Sunyi, diam, dan hanya terdengar suara-suara manusia yang sedang berada di kantin ini. Suasana ini sudah terjadi sekitar 5 menitan. Diantara mereka tidak ada yang ingin memulai pembicaraan. Masih sama-sama diam dan diam. Eagret yang sejak tadi sibuk membaca novel, Veno yang sibuk dengan handphonenya dan mereka hanya sibuk kedalam dunia mereka masing-masing.Veno yang mulai jenu dengan suasana ini, mencoba untuk membuka suara namun lidahnya tidak bisa untuk bergerak. Entah apa yang membuat lidahnya tidak bergerak, entah karena ego gengsinya ataupum itu, ia tak tahu. Dan akhirnya ia hanya berdehem. Eagret menoleh sekilas ke arah Veno, namun setelah itu ia kembali menatap novelnya. Veno yang merasa tak ada respon dari Eagret pun memutuskan untuk membuka mulut.
"Ekhem... lo gak bosan?"
Basa basi Veno.
"Iya"
Singkat, padat, dan jelas.
"Lo gak capek baca terus?"
Tanya Veno yang heran dengan Eagret sedari tadi hanya membaca dan membaca.
"Gak"
Jawaban singkat.
"Lo?"
Tanya Eagret yang masih fokus pada novelnya.
"Apa?"
"Lo gak bosan main handphone terus?"
Tanya Eagret.
"Gak"
Jawaban yang singkat sama seperti Eagret.Eagret hanya ber-oh saja.
"Jarang-jarang ada cewek kayak lo"
Ucap Veno tanpa sadar.
"Gue? Emang ngapa?"
Tanya Eagret bingung.
"Biasanya juga kalau cewek itu bersikap manis, feminim, dan ceria. Kalau lo mah, kebalikan.."
Seru Veno menatap lurus kedepan.
"Terus.."
Kata Eagret cuek.
"Lo itu sih, udah tomboy, kasar, jutek, cuek, dingin, dan muka tembok lagi
Jelas Veno.
"Lo nya?"
Tanya Eagret cuek.
"Gue? Apa?"
"Ya lo gak nyadar"
"Gue gak nyadar?"
Tanya Veno bingung.
"Lo itu ya, selain punya muka datar kayak aspal tapi juga punya otak datar"
Cemooh Eagret.
"Lo itu gak nyadar, apa yang lo bilang ke gue itu, juga ada didalam diri lo"
Sambung Eagret.
"Gue gak merasa"
Kata Veno dingin.Eagret menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya.
Kembali kepada suasana yang sudah biasa terjadi. Di dalam keheningan itu, terdengar suara notifikasi dari handphone Veno. Veno membukanya dan melihat siapa yang mengirim pesan untuknya. Veno menaikkan satu alisnya.
By : Gio
"Eh Ven, sorry ya gue langsung pulang nih. Mama gue nelfon gue dari tadi. So, gue gak bisa balik ke kantin. Bilang juga ke Eagret, kalau Felly gue ajak"
Itu lah pesan dari Gio. Tak lama kemudian, datang lagi sebuah pesan masuk.
By : Heri
"Ven, gue gak bisa balik ke kantin nih. Gue ada urusan keluarga bentar lagi. Jadi, gue mau buru-buru banget pulang. By : your love😚"
Veno merasa jijik dengan isi pesan Heri. Ia nampak bingung dengan dua temannya ini. Ia merasa ada yang sesuatu yang direncanakan oleh kedua sahabatnya. Tetapi ia tidak mengambil pusing.
Ting....
Suara tanda masuk pesan yang ada pada handphone Eagret. Eagret mengambil handphonenya di atas meja itu dan melihat isi pesannya. Ternyata isi pesan itu dari Felly.
By : Felly
"Assalamu'alaikum cewek kutub. Gue mau ngomong nih sama lo. Gue gak bisa balik ke kantin nih. Soalnya tadi mama sih Gio nelfon Gio supaya ia pulang. Terus, Gio ngajak gue untuk kerumahnya. Sorry ya girl, nanti kalau lo pulang bareng sih Veno aja, Oke..! Udah itu aja deh. Bye..."
Eagret membuang nafasnya kesal.
Veno melirik ke arah Eagret. Ia melihat raut kesal wajah Eagret.
"Ada apa?"
Tanya Veno.
"Apanya?"
Eagret balik bertanya.
"Wajah lo keliatan kesel gitu"
"Gak ada"
Bantah Eagret.Eagret memasukkan bukunya ke dalam tas lalu ia berdiri untuk segera beranjak dari tempat itu. Tetapi, seketika langkahnya terhenti oleh genggaman tangan seseorang yang menggenggam tangannya. Ia menoleh ke belakang.
"Lo mau kemana?"
Tanya Veno yang masih setia memegang tangan Eagret.
"Pulang, tadi gue dapat sms dari Felly kalau dia dengan Gio gak bisa ke sini lagi"
Ucap Eagret datar.
"Oh.."Eagret melirik ke tangannya yang masih dipegang oleh Veno.
"Ekhem.. maaf, boleh lo singkirkan tangan lo dari tangan gue"
Seru Eagret yang spontan membuat Veno melepaskan genggamannya.
"Eh, sorry. Oh ya, ngomong-ngomong lo pulang bareng siapa?"
Tanya Veno yang sedikit gugup.
"Sendiri.."
"Pake?"
"Taksi mungkin"
Eagret menjawab ragu.
"Kalau lo mau, lo pulang sama gue aja"
Tawar Veno.Eagret tampak menyipitkan matanya. Ia masih tak percaya akan tawaran Veno.
"Ngapa?"
Tanya Veno bingung.
"Gue pulang sama lo?"
Ucap Eagret menyakinkan.
"Ya itu kalau lo mau, kalau gak mau ya gak masalah"
Kata Veno enteng.
"Tenang aja, gue gak akan macam-macam sama lo"
Sambung Veno.Eagret tampak berfikir sejenak. Pada akhirnya ia mengangguk.
**********
Disini lah mereka berada. Di dalam sebuah mobil milik Veno. Veno tampak fokus kepada kemudinya dan Eagret yang membuang wajahnya ke jendela mobil. Sejak dari kampus mereka, hanya ada kesunyian. Tidak ada satu pun satu kata yang mereka lontarkan. Sesekali Veno tampak melirik Eagret yang ada disebelahnya. Veno yang merasa suasana semakin mencekam memutuskan untuk membuka suara.
"Rumah lo dimana?"
Tanya Veno yang sedang fokus menyetir.
"Di jalan merpati, no.15, deket RS. Indah Jaya"
Eagret menjawab tanpa menoleh ke Veno.
"Oh"
"Tumben lo pake mobil?"
Tanya Eagret.
"Gue lagi males pake motor aja"Eagret menanggapinya dengan ber-oh ria.
"Kalau lo tumben gak pake mobil?"
Tanya Veno.
"Mobil gue di bengkel"
Ucap Eagret.
"Stop!"
Eagret menyetop mobil Veno.Veno memandang Eagret seolah bertanya 'ada apa?'.
"Nih rumah gue"
Eagret yang tahu arti wajah Veno menjawab dengan menunjuk rumah yang ada di sebelah mobil Veno.Eagret kemudian turun dari mobil Veno.
"Makasih"
Satu kata yang di ucapkan oleh Eagret. Lalu, ia berjalan memasuki rumah.Veno melihat Eagret dari kaca mobilnya hingga Eagret menghilang dari balik pintu.
"Dasar cewek kutub"
Tanpa sadar Veno mengukir sebuah senyuman.
"Eh! Ngapa gue senyum-senyum sendiri.. arghh!"
Veno mengacak rambutnya.Setelah itu, ia melesetkan mobilnya menjauh dari rumah Eagret.
*********
Maaf kalau jelek ya guys. ~_~
Jangan lupa vote and coment ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Couple
Teen FictionWanita yang dingin bertemu lelaki yang dingin pula. Akan menjadi apa mereka? Sebuah insiden yang membuat mereka bertemu dalam sebuah benih-benih Cinta. Cinta yang tak pernah terduga sebelumnya oleh mereka berdua.