagret temannya ini. Eagret? Ya, wanita itu Eagret teman sekaligus sahabat dari Felly Sanner ini. Tidak ada respon sama sekali yang ditunjukkan oleh Eagret. Ia masih tetap fokus membaca. Felly mendengus kesal. Felly kemudian duduk di samping Eagret dengan tatapan ke depan.
"Kacang-kacang mbak, seribu aja satu kantong..."
Felly berkicau tidak jelas.Eagret terkaget mendengar suara yang sangat familiar di telinganya itu. Ia pun menoleh ke samping tempat dimana Felly duduk. Eagret hanya memandang datar temannya ini.
"Apa?"
Tanya Eagret dingin.Felly menoleh ke Eagret.
"Kebiasaan...Muka datar kayak setrika-an. Lo tuh emang cocok ya sama tuh cowok aspal. Eh, maksud gue Veno. Sama-sama muka aspal, sama orang kutub, dan sama-sama ngeselin" kesal Felly.
"Apa?"
Ulang Eagret.Eagret saat ini sebenarnya lagi tidak mood untuk berdebat. Jangankan untuk berdebat, berbicara saja ia lagi tidak mood.
"Oke fine. Jadi gini, Gio tadi ngajak gue and lo untuk makan-makan"
Ucap Felly.
"Gue gak mau"Eagret langsung menjawab pasti. Ia kemudian kembali fokus kepada buku kesayangannya.
"Ayolah Gret, gue tadi udah janji sama Gio bakal bawak lo. Jadi, kalau misalnya lo gak mau, berarti gue udah ngelanggar janji gue sama Gio. Terus, kalau gue ngalanggar janji berarti gue punya hutang dong sama Gio. Terus lagi, kalau gue gak bisa bayar hutangnya sama Gio berarti gue udah dos.................."
"Gue mau"
Potong Eagret.Telinga Eagret seakan memanas mendengar ocehan tak jelas dari Felly. Hingga ia memutuskan untuk ikut ajakan dari Gio.
"Yang bener?"
Tanya Felly senang.
"Hemm"
Hanya 'hemm' lah yang menjawabnya.
"Oke kita capcus...."Tanpa aba-aba lagi, Felly dengan enaknya manarik tangan Eagret hingga Eagret terkaget dan dengan buru-buru ia membereskan bukunya yang hampir terjatuh.
"Kebiasaan"
Gerutu Eagret didalam hati.Mereka pun pergi meninggalkan taman kampus.
**********
Tempat yang ramai dengan orang-orang yang sedang menikmati harinya di tempat ini. Orang-orang yang terdiri dari berbagai macam keanekaragaman yang berbeda. Tempat ini lebih di dominasi oleh para muda mudi yang sedang bersantai maupun bekerja kelompok bersama teman-temannya. Suara deruh ombak dan angin yang meniup-niup dedaunan pohon kelapa membuat caffe ini terasa lebih nyaman dan tenang. Sehingga siapa saja yang berada disini, mereka akan dibawa oleh alam-alam khayal yang luar biasa.
Mereka, Eagret dan Felly sedang duduk santai sambil menunggu seseorang. Eagret sedari tadi hanya melihat pantai yang terbentang indah didepannya dan Felly sibuk dengan handphonenya. Eagret seakan tak pernah merasa jenuh disini, walaupun mereka sudah menunggu Gio dari setengah jam yang lalu. Biasanya, Eagret merupakan seorang yang pembosan bila menunggu. Tetapi untuk saat ini ia tak merasa bosan ataupun jenuh karena ia disuguhkan dengan pemandangan yang membuat matanya tak pernah bosan untuk melihat pemandangan itu.
Tak lama datanglah Gio. Namun, Gio tidak sendirian, ia di temani oleh dua teman karibnya. Siapa lagi, jika bukan Veno dan Heri. Dengan senyuman mengembangnya Gio dan Heri menghampiri Eagret dan Felly dengan riang gembira. Beda sekali dengan Veno yang menghampiri mereka dengan tatapan datar dan dingin. Gio, Heri, dan Veno sudah duduk dihadapan Felly dan Eagret. Eagret tak mengetahui keberadaan mereka yang sudah ada di depannya. Ia masih menikmati keindahan pantai yang berada di depannya.
"Assalamu'alaikum..."
Ucap Gio, Heri, dan Veno.Veno memberi salam dengan suara kecil, bahkan hanya ia saja yang mendengarnya.
"Wa'alaikum salam"
Jawab Felly dengan senyuman khasnya.
"Lama ya?"
Tanya Gio.
"Emm, lumayan sih.. hehehe"
Jawab Felly menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Sorry ya, tadi ada sedikit kesalahan teknis"
Ucap Heri sambil menyengir kuda.Felly mengangguk maklum. Veno, sedari tadi hanya memandangi Eagret yang sedang melihat pantai. Hidung mancung, bibir tipis, wajah putih berseri, mata biru langit, dan bulu mata yang lentik membuat pesona Eagret menyihir Veno. Heri yang menyadari bahwa Veno memperhatikan Eagret pun tersenyum jahil.
"Aduuh... kayaknya ada yang lagi ngiler nih lihatin cewek sampe segitunya"
Cemooh Heri.Semuanya beralih pandang kepada Heri. Eagret sampai tersadar dengan suara Heri yang cempreng. Veno, Gio, dan Felly menatap bingung orang yang ada di samping dan di depannya ini.
"Lo cemoohin siapa Her?"
Tanya Gio yang berada di samping Heri.Heri menarik Gio dan membisikkam sesuatu kepada telinga Gio. Gio yang mendengar bisikan Heri menahan tawanya. Sedangkan orang yang ada di sekitar mereka memandangi Gio dan Heri bingung.
"Hahahahha....."
Tawa Gio dan Heri pecah seketika setelah Heri selesai membisikkan sesuatu kepada Gio.
"Hei! Ada apa sih kalian?"
Tanya Felly bingung.
"Aduuh.. perut gue sakit bro!"
Ucap Gio.
"Iya..."
Sambung Heri.
"Hei! Kalian ada apa sih?"
Tanya Felly lagi.
"Gini Ly, tadi Heri lihat cowok lihatin cewek sampe gak berkedip..."
"Terus apa yang lucu?"
Tanya Eagret.
"Yang bikin lucu adalah....."
Heri berjeda sebentar sambil melirik Veno.Veno menaikkan alisnya bingung. Ia seolah bertanya 'ada apa?'.
"Veno tadi lihatin Eagret fokus banget, terus pake senyum-senyum sendiri lagi. Gak biasa banget Veno kayak itu"
Lanjut Heri santai.Felly dan Gio menahan tawa mereka. Sedangkan Eagret dengan perasaan malu ia memalingkan wajahnya. Veno menahan gejolak emosinya. Bisa-bisanya ia tertangkap basah oleh Heri.
"Udah deh, gak usah diperpanjang. Mendingan kita mesen makanan masing-masing" ujar Gio.
Gio melirik Veno dan melihat Veno dengan mata berapi-api menahan amarahnya. Gio mengisyaratkan kepada Veno dengan tatapan seolah berkata 'sabar'. Veno pun mulai mereda.
"Aseekk....makanan I'm coming!"
Heri kegirangan.Yang lain menggeleng-geleng kepala melihat Heri.
Mereka pun berseru selama di caffe itu. Terutama Heri yang membuat suasana yang tadi diam dan hening ia jelma menjadi suara-suara canda tawa. Veno dan Eagret yang terkadang tidak peduli dengan tawa-tawa seperti itu bisa berubah seketika akibat ulah Heri yang membuat Veno dan Eagret sesekali tertawa dan terkekeh.
"Cantik, baik, walaupun ngeselin dan cuek minta ampun, tapi gak membuat kecantikan ia luntur... eh! Kok gue malah muji nih cewek kutub sih! Wah ada yang gak beres nih sama gue!"
Batin hati Veno yang asyik memandangi Eagret yang sedang tertawa lepas.**********
Jangan lupa, vote and coment ya!😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Couple
Teen FictionWanita yang dingin bertemu lelaki yang dingin pula. Akan menjadi apa mereka? Sebuah insiden yang membuat mereka bertemu dalam sebuah benih-benih Cinta. Cinta yang tak pernah terduga sebelumnya oleh mereka berdua.