Hai guys! I'm back!
Maaf jarang nge-publis cerita. Soalnya, fikiran lagi buntu banget nih. Harap dimaklumi ya!
Happy 1k!!😂🎉..
Pertama aku sangat-sangat berterima kasih kepada Allah SWT. Dan Aku juga sangat berterima kasih banget sama kalian para readers. Makasih udah baca cerita aku yang jelek dan gak jelas ini.
Jangan lupa vote and coment ya para readers...
Vote dan coment kalian sangat berarti bagi author😊..Happy reading!
********
Hari ini mungkin untuk sebagian orang merupakan hari terburuk mereka ataupun hari terindah bagi mereka. Itu semua tergantung kepada mereka masing-masing. Bagi laki-laki ini, hari ini adalah hari terindah dan juga terburuk. Mengapa seperti itu? Baginya bisa saja ini merupakan hari terindah bila ia bisa di terima oleh keluarga sang wanita. Dan bisa juga ini merupakan hari terburuk baginya bila ia di tolak oleh keluarga sang wanita.
Veno sedari tadi hanya mondar-mandir tak jelas di kamarnya. Saat ini ia sedang gugup setengah mati. Ia tampak sedang berfikir keras dengan otaknya. Di dalam hatinya ia bertanya apa ini adalah pilihan yang tepat? Ia menjadi bingung sendiri di buatnya. Sampai terdengar suara pintu terbuka dan menampilkan sosok wanita yang ia sayangi. Veno membalikkan badannya melihat Mamanya yang telah siap dengan baju dress panjang berwarna hijau muda itu. Tante Ana menghampiri Veno yang sedang membeku di tempat.
"Kamu ada apa, Ven?"
Tanya Tante Ana sambil mengelus pundak anaknya.
"Em.. gugup, takut?"
Tanya Tante Ana lagi yang membimbing anaknya untuk duduk di atas tempat tidur milik sang anak.Veno menjawabnya dengan mengangguk.
"Tenang aja, kan masih ada Papa sama Mama yang akan selalu support kamu, sayang"
Ujar Mama Veno dengan lembutnya.Veno menikmati sentuhan lembut Mamanya yang membuat ia merasa lebih baik dari sebelumnya. Veno pun langsung saja bangkit dari tempatnya dan tersenyum mengembang menghiasi wajah tampannya.
"Thank you, Mom"
Veno memeluk mamanya erat.
"Udah ah! Yuk kita berangkat, Papa udah nunggu tuh di bawah"
Veno pun melepaskan pelukan sayangnya kepada sang mama. Kemudian, mereka ke bawah untuk bersiap pergi.**********
Mobil keluarga Veno sudah terpakir di halaman rumah kelurga Vernandez. Kaki mereka pun mulai keluar dari mobil untuk berjalan menuju rumah yang ada di depan mereka. Veno menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Om Varian melihat anaknya dengan tatapan seolah berkata 'tenang saja' kepada Veno. Veno yang mengerti akan tatapan Papanya mengangguk mengerti. Mereka mulai melangkahkan kaki mereka bersama menuju pintu berwarna coklat muda itu. Dan tak terasa, mereka telah sampai di depan pintu itu. Om Varian pun menekan bel rumah keluarga Vernandez agar seseorang yang di dalam sana dapat mendengarnya tanda bahwa terdapat tamu.
Di tempat lain, terdapat seorang wanita paruh baya yang sedang menutup buku majalahnya. Ia pun berdiri saat mendengar bel rumah mereka berbunyi dan berjalan mendekati pintu rumah. Tante Riana sang pemilik rumah membukakan pintu rumah miliknya dan melihat siapa yang bertamu ke rumahnya itu. Hingga Tante Riana melihat tiga orang yang sedang berdiri anggun di hadapannya sambil tersenyum manis. Ia melihat satu persatu orang itu mulai dari sebelah kanannya yang terlihat seseorang laki-laki yang berumur sekitar 40-an dengan memakai jas formal berwarna hitam, lalu ia kembali melihat seseorang yang berada di tengah yang masih terlihat muda dan tampan fikir Tante Ana, dan ia melihat ke kiri sesosok yang ia rasa tak asing di matanya. Seorang wanita yang berumur sama sepertinya dengan dress panjang berwarna hijau muda yang terlihat cantik ia pakai. Sambil mengingat-ingat siapa seorang wanita ini, hingga fikiran Tante Riana ingat akan sesosok yang tak asing di matanya.
"Ana?"
Gumam Tante Riana kepada Mama Veno.Tante Ana terlihat bingung, namun kebingungan itu ia gantikan dengan senyum bahagia melihat Tante Riana yang ada di hadapannya.
"Riana?"
Guman Tante Ana pula.
Tante Riana pun mengangguk pasti.
"Aa! Ana!"
Teriak kedua wanita itu bersamaan dan mereka berpelukan.
"Silahkan masuk, yuk!"
Tante Riana mempersilahkan tamunya masuk dengan bahagia. Berbeda dengan Veno dan Papanya yang masih dilanda kebingungan melihat kedua wanita itu saat bertemu.Keluarga Veno sudah duduk manis di ruang tamu milik keluarga Vernandez. Tante Riana sejak tadi terus berbincang bersama Tante Ana, mereka seperti dua orang teman yang sudah lama tak bertemu fikir Veno. Veno dan Om Varian pun mereka abaikan. Tak lama kemudian, datanglah seseorang yang di duga adalah pembantu dari Tante Riana yang membawa nampan berisi minuman dan makanan. Setelah menaruh minuman dan makanannya, Bibi itu pamit pergi setelah Veno, Papanya, Mamanya, dan Tante Riana mengucapkan terima kasih kepada Bibi itu.
"Silahkan di makan dan di minum. Maaf ya, cuman ini yang ada di rumah kami"
Basa-basi Tante Riana.
"Ah! Gak apa-apa kok, An. Ini aja udah cukup"
Timpal Tante Ana.
"Oh ya, ngomong-ngomong ini siapa kamu? Suami sama anak?"
Tanya Tante Riana yang penasaran.Karena jujur saja, Tante Riana dan Tante Ana sudah lama tidak bertemu dari mulai SMA, jadi wajar saja Tante Riana penasaran dengan dua orang yang di bawa oleh Tante Ana. Tante Ana mengangguk sambil tersenyum manis.
"Iya, An. Ini suamiku dan anakku. Kamu? Mana suami sama anak kamu?"
Ucap Mama Veno.
"Oh iya! Aku hampir lupa. Suami aku ada di ruang kerjanya, kalau anak aku sih lagi kuliah, An. Aku panggil suami aku dulu ya"
Tante Riana pergi meninggalkan mereka disana.
Sesudah Tante Riana pergi meninggalkan keluarga Varian, berbagai pertanyaan sudah disiapkan oleh Veno dan Papanya."Mama udah kenal sama Tante Riana?"
Tanya Veno yang penasaran.Tante Ana memandang anaknya dengan senyuman. Lalu, ia mengangguk dan kembali menyerup minumannya.
"Tante Riana atau yang sering mama panggil Ana itu adalah teman mama sewaktu mama duduk di bangku SMA. Jadi, waktu kami sudah tamat kami gak ketemu lagi deh. Ya udah, jadinya sekali ketemu kayak ini"
Jelas Tante Ana serius.
"Lagian, kamu gak ngomong sama mama sih! Kalau Tante Riana yang akan jadi mertua kamu"
Sambung Mama Veno.
"Ya mana aku tau, Ma"
Bantah Veno.
"Udah, ah!"
Om Varian meleraikan pertengkaran antara ibu dan anak ini.**********
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Couple
Teen FictionWanita yang dingin bertemu lelaki yang dingin pula. Akan menjadi apa mereka? Sebuah insiden yang membuat mereka bertemu dalam sebuah benih-benih Cinta. Cinta yang tak pernah terduga sebelumnya oleh mereka berdua.